Kisah-kisah heroik di balik pertempuran Surabaya
Saking hebatnya perlawanan tentara Indonesia di Surabaya, Inggris menyebut Surabaya sebagai neraka di timur Jawa.
Dalam pertempuran di Surabaya Inggris kehilangan dua jenderalnya. Inggris mengakui itu sebagai perang mereka yang paling berat setelah perang dunia II.
Saking hebatnya perlawanan tentara dan milisi Indonesia di Surabaya, pasukan Inggris menyebut Surabaya sebagai neraka di timur Jawa. Media terkemuka Amerika Serikat, New York Times, edisi 15 November 1945 memasukkan kutipan serdadu Inggris itu dengan sebutan “The Battle of Surabaya”. Sedangkan (Alm) Roeslan Abdulgani menyebut peristiwa 10 November itu sebagai malapetaka yang memenggal arah sejarah Surabaya dan rute kemerdekaan Indonesia. Berikut ini secuplik kisah-kisah heroik seputar perang Surabaya dikutip dari buku biografi pelaku sejarah pertempuran Surabaya yaitu M Jasin.
-
Bagaimana cara memperingati hari pahlawan? Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati Hari Pahlawan. Mulai dari upacara, mengheningkan cipta, dan membagikan kata-kata ucapan.
-
Apa yang dikisahkan di dalam puisi hari pahlawan? Puisi hari pahlawan singkat ini mengenang jasa para pahlawan yang gugur dalam mempertahankan Tanah Air. Puisi Hari Pahlawan singkat bisa dibagikan di media sosial atau dibacakan dalam rangkaian upacara.
-
Kapan Hari Pahlawan diperingati di Indonesia? Setiap tanggal 10 November, masyarakat Indonesia memperingati Hari Pahlawan.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Siapa Pratama Arhan? Lemparannya Nyaris Jadi Goal, Simak Deretan Fakta Pratama Arhan Siapa Pratama Arhan? Lemparan dalam nyaris jadi goal Pertandingan Indonesia vs Argentina yang digelar kemarin (19/6) membawa nama Pratama Arhan jadi sorotan.
-
Kenapa Harun Kabir dianggap layak menjadi Pahlawan Nasional? Melihat kiprah dan perjuangannya, seharusnya ada penghormatan dari negara untuk jasa dan pengorbanan beliau.
Lebih baik memerangi penjajahan
Kedatangan armada sekutu mendorong dokter gigi Moestopo yang menjabat sebagai Ketua Badan Keamanan Rakyat? (BKR) Jawa Timur mengirim pesan morse dari pantai Tanjung Perak kepada pihak sekutu agar tidak mendaratkan pasukan.
Moestopo yang juga menteri pertahanan ad interim menegaskan dalam pesannya, jika sekutu berani mendaratkan pasukan harus menghadapi risiko perang.
Saat itu, banyak pertanyaan terhadap Moestopo apakah prajurit republik akan mampu menghadapi pasukan Sekutu lengkap dengan persenjataan mutakhir. Namun Moestopo dengan semangat membara berkata, "Daripada bangsa kita dijajah oleh bangsa asing, lebih baik kita memeranginya, bagaimana pun juga.
Aksi Luwito dan Gontah
Pada akhir Oktober 1945, Sekutu mendaratkan pasukan di Surabaya dan agresif melancarkan serangan kepada pasukan republik. M Jasin bercerita pos polisi di Bubutan Surabaya diduduki pasukan Sekutu. Semua anggota pasukan republik berhasil dilucuti. Berita itu mendorong M Jasin memerintahkan Luwito dan Gontah dilengkapi senjata lapis baja untuk merebut kembali pos tersebut. Serangan yang dilakukan pasukan Gontah berhasil memporak-porandakan tentara Sekutu berjumlah 350 orang.
Kebanyakan pasukan Inggris adalah Gurka. Mereka memohon dikasihani setelah takluk di tangan pasukan Luwito dan Gontah.
Keberanian pasukan republik melawan Sekutu meskipun kekuatan persenjataan kalah adalah semangat yang terus dibangkitkan oleh Bung Tomo lewat siaran radio. Pidatonya yang berapi-api menyemangati pasukan.
Perebutan Gudang Senjata Don Bosco
Para pemimpin militer Indonesia menyadari kemampuan persenjataan para pejuang masih kalah jauh dibandingkan tentara sekutu. Sebab, sebagian besar senjata yang dimiliki hanya bambu runcing, klewang, celurit dan senjata tajam lainnya.
Salah satu cara untuk mendapatkan senjata adalah dengan merebut persenjataan milik Jepang. Apalagi, mereka mengetahui balatentara Jepang memiliki gudang peluru terbesar se-Asia Tenggara di Don Bosco. Gudang ini dijaga Dai 10360 Butai Kaitsutiro Butai di bawah pimpinan Mayor Hazimoto dengan kekuatan 16 orang Jepang, 1 peleton pasukan heiho.
Keberadaan ini diketahui setelah 150 karyawan pribumi bekerja untuk menginventarisir persenjataan yang akan diserahkan kepada sekutu. Dari mereka, para tokoh mengetahui gudang tersebut bersifat strategis karena menyimpan banyak senjata dan peluru. Saat itu Jepang tidak mudah menyerahkan gudang senjata tersebut, M Jasin dan Bung Tomo memaksa petinggi Jepang menyerahkan gudang senjata itu. Akhirnya pihak Jepang bersedia meneken. M Jasin membawa keluar persetujuan penyerahan senjata itu kepada massa rakyat yang sudah berkumpul. Gema teriakan Merdeka! mengumandang. Sejak momen itu, kekuatan senjata pasukan republik bertambah dengan senjata modern.
Aksi Goemoen
Jendral Inggris kedua yang juga tewas di tangan 'arek-arek Suroboyo' saat itu ialah? Brigjen Robert Guy Loder Symonds. Dirinya merupakan Komandan Detasemen Artileri Pasukan Inggris di Surabaya.
Tewasnya Jendral Inggris ini karena diberondong senjata anti pesawat udara yang diawaki oleh Goemoen, dari kesatuan BPRS (Barisan Pemberontak Rakjat Soerabaja). Morokrembangan yang dulunya ada sebuah lapangan terbang telah menjadi saksi kegigihan para pejuang Indonesia untuk menjatuhkan pesawat yang dinaiki Jendral Robert Loder-Symonds.
Jenderal Inggris yang tewas di Surabaya ini kini dimakamkan di di Commonwealth War Cemetary, Menteng Pulo, Jakarta. Guy Loder Symonds adalah jenderal Inggris kedua yang tewas setelah Mallaby.
Baca juga:
Selama November, veteran dapat diskon 90 persen tiket kereta api
Kemeriahan Kirab Budaya Rakyat rayakan Hari Pahlawan
SBY ziarah ke makam pahlawan Kalibata
Mensos minta remaja jadikan pahlawan sebagai idola
Hari Pahlawan, Surya Paloh & Rachmawati nangis di makam Soekarno