KNKT ungkap penyebab KM Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba
KNKT merekomendasi 29 perbaikan dan usulan kepada Kementerian Perhubungan, Dinas Perhubungan Sumut, dan operator angkutan penumpang tradisional di Danau Toba dan BMKG.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi mengungkap 19 item temuan pelanggaran pelayaran yang menyebabkan KM Sinar Bangun tenggelam di perairan Danau Toba. Peristiwa itu terjadi pada 18 Juni 2018 silam.
"Secara kasat mata sudah diketahui umum," kata Plt Kasubkom Pelayanan Komite Nasional Keselamatan Transportasi(KNKT), Haryo Satmiko, dalam rilis di Balai Harungguan Djabanten Damanik, Pamatang Raya, Simalungun. Demikian dikutip dari Antara, Selasa (14/8).
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan Danau Toba terbentuk? Danau ini terbentuk akibat letusan gunung berapi super Toba sekitar 74.000 tahun yang lalu. Kejadian ini juga dianggap sebagai salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah.
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan bangkai kapal itu diperkirakan tenggelam? Kapal berusia 3.300 tahun dan muatannya yang terdiri dari ratusan amphorae (bejana penyimpanan) yang masih utuh itu ditemukan di dasar laut Mediterania, seperti yang dilaporkan dalam siaran pers bersama hari ini dari Otoritas Purbakala Israel (IAA) dan Energean.
Temuan pelanggaran di antaranya, ukuran kapal tidak sesuai sertifikat, bergeladak tiga meski seharusnya satu geladak, juga mengangkut sepeda motor.
Kemudian, kelebihan penumpang hingga mencapai 188 orang dari seharusnya 45 orang, jaket penolong sulit dijangkau, akses darurat tidak tersedia, dan jendela terhalang teralis.
Selanjutnya, awak kapal dinilai tidak terampil melakukan evakuasi di air, kapal kayu dikombinasi dengan material besi, tidak memperhatikan informasi cuaca, tetap berangkat dalam cuaca ekstrem, tidak ada pengawasan syahbandar, nakhoda tidak membuat laporan, dan tidak ada radio komunikasi.
Untuk itu, KNKT merekomendasi 29 perbaikan dan usulan kepada Kementerian Perhubungan, Dinas Perhubungan Sumut, dan operator angkutan penumpang tradisional di Danau Toba dan BMKG.
Pihaknya juga berupaya maksimal dalam melakukan tugas, sehingga dapat menyelesaikannya kurun waktu kurang dua bulan dari target satu tahun.
Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, menegaskan pihaknya dalam melakukan penyelidikan suatu peristiwa tidak dalam posisi menyalahkan pihak salah satu pihak.
"Hasil temuan tidak bisa dijadikan dasar penuntutan, ganti rugi, tetapi menjadi rekomendasi agar kejadian tidak terulang," katanya.
Karena itu, harapan dia, semua pihak mulai pemerintah, regulator dan pelaku bidang transportasi, secara berkesadaran menjalankan tugas dan fungsi demi keselamatan pelayaran.
Soerjanto juga menyampaikan, pemerintah telah melakukan upaya maksimal pada proses pencarian dan penanganan serta bantuan kepada keluarga dan korban.
"Semua potensi yang ada sudah diupayakan," katanya.
Data terakhir terkait peristiwa itu, tiga penumpang meninggal, 164 tidak ditemukan, dan 21 orang selamat, termasuk awak kapal dan nakhoda.
Baca juga:
Insiden KM Sinar Bangun, Kadishub Samosir sakit saat diperiksa dan tidak ditahan
Berkas 4 tersangka tenggelamnya KM Sinar Bangun dikembalikan ke Polda Sumut
Kadishub Samosir diperiksa sebagai tersangka tenggelamnya kapal di Danau Toba
Kemenhub jadikan penyeberangan Danau Toba percontohan perbaikan layanan
Sakit, Kadishub Samosir mangkir diperiksa sebagai tersangka tragedi Danau Toba
Polda Sumut ambil keterangan saksi ahli perkapalan terkait KM Sinar Bangun
Pasca kapal tenggelam, penyeberangan Danau Toba Simanindo-Tigaras dibuka kembali