Kisah konyol para pencopet yang gagal nyopet
Berikut cerita pencopet gagal nyopet seperti dihimpun merdeka.com, Jumat (26/12):
Kita mesti meningkatkan kewaspadaan saat berada di sebuah keramaian. Pasalnya, seringkali dalam keramaian tersebut ada yang mengambil keuntungan atas kelengahan kita. Mereka adalah para pencopet yang gemar mengambil barang korbannya secara diam-diam.
Mereka mengintai dompet dan perhiasan yang kita pakai. Terkadang kita baru tersadar menjadi korban pencopet setelah barang sudah lenyap dari tangan beberapa waktu kemudian.
Namun, ada beberapa kisah lucu sekaligus menggemaskan dalam dunia pencopetan. Mereka yang sudah malang melintang di dunia kriminal ini ternyata tak selamanya berhasil melampiaskan operasinya. Tak sedikit dari para pencopet ini pun pernah ketiban apes.
Kegagalan mencopet ini berakibat fatal dan memalukan bagi mereka. Ada yang ditelanjangi korban, dihajar korban, atau salah sasaran sesama copet. Akibatnya bukan untung tetapi para pencopet itu malah buntung masuk bui.
Berikut cerita pencopet gagal nyopet seperti dihimpun merdeka.com, Jumat (26/12):
-
Kapan kata penutup pidato penting? Seperti diketahui, bahwa ragam acara seperti seminar, perpisahan, pernikahan hingga acara formal lain membutuhkan sebuah penutup pidato yang penuh kesan yang membuat seluruh rangkaian acara berkesan.
-
Apa itu Pepongoten? Pepongoten adalah salah satu kesenian yang lahir dan berkembang di lapisan masyarakat Suku Gayo, Aceh.
-
Di mana Pesanggrahan Kotanopan berada? Di Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal terdapat sebuah bangunan bernilai sejarah tinggi serta menjadi saksi bisu gejolak pasca kemerdekaan.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kenapa Petilasan Gilanglipuro penting? Petilasan ini merupakan tempat yang menjadi cikal bakal berdirinya Kerajaan Mataram Islam.
-
Kenapa kata penutup pidato penting? Sangat penting untuk pembicara memperhatikan kata-kata penutup yang dituangkan dalam setiap pidatonya.
Tertangkap karena nyopet raja cobet
Residivis copet, Rahmat Hidayat (21), kembali berurusan dengan polisi setelah tertangkap tangan mencopet di atas bus kota. Penangkapan pemuda putus sekolah ini terbilang unik. Pasalnya, korban pencopetan itu tak lain adalah raja copet yang juga hendak mencopet di bus tersebut.
Di atas bus kota, Rabu (24/12) siang, Rahmat mengincar calon korbannya yang sedang berdiri di ats bus kota. Sial, saat berusaha mengambil dompet di saku celana belakang korban, pelaku malah terpegang senjata tajam di pinggang korban. Dia pun kaget bukan kepalang sehingga membuat korbannya menyadari menjadi korban copet.
Pelaku makin kaget setelah korbannya itu mengaku raja copet di bus kota. Bahkan, pria itu juga hendak mencopet. Sontak pelaku turun dari bus lantaran takut menjadi korban penusukan.
"Karena dia raja copet, aku urungkan nyopet. Aku langsung turun dari bus, takut," kata Rahmat di Mapolsek Ilir Timur I Palembang, Jumat (26/12).
Baru saja turun, korban yang tak lain adalah raja copet itu meneriakinya dengan copet sehingga membuat penumpang lain berhamburan keluar dan bus dihentikan. Melihat ada keributan, polisi datang dan menangkap pelaku.
"Aku sudah lima kali masuk penjara. Ada kasus pencopetan dan penganiayaan. Baru sebulan keluar penjara," ungkap pemuda yang sejak berumur 16 tahun mencopet ini.
Pencopet ngaku cuma teman pencopet
Di tengah ramainya care free day (CFD) di Bundaran HI ada dua orang pencopet yang berhasil di ringkus polisi. Mereka mencari peruntungan dengan mengintai kelengahan warga ibu kota yang tengah berolahraga, Minggu (21/12).
