Konferensi internasional, pemerintah fokus restorasi lahan gambut
"Karena asap itu timbul dari kebakaran lahan gambut atau hutan yang jangka panjang," kata JK.
Pemerintah tengah mengupayakan pemadaman kebakaran hutan dan lahan di beberapa wilayah di Indonesia dan melakukan restorasi lahan gambut. Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) mengatakan langkah ini sangat penting karena bisa selesaikan masalah.
"Yang paling penting yang harus diselesaikan ya dari gambut. Karena asap itu timbul dari kebakaran lahan gambut atau hutan yang jangka panjang. Maka sebabnya yang harus kita selesaikan antara lain dengan penyelesaian kebakaran juga restorasi dari lahan gambut itu secara nasional," kata JK usai melaksanakan salat istiska di Masjid Istiqlal, Minggu (1/11).
Oleh karena itu, pemerintah akan melakukan konferensi internasional, untuk merencanakan restorasi lahan gambut. Mengingat bencana kabut asap ini bukan hanya milik Indonesia, namun juga masalah bagi negara-negara lain.
JK mengatakan konferensi internasional ini tengah didiskusikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) bersama Menteri Kehutanan. Menurutnya, program ini harus ada kesepakatan nasional terlebih dahulu sebelum diselenggarakan secara internasional.
"Sedang dilaksanakan oleh Menkopolhukam dan diatur oleh Menteri Kehutanan. Kan harus kita punya kesepakatan nasional dulu baru diselenggarakannya secara internasional karena butuh teknologi," imbuh JK.
Meski begitu, JK tidak berkomentar banyak mengenai teknis konferensi internasional lahan gambut tersebut. "Saya belum tahu teknisnya tapi sedang diatur oleh Menteri Kehutanan," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Panjaitan mengatakan konferensi akan dilakukan dalam waktu dekat ini. Sebagai langkah awal, konferensi hanya akan dilakukan dalam skala kecil.
"Minggu ini kami akan laksanakan, wapres akan buka sendiri. Tidak perlu besar-besar, mungkin beberapa puluh orang tapi ahlinya, ahli-ahli dari gambut," ucap Luhut di Jakarta, Senin (26/10).
Dari konferensi tersebut nantinya akan dibuat perencanaan restorasi, dan menyiapkan berbagai langkah secara ilmiah untuk mengembalikan kondisi lingkungan yang saat ini rusak akibat pembakaran lahan.
Melalui konferensi ini juga nantinya diharapkan dunia internasional ikut berpartisipasi dalam upaya restorasi lahan gambut yang membutuhkan waktu sekitar 5 tahun, mengingat lahan gambut di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia.