Kisah Pengantin Baru di Sragen dan Orang Tuanya Meninggal Terpapar Covid-19
Kepala Desa Wonorejo, Edi Subagyo mengemukakan, pernikahan L dan suaminya AI (29) dilakukan di Sragen pada Sabtu, 24 Oktober 2020 lalu, di rumah orang tua L di Sragen. Dua hari kemudian, mereka bermaksud menggelar resepsi atau ngunduh mantu di tempat orang tua AI di Wonogiri.
Kisah tragis dialami warga Desa Wonorejo, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Seorang pengantin baru berinisial L (28), meninggal dunia beberapa hari setelah melakukan ijab kabul. Beberapa hari kemudian kedua orang tua L juga meninggal dunia. Dari hasil tes usap, ketiganya dinyatakan positif Covid-19.
Kepala Desa Wonorejo, Edi Subagyo mengemukakan, pernikahan L dan suaminya AI (29) dilakukan di Sragen pada Sabtu, 24 Oktober 2020 lalu, di rumah orang tua L di Sragen. Dua hari kemudian, mereka bermaksud menggelar resepsi atau ngunduh mantu di tempat orang tua AI di Wonogiri.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Apa yang membuat kelelawar rentan terhadap penyebaran virus? Salah satu faktor utama yang membuat kelelawar menjadi vektor utama penyakit adalah keanekaragaman spesiesnya. Saat ini, diperkirakan ada sekitar 1.000 spesies kelelawar yang tersebar di seluruh dunia, menjadikannya salah satu ordo mamalia yang paling beragam. Keanekaragaman ini menciptakan peluang yang lebih besar bagi virus untuk bermutasi dan menginfeksi berbagai spesies kelelawar, sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran ke manusia.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Kenapa Situ Cipanten viral di media sosial? Tak ayal, lokasi wisata ini sempat viral di media sosial karena keindahannya, dan didatangi pengunjung dari berbagai daerah.
Namun karena kondisi kesehatan L menurun, kegiatan tersebut batal dilaksanakan. Bahkan L harus dilarikan ke RSUD Dr Moewardi setelah kolaps dalam perjalanan ke Wonogiri. Setelah dirawat beberapa hari, nyawa L tak tertolong dan dinyatakan meninggal Kamis malam, 5 November 2020.
Menurut Edi, L yang ber-KTP dan bekerja di salah satu puskesmas Jakarta Timur mempunyai riwayat penyakit bawaan. Sebelum menikah, L sempat periksa ke dokter umum dan disarankan untuk menjalani rawat inap. Namun karena akan menikah dia tidak mau.
Usai meninggal, kondisi kesehatan kedua orang tuanya pun ikut memburuk. Sang ibu yang sebelumnya dibawa ke RSUD Ngipang, Solo dinyatakan meninggal dunia pada Jumat sore. Sementara ayahnya, menghembuskan nafas terakhir pada Senin (9/11) lalu.
"Kalau yang pengantin itu punya riwayat penyakit asma. Kalau kedua orang tuanya itu punya penyakit gula. Tiga-tiganya itu terkonfimasi Covid-19," ujar Edi saat dihubungi wartawan, Kamis (12/11).
122 Orang Swab Test
Akibat peristiwa tersebut, 122 orang melakukan swab test. Jumlah tersebut berdasarkan hasil tracing yang dilakukan dinas kesehatan setempat. Dari jumlah tersebut, 113 merupakan warga yang kontak dekat dan 9 lainnya perangkat desa.
"Sudah diswab semua, hasilnya belum keluar, tapi sehat InsyaAllah," kata Edi.
Meski ratusan warga dan sebagian perangkat desa menjalani uji swab, namun aktivitas warga di desa tersebut masih berjalan normal. Demikian juga, tidak ada penutupan akses ke desa. Namun untuk kegiatan hajatan, pihaknya masih melarang.
"Enggak ada penutup, cuma kita tekankan agar warga memakai masker. Untuk hajatan memang sekarang banyak mengajukan, kita larang, tidak boleh dulu. Kumpul-kumpul juga tidak boleh," pungkas dia.
(mdk/gil)