Ketika Pertanian Organik jadi Industri Kreatif Petani Muda
"Kami memulai di tahun 2019. Belajar sedikit demi sedikit lewat jejaring petani organik,"
Satu ton lebih padi varietas Mentik Susu dipanen dari sawah seluas 4.200 meter persegi. Hasil panen itu peluh keringat dari sepuluh petani muda. Mereka rata-rata berusia 29 tahun.
Hampir dua tahun sudah, mereka menyewa lahan di Desa Karangpetir, Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga. Para petani muda itu bercocok tanam menggunakan pupuk organik dan pestisida alami. Mereka menamakan diri Harvest Mind.
-
Apa yang dibuat oleh Rumah Produksi Kelorida di Bantul? Selain digunakan untuk produksi, Ida juga menanam daun kelor sendiri di rumahnya. Selain mengambil daun dari rumah sendiri, Ida juga mendapat pasokan kelor dari anggota Kelompok Tani (KWT) Ngudi Rejeki. Ida membeli langsung daun kelor tersebut.
-
Apa yang diproduksi di Kampung Bebek Banyuwangi? Tiap hari dari para peternak yang tergabung dalam kelompok ternak Makmur Mandiri itu, mampu memproduksi sekitar 2.000 ekor bebek potong yang siap dipasarkan.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Apa yang ditemukan di Kawasan Industri Batang? Pada tahun 2019, seorang arkeolog asal Prancis bernama Veronique de Groot menemukan sebuah situs diduga candi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, Batang.
-
Apa komoditas pertanian unggulan yang sedang dikembangkan di Banyuwangi? Pemkab Banyuwangi terus memacu produksi potensi pertanian, terutama komoditas yang banyak diminati pasar. Salah satunya pisang cavendish atau ambon putih.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
Pada mulanya, para petani muda ini bertemu dalam gerakan literasi di Purbalingga yakni Perpustakaan Jalanan. Mereka kerap berdiskusi soal konflik agraria. Sebagian di antara mereka terlibat menggalang gerakan solidaritas penyelesaian konflik agraria di sejumlah daerah.
Singkat cerita, kenyataan pahit para petani dan lahan pertanian yang kerap jadi korban pembangunan mengusik lubuk hati. Persoalan-persoalan itu lantas memantik untuk berpraktik langsung menjaga dan merawat pertanian sebagai gerakan anak muda kembali pada pertanian.
"Kami memulai di tahun 2019. Belajar sedikit demi sedikit lewat jejaring petani organik," kata Niki Sulaiman Akbar pada merdeka.com, Selasa (30/6).
Niki dan teman-temannya lantas membangun kolektif bernama Harvest Mind. Bekerja sama tanpa hierarki, empat orang terlibat langsung dalam pengolahan lahan secara organik. Sedangkan, enam orang lainnya berfokus pada desain kemasan serta promosi hasil pertanian dan kampanye lingkungan.
Di tahun pertama, mereka berhasil memanen 1,5 ton padi. Di tahun kedua, hasil produktivitas turun jadi 900 kilogram (kg). Pada Mei 2020, di tengah serbuan hama wereng, mereka berhasil memanen 1,3 ton padi.
Kolaborasi dengan Komunitas Kreatif
Hasil panen itu, dipromosikan secara kreatif di media sosial dan dikemas secara menarik. Pada panen kedua semisal, Harvest Mind berkolaborasi dengan band Black Metal Bvrtan yang lirik-lirik lagunya kerap menceritakan budaya agraris, kehidupan dan penderitaan petani.
Daya jangkau konektivitas digital membuat produk Harvest Mind diminati banyak kalangan. Produk mereka menyebar ke Yogyakarta dan Jakarta.
"Kolaborasi dengan Bvrtan bentuknya desain kemasan 2 kg beras. Kami sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan komunitas-komunitas kreatif yang memiliki kepedulian pada lingkungan dan pertanian," kata Niki.
Gerakan Harvest Mind juga berjejaring dengan Koperasi Aliansi Organik Banyumas (AOB). Lewat jejaring ini para petani organik terhimpun untuk bertukar pengetahuan, pengalaman serta barter benih.
Ketua AOB, Dirto mengatakan kehadiran Harvest Mind membawa harapan bahwa pertanian ternyata tak ditinggalkan oleh anak-anak muda. Ia bahkan takjub, para petani muda di Harvest Mind menerapkan pertanian organik. Dia kagum karena praktik pemeliharaan serta perawatan pertanian organik lebih rumit. Serta hasil panen sangat berpotensi bisa drop sampai 50%.
"Saya bangga mereka tidak nanggung. Kehadiran Harvest Mind memantik anggota kami yang rata-rata berusia di atas 45 tahun lebih semangat lagi," kata Dirto.
Manfaatkan Lini Maya
Gerakan untuk kembali bertani pada kalangan anak muda, bagi Dirto juga membuka pendekatan baru dalam penjualan hasil pertanian. Anak muda, singkatnya kata Dirto, membawa kreativitas dalam cara memasarkan produk. Mereka pandai memanfaatkan dunia maya.
Harvest Mind memang nampak memanfaatkan daya jelajah media digital sebagai jaringan serba terbuka. Menyebar luaskan gagasan untu bertani sembari berkampanye menjaga lingkungan semisal dipublikasikan lewat pembuatan podcast.
"Dengan podcast kami bisa menyebarluaskan pengalaman kami mengolah lahan ke khalayak lebih luas," kata Niki.
Media digital, sekaligus pula jadi lingkungan hidup baru publikasi produk pertanian, serta jembatan penghubung antara petani dengan para calon konsumen. Kreativitas itu, bersumber dari satu harapan, pentingnya menjaga ketahanan pangan dan mandiri secara ekonomi dengan bertani.
(mdk/ray)