Kisah-kisah sopir taksi jujur, tak tergiur ratusan juta
Perilaku dua sopir taksi ini rasanya pas dijadikan contoh manusia-manusia yang memegang teguh kejujuran.
Ini kisah teladan seorang sopir taksi yang selalu berusaha jujur dengan profesinya. Dia tak mau rezeki yang dibawa pulang tak menjadi berkah buat keluarga.
Sekarang ini memang sulit menemukan orang-orang jujur. Tetapi perilaku dua sopir ini rasanya pas dijadikan contoh manusia-manusia yang memegang teguh kejujuran.
Sopir taksi Express yang satu ini mengembalikan uang penumpang bernilai ratusan juta yang tertinggal di taksinya. Uang itu disimpannya di kantong plastik.
Peristiwa itu bermula saat penumpang yang diketahui Hendra Purnama menghentikan taksinya di Balai Kota Jakarta Pusat menuju Taman Menteng pada Senin (28/12) kemarin.
"Pukul 18.30 WIB, pelanggan menggunakan taksi Express. Pelanggan membawa dua tas dan satu kantung plastik yang berisikan uang ratusan juta rupiah senilai Rp 194.000.000," jelas Head of Corporate Communications, Andi Hermawan, dalam press rilisnya yang diterima merdeka.com, Selasa (29/12).
Selang beberapa menit setelah turun, Hendra yang sadar barangnya tertinggal menghubungi pihak Express. Nasib baik masih berpihak pada Hendra, uang di dalam kantung plastik itu disimpan di Pool Express Ciganjur setelah diberikan sang sopir.
"Uang tersebut utuh, tanpa adanya kekurangan," jelas Andi.
Hendra kemudian menyampaikan rasa terima kasihnya. Dia kagum dengan sopir yang jujur tersebut.
"Sopir taksi yang telah melakukan sikap jujurnya dengan mengembalikan barang saya yang tertinggal dengan utuh, tanpa adanya kekurangan. Hanya selang beberapa jam dari kejadian tersebut tidak begitu lama, barang tertinggal tersebut telah kembali ke tangan saya," kata Hendra.
-
Siapa yang menginspirasi dengan kisahnya? Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP). Dia didapuk menjadi Duta Pemuda Indonesia 2023 dan mewakili Provinsi Banten di Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Kisahnya turut menginspirasi. Banten provinsi wisata dan budaya Disampaikan Sheila, dirinya bersama 34 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia lainnya bertandang ke Singapura selama lima hari.SIEYLAP sendiri mengusung tema pariwisata yang dikenalkan secara maksimal oleh dirinya. "Sekaligus memperkenalkan tentang Banten dan mengenalkan potensi wisata Banten kepada delegasi Singapura.
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Apa itu inspirasi? Inspirasi adalah tindakan atau kekuatan untuk melatih pengaruh yang mengangkat atau menstimulasi kecerdasan atau emosi.
-
Bagaimana kata-kata indah bisa menginspirasi kita? Dengan keindahan makna dan ucapan, kata-kata Bahasa Indonesia yang bermakna indah bisa menjadi inspirasi dalam menulis karya hingga pemberian nama.
-
Kapan seseorang membutuhkan dorongan dan semangat dari kata-kata inspiratif? Dalam kehidupan yang sering kali penuh dengan tekanan dan ketidakpastian, kata-kata inspiratif dapat menjadi sumber motivasi yang diperlukan untuk menjaga semangat tinggi dan melihat peluang dalam setiap kesulitan.
-
Kapan kata-kata inspiratif menjadi tren? Kumpulan kata-kata hari ini penuh inspirasi dan makna mendalam.
Lalu ada juga Suharto yang tanpa basa basi bergegas mengantarkan uang penumpang yang tertinggal ke poll. "Kejadian itu pada 26 Mei lalu sekitar pukul 2 malam," kata Suharto kepada merdeka.com, Senin (1/6).
Saat itu, sebenarnya Suharto yang membawa taksi dengan nomor lambung SA 4012, hendak pulang ke rumahnya di daerah Ciganjur, Jakarta Selatan. Sakit perut yang dialami membuatnya ingin cepat sampai di rumah.
