Korban miras oplosan yang tewaskan 26 orang mayoritas mahasiswa
14 Orang di antaranya adalah mahasiswa.
Sebagian besar korban meninggal dunia akibat miras di Yogyakarta masih berstatus mahasiswa. Dari 26 orang yang menjadi korban teridentifikasi 14 di antaranya adalah mahasiswa.
Kapolres Sleman, AKBP Yulianto menjelaskan, untuk korban lainnya merupakan warga Yogyakarta sendiri.
"Korban rata-rata mahasiswa, sementara ini yang selamat sedang dalam perawatan," katanya saat dihubungi, Senin (8/2).
Saat ini, lanjutnya, ada 5 orang yang masih dirawat di RS Sarjito, 15 orang di RS Bethesda dan 3 orang di RS Hidayatullah. Kondisi mereka ada yang mulai membaik.
"Kalau semua korban itu beli mirasnya di dua lokasi, di Sayegan dan di Ambarukmo. Ambarukmo tersangkanya ada SK dan SB, korban meninggalnya ada 22 orang. Lokasi kedua di wilayah Sayegan, penjualnya MT dan PY korban meninggalnya 4 orang," terangnya.
Sementara itu dari olah TKP di rumah SK diamankan 1 galon fermentasi salak, bahan baku miras lainnya, obat anti serangga cair di ruang peracikan, alat pres botol, cairan anti pegal bubuk, 1 bungkus tawas, 2 botol sisa minuman, 2 buah gelas berisi cairan coklat yang masih belum dapat diidentifikasi jenisnya, serta 1 bungkus besar tembakau.
"Dijualnya dengan Rp 15 ribu dan Rp 25 ribu. Sama-sama oplosan tapi bahan pengoplosnya beda sehingga harganya beda," ungkapnya.
Sementara untuk TKP di Sayegan, pihak kepolisian juga baru saja melakukan olah TKP. Saat ini belum diketahui temuan di lokasi Sayegan.
"Kita sudah olah TKP. Nanti kami akan beritahu hasilnya," pungkasnya.