Kesaksian Suami Saat Istrinya yang Hamil Diduga Ditolak RSUD Subang Lalu Meninggal
"Saya hanya ingin yang terjadi pada istri saya ini kejadian yang terakhir, jangan sampai menimpa orang lain," ucap Juju lirih.
Juju Junaedi, suami almarhum Kurnaesih (39), ibu hamil yang dikabarkan meninggal dunia setelah ditolak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciereng, Kabupaten Subang, Jawa Barat, berbicara soal dialami istrinya. Meski dia mengaku bingung peristiwa yang terjadi Februari lalu baru viral sepekan terakhir.
"Saya tidak tahu mengapa kejadiannya baru viral sekarang-sekarang ini. Sebab peristiwanya itu terjadi pada 16 Februari 2023 lalu," kata Juju, di Desa Buniara, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang. Demikian dikutip dari Antar, Rabu (8/3).
-
Apa profesi ibu dari Pratama Arhan? Arhan adalah putra dari seorang ibu yang berprofesi sebagai tukang sayur keliling.
-
Kenapa menjahit dianggap berbahaya bagi ibu hamil? Dalam larangan tersebut diungkapkan bahwa menjahit saat hamil dapat menyebabkan bayi lahir cacat atau mengalami bibir sumbing. Mengerikan, bukan? Namun, apakah benar demikian?
-
Di mana Ibu Imakulati mengabdi sebagai guru? Di Tanzania, ia mengabdi menjadi seorang guru pada sebuah sekolah.
-
Siapa Halimah Agustina Kamil? Halimah Agustina Kamil, Sorot Elegan dalam Lingkaran Keluarga Cendana, Mantan Istri Putra Ketiga Soeharto, Bambang Trihatmodjo.
-
Kapan Habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi meninggal? Makam Habib Muhammad meninggal di Kota Surabaya pada tahun 1917 Masehi.
-
Apa yang paling ditunggu oleh Ibu Hamil? Salah satu momen yang sangat ditunggu-tunggu ibu hamil adalah ketika melakukan USG untuk melihat kondisi janin di kandungan.
Dia bercerita. Kejadian bermula pada 16 Februari 2023 lalu. Saat itu, istrinya akan melahirkan anak ketiga dibantu oleh bidan desa. Namun karena kondisinya drop sang istri dibawa ke puskesmas. Lalu dirujuk ke RSUD Ciereng, Subang.
"Perjalanan dari sini (rumah) ke RSUD Ciereng sekitar 1,5 jam," katanya.
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai penjaga kolam ikan itu tidak mendengar jelas apa obrolan antara bidan dan pihak RSUD saat itu. Juju kala itu dalam kondisi panik.
Namun yang masih ia ingat, pihak rumah sakit mengatakan kalau pasien dari Tanjungsiang belum ada konfirmasi dari puskesmas.
Akhirnya bidan membantu dengan menelepon sejumlah rumah sakit terdekat. Upaya tidak membuahkan hasil karena tidak ada ruangan ICU yang kosong.
"Kemudian inisiatif dibawa ke RS Hasan Sadikin Bandung lewat Jalancagak. Di perjalanan sudah masuk Bandung di Jalan Cipaganti meninggal," kata dia.
Ia mengaku tidak tahu mengapa kejadian tersebut baru viral saat ini. Sebab, sejak kejadian pertengahan Februari lalu. Juju pun sudah mengikhlaskan istri dan bayi dalam kandungannya yang meninggal dunia.
"Saya setelah kejadian saya tidak lapor ke mana-mana. Saya mah tak mau ribet. Mungkin orang tahu dari mulut ke mulut. Saya tidak ada pikiran untuk menuntut atau apa," kata Juju Junaedi.
"Saya hanya ingin yang terjadi pada istri saya ini kejadian yang terakhir, jangan sampai menimpa orang lain," ucapnya lirih.
Sementara itu, bidan Iis yang menangani Kurnaesih bercerita almarhumah hanya tiga kali periksa kehamilan. Yakni pada minggu ke-30, ke-36 dan ke 39. Kondisi kehamilan pun normal meski sudah memasuki usia rawan.
Di hari kejadian, kata dia, Kurnaesih mengalami muntah darah dan pingsan sehingga harus dibawa ke puskesmas dan dirujuk ke RSUD Ciereng, guna mendapatkan pertolongan lanjutan.
Karena ICU Ciereng dan rumah sakit sekitar penuh, maka ibu tersebut dibawa ke RS Hasan Sadikin Bandung yang lebih besar dengan harapan ada ruangan dan peralatan yang lebih memadai.
"Sudah kontak ke rumah sakit terdekat pada penuh, jadi menuju RSHS yang lebih besar. Jadi problemnya hanya itu saja perjalanan jauh," kata dia.
(mdk/lia)