Kisah dari Samarinda, Istri Bunuh Suami Karena Dituduh Selingkuh dengan Menantu
Justan, personel Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) Loa Buah, jadi salah satu orang yang pertama tahu kejadian itu. Usai salat Subuh, Kamis (29/12), dia mendapatkan telepon dari warga RT 13.
Wanita berinisial SA (50), ibu rumah tangga yang tinggal d Jalan Ekonomi RT 13 Loa Buah, Samarinda, Kalimantan Timur, bikin geger tetangganya. Nafiah (52), suaminya tewas di tangannya sendiri. Tuduhan selingkuh dengan menantu dan ancaman bunuh Nafiah jadi pemicu SA menghabisi nyawa suaminya menggunakan alu terbuat dari kayu ulin.
Justan, personel Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) Loa Buah, jadi salah satu orang yang pertama tahu kejadian itu. Usai salat Subuh, Kamis (29/12), dia mendapatkan telepon dari warga RT 13.
-
Apa jenis penipuan yang marak terjadi belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Kapan pembunuhan terjadi? Korban pembunuhan dalam mobil ini sempat gegerkan warga Medan. Baru-baru ini pihak kepolisian Polrestabes Medan berhasil menangkap pelaku pembunuhan dalam mobil di Jalan Klambir V, Medan Helvetia, Kota Medan pada hari Senin (19/6).
-
Kapan Pallu Butung sering diburu? Makanan tersebut banyak dicari ketika Bulan Ramadan karena cocok sebagai menu berbuka puasa.
-
Apa motif pelaku melakukan pembunuhan? Dia sedang pusing mencari uang untuk membiayai kuliah adiknya beserta biaya kebutuhan hidup untuk orangtuanya.
-
Apa yang dibakar oleh pelaku? Pria tersebut membakar bendera Merah Putih, mobil dan warung warga.
-
Kapan puncak kesulitan berhenti merokok terjadi? "Berdasarkan penelitian, 75 persen orang yang mencoba berhenti merokok mengalami kekambuhan di minggu keempat," jelas Dona.
"Sekitar jam 6 pagi, saya dapat telpon ada terdengar perkelahian di rumah korban. Saya bilang karena itu suami istri, tolong informasikan ke Ketua RT agar dimediasi dulu," kata Justan ditemui di kantor FKPM Loa Buah, Jalan Teratai.
Berselang kurang dari 15 menit, Justan kembali mendapatkan telepon. Kali ini dari Ketua RT 13 yang mengabarkan ada yang meninggal di rumah Nafiah. Justan pun bergegas ke rumah kejadian itu.
"Saya datang ke TKP (tempat kejadian perkara), korban posisinya terlentang di ruang tamu, sudah ditutupi kain jarik. Ada istri dan anaknya di sebelah jenazah korban," ujar Justan mengingat itu.
Kondisi jenazah mengenaskan. Ada luka memar dan sobek di kepala dan wajah korban. Diduga rahang kiri korban pun remuk. Justan mencoba menggali keterangan SA, di mana menurut Justan tetap terlihat tenang, tidak menunjukkan kesedihan.
"Menurut ibu itu cekcok dari jam 2 dini hari. Korban menurut pengakuannya akan mengancam membunuh dia dan anaknya," sebut Justan.
Di rumah itu, SA dan korban Nafiah, memang tinggal berdua. Anak-anaknya sudah menikah dan tinggal bersama suaminya. Hampir tiap hari, SA bertandang ke rumah menantunya. Selain menemui anak, SA juga menemui dan ingin bermain dengan cucunya. Bahkan rencananya Kamis pagi, SA berencana datang lagi ke rumah menantunya.
"Jadi, suami curiga karena sering ke rumah menantunya, menuduh istri selingkuh. Kecurigaan selingkuh dengan menantunya sendiri. Itu menurut cerita ibu itu (pelaku SA)," terang Justan.
SA mengaku menghabisi nyawa suaminya menggunakan alu. Alu sendiri adalah alat untuk menumbuk atau menghancurkan beras atau jagung dalam wadah lesung atau lumbung.
Justan menduga SA teringat-ingat dengan tuduhan selingkuh dari suami dan akan membunuh dia dan anaknya. Apalagi korban sempat mengasah parangnya.
"Setelah jam 2 pagi itu suaminya tidur, sementara si istri belum tidur. Mungkin merasa terancam, sekitar jam 4 lewat korban dipukul dengan alu dalam keadaan tidur. Lokasinya di ruang tamu," terang Justan menirukan pernyataan SA.
"Dia mengakui dan bilang saya pukul kepalanya, saya pukul lehernya. Jadi pada jenazah korban juga ada memar di leher, rahang kiri, kepala sebelah atas, sobek di dahi," Justan menambahkan lagi.
Justan terus menggali informasi sampai akhirnya alat alu dengan panjang sekitar 70 cm dan parang dengan panjang sekitar 50 cm berhasil diamankan. "Dari keterangan warga sekitar, keseharian korban dan istrinya tidak bekerja. Kalau suaminya juga dikenal tempramen," jelas Justan.
Tim Reskrim Polsek Sungai Kunjang akhirnya tiba di lokasi kejadian dan mengamankan pelaku SA. Jenazah korban Nafiah dibawa ke kamar jenazah RSUD AW Syachranie Jalan Palang Merah, Samarinda.
"Sekitar jam 7.30-an jenazah korban dibawa ke RSUD AW Syachranie. Ibu itu dibawa ke Polsek," kata Justan lagi.
Polisi mengamankan barang bukti antara lain bantal berlumuran darah, kasur lipat, kain sarung, serta alu yang diukur memiliki panjang 75 cm.
Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli membenarkan pemicunya adalah tuduhan korban bahwa istrinya selingkuh. Ary tidak menjawab spesifik ketika ditanya apakah pria itu adalah menantu korban dan istrinya.
"Jam 2 pagi korban membangunkan pelaku kemudian marah-marah dan ancam akan bunuh istrinya karena menuduhnya ada hubungan dengan pria lain," kata Ary dalam penjelasannya di Polsek Sungai Kunjang Jalan Jakarta.
Diduga karena tersinggung dan sakit hati, dia lantas mengambil alu dan memukulkannya kepada korban saat tidur. Ada lebih dari 10 kali pukulan alu yang mendarat di beberapa bagian tubuh korban.
"Kalau ditanyakan lagi kepada yang bersangkutan (pelaku SA) mungkin (memukulkan) ke semua bagian tubuh korban. Tersangka mengakuinya dan itu dilakukan di luar kontrol. Benar, itu dilakukan saat korban sedang tidur," Ary menambahkan.
Pelaku SA ditetapkan tersangka dengan pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana subsidair pasal 338 tentang Penganiayaan berujung hilangnya nyawa orang lain. Dia ditahan di Polsek Sungai Kunjang.
(mdk/rhm)