Korban Bullying SMA Binus Mengaku Dianiaya dan Dilecehkan Oleh Anak Anggota DPR dan Ketum Parpol
RE mengaku tindakan yang tidak mengenakkan itu sudah terjadi sejak dirinya pertama duduk di bangku sekolah SMA
Nama institusi Pendidikan Binus lagi-lagi harus tercoreng dengan adanya tindak penganiayaan di lingkungan Sekolah Menengah Atas (SMA). Korban inisial RE (16) yang mengaku dibully, dianiaya hingga dilecehkan oleh para terduga pelaku yang disebutnya adalah anak dari para pejabat.
Hal tersebut disampaikan oleh RE dalam unggahan akun video yang diunggah oleh akun X @kegblgunfaedh
- Korban Bullying SMA Binus Ngaku Ada Keterlibatan Anak Ketua Parpol, Polisi: Kami Cek di KK Tidak Ada
- Korban Bullying SMA Binus Simprug Ungkap Peran Anak Ketum Partai Inisial A
- Kasus Bullying di SMA Binus School Serpong, Kemen PPA: Sanksi akan Diberikan
- Bullying di Binus, KPAI: Penanganan Pelaku Kekerasan di Sekolah Belum Memberi Efek Jera
"Mereka malah dengan membanggakan bahwa 'saya ini berbeda' mereka menyampaikan bahwa saya ini adalah orang biasa saya orang tua saya hanyalah pengusaha sedangkan mereka dengan membanggakan diri 'kamu jangan macam-macam dengan kita-kita ini ada anak dari DPR, ketua partai'," kata RE dalam unggahan akun X tersebut yang dikutip, Minggu (15/9).
RE mengaku tindakan yang tidak mengenakkan itu sudah terjadi sejak dirinya pertama duduk di bangku sekolah SMA Binus Simprug. Menurutnya ada puluhan orang yang terlibat dalam kejadian tersebut.
"Di hari pertama saya dilecehkan, kemaluan saya dipegang oleh para pelaku. Sekitar 30 orang mereka selalu mengejek-ngejek saya mereka selalu melecehkan saya. Saya dibilang orang kampung saya tidak mampu," cerita korban.
Menurutnya ada kepala geng yang memimpin sekelompok pelajar yang terlibat dalam penganiayaan tersebut hingga puncaknya korban digiring ke salah satu toilet sekolah hingga akhirnya perselisihan terjadi.
Komentar Kuasa Hukum RE
Kuasa Hukum RE, Sunan Kalijaga enggan berkomentar soal adanya anak dari pejabat yang terlibat sebagaimana yang disebutkan oleh korban. Dia kemudian menceritakan bagaimana korban awal mula kejadian.
"Kalau memang ada Pernyataan itu memang itu statemen dari anak korban. Jadi waktu itu kami interview sebelum kami ambil kuasanya kami tanya apa yang terjadi, apa yang dialami, para terduga anak-anak pelaku ini siapa," ucap Kalijaga saat dihubungi merdeka.com, Minggu (15/9).
"Nanti kita lihat saja di proses penyidikannya, namanya orang tua kan, orang tua korban, orang tua pelaku sekalipun pasti akan saling bertemu silaturahmi, baru nanti disitu bisa tau anak siapa," tambahnya.
Kalijaga juga mengaku sudah sempat mentracing daripada orang tua para terduga pelaku yang terlibat dalam aksi perundungan tersebut. Hanya saja dia masih tetap enggan berkomentar akan hal tersebut.
Namun demikian ia mengatakan dari kasus yang tengah ditangani oleh Polres Metro Jakarta Selatan di tahap penyelidikan berpeluang akan adanya penambahan terduga pelaku.
"Jadi inikan masih dalam proses penyelidikan, buktinya kemarin kita laporkan empat orang sekarang naik adalah delapan orang. Tidak menutup kemungkinan akan bertambah lagi ya mungkin anak siapa, kita enggak tahu," imbuhnya.