Keduanya beraksi di sisi Selatan Bundaran HI dengan mengambil dompet seorang perempuan yang lagi asyik senam pagi. Namun, salah satu pelaku tak mengakui perbuatannya tersebut.
"Saya bukan copet pak cuma teman," kata copet yang mengenakan pakaian berwarna hijau sambil digelandang ke mobil patroli. Sedangkan pelaku satunya mengenakan baju berwarna hitam, lengkap topi hitam di kepala.
Polisi menjelaskan setelah kedapatan mencopet, kedua orang itu langsung diamankan di Polsek Menteng Jakarta Pusat. Salah satu pencopet sempat melawan petugas ketika ingin digelandang dengan alasan dirinya bukan copet.
Â
"Dia copet handphone, lagi mau ambil HP. Copetnya langsung dibawa Polsek Menteng, ada dua orang (copet) laki-laki semua. Dia ngambil HP dari tas, 1 HP BB," ucap Petugas Kepolisian Polsubsektor Thamrin, yang tidak mau disebutkan namanya.
Nyopet di stasiun terpergok marinir
Seorang pria paruh baya bertelanjang dada berdiri dipajang di tengah peron Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan. Dia pun menjadi pusat perhatian masyarakat yang berada di sekitar stasiun.
Pria ini adalah seorang copet yang tepergok seorang anggota Marinir TNI Angkatan Laut yang bertugas di Stasiun Manggarai. Hingga malam, pria itu masih berdiri di lokasi dengan selembar kertas dikalungkan bertuliskan "Saya Copet".
"Pencopet itu dipajang di atas tangga penumpang untuk naik ke gerbong kereta, tepatnya di jalur dua. Pukul 19.00 WIB tadi saya melihat pencopet dipajang di keramaian di tengah stasiun," kata salah satu penumpang kereta, Reza Indragiri Amriel di lokasi, Jumat (15/8).
Pencopet tak bisa kabur karena sang anggota Marinir terus menjaganya dibantu satpam Stasiun Manggarai. "Anggota Marinirnya masih di sana menjaga si copet," kata Reza yang juga adalah pakar psikologi forensik ini.
Pencopet keok dihajar korban perempuan
Lena Sari (46) seorang karyawati swasta menjadi korban tiga orang pencopet saat berada dalam Kopaja S66 Manggarai-Blok M. Namun, aksi kejahatan itu gagal akibat keberanian Lena untuk melawan para pencopet tersebut.
"Takut nggak takut, soalnya kalau enggak begitu, besok-besok bisa kejadian lagi," kata Lena di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (26/11).
Aksi kejar-kejaran tersebut diungkapkannya bermula saat dirinya hendak menumpang bus Kopaja S66 Manggarai-Blok M dari Terminal Blok M sekira pukul 14.30 WIB. Suasana bus yang lengang, dirinya pun memilih untuk duduk pada barisan kursi paling belakang bus.
Namun tanpa disadarinya, tiga orang kawanan copet, yakni Destian (45), Doni Panjaitan (35) dan Tarigan (36) sudah mengintainya sejak bus meninggalkan Terminal Blok M. Mengetahui ada kesempatan, dikatakannya kalau ketiganya saling berjalan beriringan menuju kursi dan duduk mengapit dirinya.
"Saya pikir mereka enggak kenal. Ada dua orang duduk di samping kanan-kiri saya. Nah, yang satu duduk di kiri itu nawarin brosur kesehatan sambil demontrasi pakai tangan, tahunya orang yang di kanan saya ambil HP saya di dalam tas," terang dia.
Menyimpulkan kalau ketiga pria asal Medan, Sumatera Utara itu bersekongkol, dirinya pun lantas melompat dari atas bus dan mengejar pelaku yang terlihat bergegas menuju sebuah taksi yang mangkal terparkir di sisi Taman Mataram. Tanpa banyak berpikir, dirinya pun menghadang dan memukul bagian kap taksi, memerintahkan kedua pelaku turun.
"Tahu saya teriak-teriak maling, supir sama ojek yang ada di situ langsung ramai. Mereka langsung keluarin paksa dua-duanya dari dalem taksi," pungkas dia.