Ketua DPR: Perlu Kolaborasi Pemerintah & Stakeholder Pendidikan Ciptakan Sekolah Ramah Anak
Puan Maharani menegaskan, perlindungan terhadap anak dan remaja dari perundungan (bullying) di sekolah haruslah menjadi prioritas utama semua pihak.
Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan, perlindungan terhadap anak dan remaja dari perundungan (bullying) di sekolah haruslah menjadi prioritas utama semua pihak. Puan menekankan akan pentingnya peran Pemerintah dan stakeholder di bidang Pendidikan dalam memberi panduan serta pengawasan agar terciptanya sekolah ramah anak.
Puan juga mengatakan bahwa sekolah memiliki tanggung jawab terhadap setiap siswanya. Selain menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, menurut Puan, sekolah juga harus jadi tempat nyaman bagi peserta didik dan menjadi wahana tumbuh kembang yang menyenangkan.
- Banyak Kasus Perundungan Anak, Puan Maharani Dorong Perbanyak Program Anti-Bullying
- Perlakuan dan Penolakan Tegas dari Masyarakat Berperan Penting dalam Pencegahan Perundungan
- DPR Minta Organisasi Profesi Kedokteran Jadi Penggerak Penghapusan Bullying di PPDS
- Kala Puan Maharani Bicara Tentang Hak Anak Indonesia
"Semua harus berkolaborasi dan bekerja sama untuk menciptakan lingkungan dan pendidikan yang sehat untuk anak. Kita harus berkomitmen menghadirkan sekolah yang ramah anak sehingga anak-anak kita sebagai calon pemimpin bangsa ke depan bisa bertumbuh menjadi generasi unggul," ungkap Puan, Jumat (13/9/2024).
Dengan maraknya kasus perundungan yang dilakukan anak dan remaja di beberapa daerah, Puan menyebut sekolah bisa melibatkan pihak eksternal untuk pembinaan siswa. Misalnya lembaga anti-narkoba, psikolog dan influencer pendidikan. Di luar pendidikan akademik, Puan menyebut Pemerintah juga dapat memperluas program kegiatan untuk anak-anak sekolah.
"Seperti kompetisi olahraga dan seni, atau kegiatan pendidikan leadership dan kegiatan yang bisa menunjang prestasi lainnya. Dengan banyaknya kegiatan, literasi anak-anak pastinya akan bertambah jadi anak-anak dapat memiliki perilaku dan pemikiran yang baik dan berkembang ke arah yang lebih positif," ujar Puan.
Puan mengatakan, Negara tidak bisa membiarkan generasi muda Indonesia kini tumbuh di lingkungan yang memberi rasa takut karena perundungan.
"Ini adalah masalah yang membutuhkan pendekatan holistik, melibatkan semua pihak, baik sekolah, pemerintah bersama DPR, orangtua, dan berbagai elemen masyarakat lain, terutama yang berfokus pada dunia pendidikan," ucap Puan.
"Sekolah pun adalah tempat di mana anak-anak dan remaja seharusnya merasa aman, belajar, dan berkembang dengan baik. Di sekolah anak bukan hanya menimba ilmu, tapi juga tempat mencari jati diri. Maka kekerasan apapun bentuknya tidak boleh terjadi di sekolah," pungkasnya.
- Pilkada Jatim, Risma Bakal Terapkan SLTA Tanpa Bayar dan Makan Siang Gratis
- Nestapa Petani di Bromo, Diperintah Rawat Tanaman Ternyata Ladang Ganja Berujung Bui
- Gempa Bumi 5,3 Magnitudo Guncang Padang Sidempuan
- Veddriq Leonardo, Peraih Medali Emas Olimpiade Paris 2024 Dapat Tiket Pesawat Gratis Seumur Hidup
- Operasi Sikat Jaya, 341 Orang Terlibat Kasus Kriminal Dalan Kurun Waktu 15 Hari
Berita Terpopuler
-
VIDEO: Jokowi Tak Mau Buru-Buru soal Pindah ke IKN "Pindahan Rumah Ruwetnya Saja Kayak Gitu"
merdeka.com 19 Sep 2024 -
VIDEO: Jokowi soal Pindah ke IKN "Semua Harus Dipersiapkan, Tinggal Bawa Baju"
merdeka.com 19 Sep 2024 -
Respons Jokowi soal Seskab Definitif Pengganti Pramono Anung
merdeka.com 19 Sep 2024 -
Jokowi: Pekerjaan akan Hilang 85 Juta di Tahun 2025, Muncul Otomasi & AI
merdeka.com 19 Sep 2024 -
Jokowi Cerita Sempat Dibisiki 'Hati-hati Digulingkan' Saat Ingin Ambil Alih Freeport
merdeka.com 19 Sep 2024