Kisah Brankas dan Kamar Tanpa Pintu di Gedung Kembar Rajabally Malang
Kota Malang memiliki bangunan ikonik bersejarah berupa 'gedung kembar' di perempatan Rajabally, Kawasan Kayutangan. Bentuk bangunan gedung serupa dengan dua gapura pintu gerbang di kiri dan kanan mulut Jalan Semeru.
Kota Malang memiliki bangunan ikonik bersejarah berupa 'gedung kembar' di perempatan Rajabally, Kawasan Kayutangan. Bentuk bangunan gedung serupa dengan dua gapura pintu gerbang di kiri dan kanan mulut Jalan Semeru.
Ide pembangunan 'gedung kembar' keluar dari arsitek Belanda, Karel Bos pada 1936 yang konon baru dianugerahi anak kembar. Bangunanannya berarsitektur Nieuwe Bouwen dengan menara yang berfungsi mengamati kondisi sekitar, sekaligus sebagai gerbang menuju sebuah kawasan.
-
Apa makna dari budaya mencium tangan di Indonesia? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
-
Mengapa Masjid Agung Palembang menjadi cagar budaya daerah? Saat ini, Masjid Agung sudah menjadi bagian dari cagar budaya daerah agar menjaga nilai-nilai filosofis yang pastinya tak ternilai harganya.
-
Di mana Museum Benteng Heritage berada? Kebudayaan tersebut lambat laun berakulturasi dengan kearifan lokal Betawi serta Sunda, yang jejaknya bisa disaksikan di Museum Benteng Heritage, Kawasan Pasar Lama.
-
Di mana letak Kubur Kalang di Bojonegoro? Kubur Kalang ditemukan di Desa Kawengan, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro.
-
Kapan Muhibah Budaya dalam rangkaian Banyuwangi Ethno Carnival digelar? Muhibah Budaya yang digelar Jumat malam (7/7/2023) tersebut menampilkan berbagai atraksi tari dari sejumlah daerah.
-
Apa yang menjadi daya tarik utama dari Museum Benteng Heritage? Diketahui sang pemilik, Udaya Halim memang merestorasi bangunan yang sebelumnya merupakan asli peninggalan kejayaan Cina Benteng di masa silam. Dulunya, rumah ini merupakan tempat tinggal dari komunitas warga Tionghoa di abad ke-17.Tujuan utama didirikannya museum ini untuk mengarsipkan berbagai benda, peninggalan peranakan Tiongkok sebelum abad ke-19.
"Bangunan di sebelah barat itu kawasan baru, sehingga pemerintah Belanda membuat bangunan ikonik yang bertindak sebagai gapura. Seolah mengantarakan Malang lama ke Malang baru di mana di situ juga dibangun pusat olahraga, pacuan kuda, perumahan, sekolah yang selama ini belum dibuka," jelas Agung H Buana, Sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang.
Arsitek Belanda, Herman Thomas Karsten yang banyak terlibat dalam pengembangan kota di masa Hindia Belanda berada di balik pengembangan kawasan Kota Malang.
Pembangunan gedung kembar tersebut merupakan bagian dari pengembangan kawasan barat Kota Malang setelah ditetapkan sebagai Gementee (1914). Karena sebelumnya, pembangunan dan pembangunan kawasan lebih banyak ke arah timur.
©2021 Merdeka.com/Darmadi Sasongko
Sementara itu, gedung sebelah utara awal dibangun menjadi Toko Buku Boekhandel Slutter-C.C.T van Dorp Co. yang kemudian menjadi toko Rajabally. Nama Rajabally (Rajab Ally) pun begitu melekat di masyarakat, sehingga kawasan itu dikenal sebagai perempatan Rajabally sampai sekarang.
Sementara gedung sisi selatan awalnya digunakan sebagai toko emas Juwelier Tan dan perkantoran sebuah bank swasta hingga saat ini.
Terbaru di bangunan sisi utara ditemukan dua buah kamar tanpa akses atau pintu yang belum diketahui fungsinya. Selain itu juga ditemukan 4 buah brankas kuno di dalamnya.
"Hasil survei menemukan banyak hal yang baru kita lihat. Pertama menemukan brankas kuno 4 buah. Namun yang di sini satu buah dan 3 diamankan pemiliknya," kata Agung.