Tapi saat melintas di kawasan Jl DR Satrio, tepat di seberang gedung AXA Tower ada tiga orang menyetop, dua pria dan seorang wanita. Merasa kasihan sekaligus menambah pendapatan hari itu, dia pun memutuskan membawa penumpang itu.
"Yang naik cuma dua orang pria bule Australia dan wanita, umurnya kisaran 30 lah. Mereka minta diantar ke Sudirman Park," katanya.
Jarak Sudirman Park dan Ambassador yang begitu dekat membuatnya dengan cepat sampai ke lokasi. Setibanya di pelataran apartemen, mobil Suharto kehalangan mobil penghuni yang akan parkir. Karena penumpang terburu-buru, mereka tak masalah harus jalan sedikit menuju lobi. Kebetulan Suharto juga sudah tak tahan dengan perut mules.
"Kenanya Rp 19.900 dibayar uang Rp 20.000. Saat itu sudah bilang periksa lagi jangan sampai ada barang yang tinggal. Tapi penumpang itu bilang tidak ada lagi. Saya pun lanjut balik enggak lihat juga ke jok belakang," tambahnya.
Saat melintas di Jl Rasuna Said arah perempatan Jl Mampang, taksi Suharto kembali diberhentikan pemuda pria yang sepertinya baru pulang kerja. Dia meminta diantarkan ke arah Jl Warung Buncit. Dia akhirnya tiba di rumah pukul 03.30 WIB, dan langsung bergegas bersih-bersih dan menunggu salat subuh. Saat akan istirahat, tiba-tiba ponselnya berbunyi ternyata dari kantor pusat. Dari ujung telepon, dikatakan bahwa ada barang penumpang yang tertinggal di belakang jok sopir.
"Saya ditelepon, pak ada barang penumpang tinggal penumpang tinggal enggak. Coba cek di belakang. Itu telepon sampai dua kali. Saya bilang iya nanti kalau udah beres dari kamar mandi saya cek. Trus dibilang lagi, itu isinya uang pak, saya bilang aja ya saya enggak tahu orang lagi mules ini. Iya nanti saya cek kalau udah beres semuanya," beber pria berkacamata ini menceritakan perbincangannya dengan pihak Express.
Selesai salat, dia langsung menuju mobil dan melihat jok kursi belakang. Benar saja, dia melihat tas selempang hitam ukuran 20x30 cm. Bergegas dia mengantarkan ke poll tanpa berani melihat isi dalamnya.
"Terus saya ditelepon lagi, saya bilang iya ada. Kemudian saya antar ke poll dan dibuka bersama-sama di sana, ternyata 100 lembar dollar Australia pecahan 100, ada power bank, parfum. Setelah bikin berita acara, pagi itu langsung saya antarkan ke apartemen milik dua penumpang itu tadi, karena dia rupanya yang ketinggalan."
"Di tengah perjalanan mengantar, saya juga ditelepon si pemilik uang itu, katanya tolong ya pak itu hidup dan mati saya, buat operasi ibu saya yang kena kanker," tambahnya.
Lebih kurang pukul 08.00 WIB pagi, uang itu sudah diantarkan Suharto kepada pemiliknya. Jika dikurskan jumlahnya lebih dari Rp 100 juta. Disaksikan dua sekuriti apartemen, uang itu diserahkan dan dihitung bersama.
"Alhamdulillah saya dapat dua lembar AUS 100. Bulenya bilang makasih-makasih. Saya suruh hitung juga, dan pas," jelas dia.
Uang ucapan terima kasih itu langsung ditukarkan Suharto untuk biaya anaknya sekolah. Lebih kurang dia mendapat Rp 2 juta 30 ribu.
"Langsung saya pakai bayar uang sekolah anak saya di SMK yang nunggak lima bulan. Meski pun masih kurang Rp 3 juta lagi buat nebus ijazah," ucap pria yang sudah 11 tahun bekerja menjadi sopir taksi di Express Group.