Kondisi Terkini Demo Ricuh Tolak Revisi UU Pilkada di Semarang
Polisi dan mahasiswa saling halau. Mahasiswa yang mundur ke depan kampung Universitas Diponegoro menghalau polisi kembali ke Gedung DPRD Jawa Tengah.
Kericuhan terjadi pada unjuk rasa menentang revisi UU Pilkada di Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (22/8). Massa mahasiswa dan polisi saling dorong dan saling halau.
Berdasarkan pantauan, aksi saling dorong mahasiswa dan polisi terjadi di gerbang Gedung DPRD Jawa Tengah. Akibat kericuhan itu, polisi sampai menembakkan gas air mata.
Gas yang dilepas membuat mahasiswa mundur dari Taman Indonesia Raya menuju ke Jalan Pahlawan. Para pendemo pun berlarian ke arah bundaran air mancur.
Beberapa mahasiswa tampak terjatuh akibat menabrak pembatas jalan di Jalan Pahlawan. Seorang mahasiswi bahkan sampai pingsan. Dia langsung diangkat teman-temannya, "Dibawa ke kampus Undip," kata seorang mahasiswa.
Pendemo yang mundur memilih bertahan di Jalan Imam Bardjo, depan kampus Universitas Diponegoro (Undip). Sejumlah polisi bersepeda motor sempat mencoba merangsek ke lokasi itu. Namun, mahasiswa melakukan perlawanan.
Polisi yang kalah jumlah memilih mundur. Mereka berkumpul di depan Gedung DPRD Semarang, yang jaraknya sekitar 200 meter dari lokasi konsentrasi mahasiswa.
Hingga berita ini dibuat, kedua pihak bertahan di lokasi masing-masing. Sementara bau gas air mata masih menyengat dan membuat mata perih.
Massa yang berunjuk rasa di depan Gedung DPRD Jateng ini merupakan gabungan dari mahasiswa berbagai perguruan tinggi di Semarang, seperti Undip, Universitas Negeri Semarang, UIN Semarang, dan lainnya.
Demo mahasiswa ini sebagai reaksi penolakan atas upaya DPR mencoba mengakali putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menurunkan ambang batas pengusung calon kepala daerah serta penetapan usia minimal calon kepala daerah. Massa menolak aksi DPR yang menggelar sidang kilat untuk meloloskan revisi UU Pilkada yang materinya dinilai bertentangan dengan putusan MK.