Kesaksian Kapten saat KM Bandar Nelayan Diterjang Badai di Samudera Hindia
Mereka terombang-ambing di laut selama 4 hari sebelum ditolong kapal Jepang dan Australia.
19 Anak Buah Kapal (ABK) Kapal Bandar Nelayan 188 terlihat mengenakan jas pelampung warna oranye saat turun dari KRI Escolar-871 di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, Jumat (21/5) pagi. Mereka dievakuasi dengan KRI Escolar-871 yang digiring oleh kapal Angkatan Laut Australia HMAS ANZAC.
Satu per satu ABK dengan tertib turun ke dermaga. Sujud syukur sembari mengusap wajah nampak terlihat saat para ABK menginjakkan kaki di Pelabuhan Benoa.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan Kapal San Jose tenggelam? Kisah Tenggelamnya Kapal San Jose 8 Juni 1708 menjadi pertempuran antara armada Spanyol dan komandan Inggris, Charles Wager, di dekat Cartagena, Kolombia.
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
Kendati langkah kaki terlihat letih dan wajah lesuh, mereka terlihat tertib mendekati petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Denpasar. Tubuh dan barang bawaan mereka disemprot cairan disinfektan diukur suhu tubuh, serta cuci tangan untuk penularan Covid-19.
©2021 Merdeka.com/Kadafi
Dari cerita Kapten Kapal Bandar Nelayan 188 yaitu Murdiono (41) asal Cilacap Jawa Tengah, saat peristiwa nahas itu dirinya bersama 19 kawan lainnya di antara hidup dan mati saat kapalnya diterjang badai lebih dari 7 meter.
"Iya, tak bisa dibayangkan antara hidup dan mati. Saya kaptennya," kata Murdiono di Pelabuhan Benoa.
Dia bercerita, bahwa ada satu temannya yang terluka bernama Tarno dan sempat dirawat di Rumah Sakit di Australia dan menjalani transplantasi. Jari telunjuknya terpaksa diamputasi. Namun rekannya sudah kembali ke Jakarta lewat jalur udara setelah kondisinya membaik.
Murdiono, yang sudah menjadi Kapten Kapal Bandar Nelayan 188 selama 3 tahun ini mengatakan, saat terombang-ambing di tengah laut dengan kondisi kapal yang setengah tenggelam merasa bersyukur bisa ditolong oleh kapal ikan Jepang dan Kapal dari Australia.
"Kita ketemu kapal Jepang dulu, terus ketemu Kapal Australia dan langsung ke sini," ujar dia.
Dia bersama kawan sejawatnya terombang-ambing selama empat hari. Saat musibah itu, dia makan seadanya di kapal tersebut untuk bertahan hidup.
"Empat harian. Makan iya seadanya. Kita bawa biskuit dan coba bertahan hidup sambil (menunggu) bantuan datang.
Kita, sudah diterjang badai dan yaudah kita pasrah sajalah sama yang diatas, yang penting kita tetap semangat," kata dia.
Tak lupa dia mengucapkan terima kasih kepada Kapal Ikan Jepang dan Kapal Australia serta pemerintah Indonesia, yang telah menolongnya dan rekan-rekannya. "Terima kasih kepada Jepang, Australia dan Indonesia yang sudah menjembatani kita pulang dan bertemu keluarga," ujar Murdiono.
Seperti yang diberitakan, sebelumnya kapal penangkap ikan, KM Bandar Nelayan 188 mengalami kebocoran sehingga nyaris tenggelam di Samudra Hindia. Informasi tentang peristiwa yang terjadi pada Kamis (13/5) lalu, itu didapat Basarnas sekitar pukul 09.10 Wita.
Kapal tersebut, bertolak dari Pelabuhan Benoa, Bali, sejak tanggal 8 April 2021 menuju Fishing Ground. Posisi kejadian koordinat 31° 10.70' S 102° 16.32' E radial 206°/ 1.520 Nm dari Kantor Basarnas Bali dan radial 270°/ 697Nm dari Perth Australia.
"Pihak Basarnas berkoordinasi dengan JRCC Australian untuk mengambil aksi," kata Gede Darmada Kepala Kantor Basarnas Bali, Jumat (21/5).
Kemudian, JRCC langsung mengeluarkan broadcast darurat kepada kapal- kapal di area tersebut dan mengerahkan Perth Challenger menuju lokasi. Setelah, ditemukan posisi kapal, selanjutnya menjatuhkan dua sekoci penyelamat. Akhirnya pada Sabtu (15/5) pukul 07.00 WIB diterima info dari Japan CG ke JRCC Australia bahwa FV Fukuseki Maru 15 telah menyelamatkan sebanyak 20 ABK KM Bandar Nelayan.
"Selanjutnya ditransfer ke kapal Australia Hmas Anzac dan dibawa ke Australia," tandasnya.
Baca juga:
Dihantam Badai, KM Bandar Nelayan 188 Kecelakaan di Perairan Australia
Dibantu Australia, 19 ABK Bandar Nelayan Kecelakaan di Samudera Hindia Dibawa ke Bali
Bawa Bom Ikan Menuju Raja Ampat, 4 Nelayan Ditangkap di Perairan Sorong
Kemudi Kapal Patah, 4 Warga Tual Terombang-Ambing di Perairan Maluku
6 Jam Terombang-ambing Akibat Speedboat Mati Mesin, 5 Nelayan Dievakuasi Basarnas
Speedboat Mati, 2 Nelayan di Tarakan Terombang Ambing di Lautan