Khawatir roboh, Gubernur Aceh minta bangun jembatan Lamnyong
Jembatan ini juga penghubung lintasan puluhan ribu mahasiswa yang sedang menimba ilmu di beberapa kampus di Aceh.
Gubernur Aceh, Zaini Abdullah khawatir dengan keberadaan jembatan Lamnyong, Banda Aceh semakin padat arus lalu-lintas setiap harinya. Sehingga orang nomor satu di Aceh ini kembali mengingatkan pada Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) agar tidak luput memasukkan anggaran pembangunan jembatan tersebut.
"Itu jembatan Lamnyong harus menjadi prioritas untuk dianggarkan dalam APBA (Anggaran Pendapatan Belanja Aceh) tahun 2015," kata Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, Kamis (8/1) di Pendopo disela-sela Coffee Morning.
Kata Zaini, penting ini dilakukan perbaikan untuk menghindari terjadi hal yang tidak diinginkan. Karena setiap hari, terutama pagi di jembatan ini banyak dilalui oleh kendaraan umum, roda dua maupun roda empat.
"Memang jembatan itu saya yakin masih kuat, tetapi alangkah lebih baik kita bangun lain agar terhindar hal yang tidak kita inginkan," jelasnya.
Tegasnya lagi, bila jembatan ini terus dibiarkan dengan volume lalu lintas semakin meningkat. Zaini Abdullah mengkhawatirkan lama-kelamaan jembatan ini akan runtuh. "Kalau tidak diperbaiki diprediksikan akan runtuh nanti," tegasnya.
Jembatan Lamnyong, Banda Aceh merupakan jembatan melintasi sungai Krueng Daroi-kanal banjir yang dibangun pemerintah di masa Gubernur Aceh, Ibrahim Hasan. Sungai ini dibangun untuk mengantisipasi terjadi banjir di Banda Aceh saat dilanda hujan lebat.
Jembatan ini juga penghubung lintasan puluhan ribu mahasiswa yang sedang menimba ilmu di beberapa kampus yang dikenal dengan kota pelajar di Aceh. Diantaranya terdapat kampus Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Banda Aceh dan sejumlah kampus lainnya.
Sementara itu, Ketua DPR Aceh, Tgk Muharuddin mengaku pada dasarnya DPR Aceh pada tahun 2014 lalu sudah pernah menganggarkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Aceh Perubahan (APBA P). Saat itu telah dianggarkan sebanyak Rp 15 miliar untuk pembangunannya.
"Sudah pernah dianggarkan, mungkin karena di APBA P, waktu yang sempit, termasuk merancangnya, makanya belum terealisasikan," ungkap Muharuddin.
Lanjutnya, Muharuddin berjanji akan menganggarkan kembali anggaran tersebut dalam APBA tahun 2015 sebesar Rp 15 miliar untuk pembangunan jembatan tersebut. "Kita akan anggarkan kembali tahun ini," imbuhnya.
Baca juga:
Gubernur Aceh ingin renovasi Masjid Raya Baiturrahman dipercepat
Diduga aliran sesat, warga Aceh gerebek markas Ormas Gafatar
Harga ikan, cabai, bawang dan tomat turun drastis di Aceh
Serda Erik, anggota Polisi Militer TNI AD masuk Islam di Aceh
Kemenag sebut Aceh kini jadi sasaran penyebaran aliran sesat
Malam tahun baru, tak ada pesta kembang api di Banda Aceh
-
Kapan Teuku Mohammad Hadi Thayeb menjadi Gubernur Aceh? Setelah menjadi Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional atau Lemhannas, Hadi tidak berhenti berkecimpung di panggung politik. Pada tahun 1981, Hadi pun terpilih menjadi Gubernur Aceh periode 1981 hingga 1986.
-
Siapa Abu Bakar Aceh? Abu Bakar Aceh, seorang tokoh intelektual tersohor asal Aceh yang telah melahirkan banyak karya di bidang keagamaan, filsafat, dan kebudayaan.
-
Kapan Teuku Nyak Arif menjadi Gubernur pertama Aceh? Tepat pada 29 Agustus 1945, Nyak Arif ditunjuk menjadi Ketua Komite Nasional Indonesia Daerah Aceh. Bahkan, dirinya rela menjual aset pribadi miliknya untuk memikul biaya demi kelancaran mempertahankan Indonesia. Hingga sampai pada 3 Oktober 1945, Nyak Arif diangkat menjadi Residen atau gubernur Aceh pertama.
-
Di mana Abu Bakar Aceh dilahirkan? Profil Singkat Aboebakar Atjeh atau disebut juga Abu Bakar Aceh ini lahir di Peureumeu, Aceh Barat pada tanggal 28 April 1909.
-
Apa yang dilakukan di Aceh saat Meugang? Mereka pastinya tidak ketinggalan untuk melaksanakan Meugang bersama keluarga, kerabat, bahkan yatim piatu. Tak hanya itu, hampir seluruh daerah Aceh menggelar tradisi tersebut sehingga sudah mengakar dalam masyarakatnya.
-
Siapa yang berhasil melumpuhkan panglima Gerakan Aceh Merdeka? Salah satu kelompok yang berpengaruh dalam Operasi Pemulihan Keamanan di Aceh ini adalah pasukan Batalyon Infantri 330 Tri Dharma. Mereka yang berhasil melumpuhkan panglima Gerakan Aceh Merdeka.