Kisah Inspiratif 7 Bocah di Bogor Arisan Sapi Kurban
Ketika anak-anak pada umumnya menyisihkan uang jajannya untuk membeli pakaian maupun bertamasya saat liburan sekolah, ketujuh bocah di Bogor ini justru memilih menabung dengan tujuan mulia.
Ketika anak-anak pada umumnya menyisihkan uang jajannya untuk membeli pakaian maupun bertamasya saat liburan sekolah, ketujuh bocah di Bogor ini justru memilih menabung dengan tujuan mulia.
Adalah Abu Bakar Sidiq (13), Zhilal (11), Sauqi (11), Fauzan Alfahri(11), Sukatma (12), Zalfa (12) dan Yudi Pratama (18), warga Kampung Arido, RT 01 RW 05, Kelurahan Cibogor, Bogor Tengah, Kota Bogor. Mereka menabung untuk berkurban seekor sapi di Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriah.
-
Dari mana asal hewan kurban yang diperiksa di Jakarta? Hewan kurban tersebut berasal dari Lampung, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DIY, Bali, dan Nusa Tenggara Barat
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Kapan Dewi Perssik mengajak Gegeb untuk menyaksikan pemotongan hewan kurban? Setelah menghapus air matanya, Depe mengajak Gegeb untuk menyaksikan pemotongan hewan kurban berupa sapi dan kambing di halaman rumahnya.
-
Siapa yang menginspirasi dengan kisahnya? Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP). Dia didapuk menjadi Duta Pemuda Indonesia 2023 dan mewakili Provinsi Banten di Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Kisahnya turut menginspirasi. Banten provinsi wisata dan budaya Disampaikan Sheila, dirinya bersama 34 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia lainnya bertandang ke Singapura selama lima hari.SIEYLAP sendiri mengusung tema pariwisata yang dikenalkan secara maksimal oleh dirinya. "Sekaligus memperkenalkan tentang Banten dan mengenalkan potensi wisata Banten kepada delegasi Singapura.
-
Bagaimana cara petugas memastikan kesehatan hewan kurban yang masuk Jakarta? Dalam rangka pengendalian Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) Dinas KPKP melaksanakan pemeriksaan kesehatan dan kelayakan hewan kurban mencakup kondisi fisik serta kecukupan umur di Tempat Penampungan Hewan Kurban (TPnHK) 5 wilayah Kota Administrasi DKI Jakarta
-
Siapa yang memeriksa kesehatan hewan kurban di Jakarta? Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakarta melakukan pemeriksaan terhadap hewan kurban yang masuk ibu kota jelang Hari Raya Iduladha.
Ide patungan kurban sapi itu pertama kali muncul sekitar setahun silam. Saat Lebaran Haji, Iki, sapaan akrab Abu Bakar Sidiq iri melihat orang lain dapat berkurban, meski usianya masih sangat muda.
"Saya terdorong pengen berbagi dengan sesama di Hari Raya Idul Adha," kata Iki, Senin(22/7).
Dia kemudian mengajak teman-teman bermainnya membuat arisan kurban sapi. Usulan Iki rupanya disambut hangat teman sekampungnya itu. Begitu pula para orang tua mereka menyambut niat baik anak-anaknya untuk berkurban.
"Saat ngajak temen-temen patungan kurban, semua pada setuju. Waktu itu ada 15 orang yang ikutan, jadi cukup buat beli seekor sapi," ujar Iki.
Setiap hari masing-masing menyisihkan uang jajannya antara Rp5 ribu hingga Rp10 ribu. Uang itu kemudian disetorkan kepada Yeni Haryani, ibu kandung Fauzan, yang juga peserta arisan.
Namun di tengah perjalanan, mereka sempat patah semangat. Sebab, sebagian peserta memilih mundur dengan alasan orang tua mereka membutuhkan uang.
"Ada delapan orang mundur. Katanya uangnya mau dipakai dulu. Waktu itu sempet ragu, takut gagal (berkurban)," ungkap anak yatim ini.
Setelah mendapat motivasi dari ketua RW setempat, Ahmad Darmawan, semangat mereka untuk berkurban tumbuh kembali. Pintu rezeki pun makin terbuka lebar.
Ketujuh anak-anak yang memiliki keahlian memainkan alat marawis ini kerap mendapat orderan manggung di acara-acara pernikahan maupun pengajian akbar.
"Setiap pentas suka dikasih seorang Rp50 ribu. Uang itu langsung kita tabungin," ucap remaja kelas 3 SMP itu.
Selain dari uang jajan dan hasil pentas, Iki sendiri mengaku, dana yang terkumpul untuk arisan kurban sapi, sebagiannya didapat dari hasil membantu sang kakak berjualan bensin di kawasan Pasar Kebon Kembang.
"Selama liburan sekolah saya ikut jagain jualan bensin pertamini, sehari dikasih Rp15 ribu. Setiap bulan juga saya dapet Rp25 ribu, upah nagihin iuran sampah warga. Uangnya semua saya tabungin kesitu," ungkap Iki.
Dari situlah, hingga akhirnya uang tabungan mereka terkumpul mencapai Rp14,5 juta. Pada 23 Juni 2019, uang tersebut dijadikan sebagai uang muka pembelian sapi jenis Kupang seharga Rp19,5 juta.
"Kurangnya sekitar Rp5 juta lagi. Kita sengaja lebihin 1 juta untuk biaya sembelih dan sedekah ke masjid," kata Yeni Haryani, pemegang uang arisan ketujuh anak tersebut.
Menurut Yeni, ia yakin mereka mampu melunasi sisa pembelian sapi yang kini memiliki bobot berat 345 kg. Apalagi, anak-anak memiliki semangat yang sangat tinggi untuk berbagi kepada sesama.
"Di saya sudah ada uang terkumpul hasil setoran dari akhir Juni, cuma belum saya hitung," kata dia.
Sati (47) ibu kandung Iki mengaku sangat terharu dan bangga karena cita-cita anaknya untuk berkurban sapi bisa tercapai. Dia sempat meragukan ide anaknya itu membuat arisan kurban. Sebab, dia sama sekali tidak pernah memberi uang jajan kepada anak bungsunya itu.
"Saya sempet ragu, bisa ga nyisihin uang buat beli sapi. Kalau gagal kan saya yang malu," ucap Sati.
Baca juga:
Jelang Idul Adha, Anies Akan Buat Aturan Tempat Jual Hewan Kurban
Pemprov DKI Imbau Panitia Kurban Tak Gunakan Plastik Untuk Bungkus Daging
Gaya SPG Cantik Penjual Hewan Kurban di Depok
Jelang Idul Adha, Kementan Beri Tips Mengetahui Hewan Kurban Sehat
1.500 Ekor Sapi Telah Dipesan Warga Jakarta Untuk Idul Adha