"Juga ditemukan ruangan tidak umum, kita menduga ada maksud tertentu karena memang tertutup. Bentuknya tidak simetris, tidak jelas peruntukannya, aksesnya juga tidak ada. Namun ruangan itu ada dua, di atas dan di bawah yang masih kita duga-duga kegunaan ruangan tersebut," urainya.
Kembar Tapi Beda Status
Jika disaksikan dari Jalan Kahuripan atau arah Balaikota Malang wajah bangunan gedung memang tidak bagai pinang terbelah dua. Jendela yang berjajar di deretan lantai 2 tampak sedikit perbedaan.
Sekarang juga berdiri gedung latar belakang yang berbeda antara sisi kanan dan kiri. Banyaknya bangunan menjadi penghalang pemandangan gunung Putri Tidur yang konon dulunya dapat terlihat langsung.
Kendati kembar masing-masing gedung memiliki sejarah dan status berbeda. Status gedung sisi selatan telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Sementara bangunan sisi utara masih masuk tatus Obyek Diduga Cagar Budaya (ODCG).
Gedung sisi utara dalam perkembangan tidak memiliki aktivitas yang berarti hingga berganti-ganti pemilik. Selain itu, untuk menetapkan status cagar budaya juga harus persetujuan pemilik bangunan.
Sekarang ini pemilik salah satu gedung merevitalisasi bangunan menjadi sebuah restoran. Gedung sisi utara yang pernah menjadi toko Rajabally akan dikembangkan dengan menonjolkan sisi heritage.
"Pemilik yang baru mencoba untuk merevitaliasasi dan mengalihfungsikan menjadi restoran dan rumah makan bernuansa heritage. Karena ingin menyatukan dengan Kayutangan yang sudah ditetapkan sebagai kawasan heritage," katanya.
TACB telah melakukan meninjauan ke lokasi terkait pengalihfungsian bangunan tersebut. Kunjungan sekaligus menjawab masyarakat yang resah terkait kabar pembongkaran gedung tersebut.
©2021 Merdeka.com/Darmadi Sasongko
Agung mengaku tidak menemukan adanya pembongkaran dan penghancuran bangunan tersebut. Bagian bangunan telah mengalami kerusakan sehingga harus dilakukan revitalisasi.
"Kita masih bisa lihat railing tangga masih asli, lantai dan struktur bangunan dan fasadnya masih asli. Ini gambaran bahwa bangunan memiliki nilai historis yang bagus, dan proses revitalisasi diharapkan merawat apa yang sudah ada," terangnya.
Bangunan yang sudah berusia, lanjut Agung, kalau tidak direvitalisasi atau perubahan fungsi akan rusak dan terbengkalai. Sehingga tidak memberi manfaat dan benefit baik kepada pemiliknya maupun orang lain.
"Revitalisasi daharapkannya mendukung Malang Heritage, karena akan dibangun resto yang bernuansa heritage. Sehingga akan memberi nilai tambah, memberi benefit pada kawasan sekitarnya, termasuk juga pemanfaatan bangunan," katanya.
Sebagai bagian sejarah, perlu upaya-upaya yang bisa memberikan stimulus bagi pemilik untuk bisa memanfaatkan ODCB sebagai bagian perawatan dan pemeliharaan. Gedung serupa Gedung Kembar yang banyak jumlahnya, diharapkan tetap terjaga, tentu butuh kebijakan Pemerintah Daerah.
Baca juga:
Mengenal Rumah Adat Aceh, Ketahui Karakteristik dan Makna Filosofinya
Bobby Nasution Ingatkan Warga Medan Tak Ubah Bentuk Bangunan di Kawasan Cagar Budaya
Temuan Nisan Kerajaan di Tol Aceh dan Surat dari Cucu Sultan
Warga Jombang Temukan Petirtaan Kuno saat Bersih-bersih, Begini Fakta di Baliknya
Arkeolog Teliti Bentuk dan Sebaran Gambar Cadas Manusia di Maluku Barat Daya
Disebut Mirip Borobudur, Ini 4 Fakta Candi Tridharma di Cianjur yang Eksotis