KPAI Ungkap Kekerasan Fisik yang Dialami Paskibra Aurel Sebelum Meninggal
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendapati sejumlah fakta, kekerasan yang diterima almarhumah Aurellia Qurratuaini (16), calon Pengibar Bendera Pusaka (Capaska) tingkat kota Tangerang Selatan, yang meninggal dunia pada masa pelatihan, Kamis (1/8) lalu.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendapati sejumlah fakta, kekerasan yang diterima almarhumah Aurellia Qurratuaini (16), calon Pengibar Bendera Pusaka (Capaska) tingkat kota Tangerang Selatan, yang meninggal dunia pada masa pelatihan, Kamis (1/8) lalu.
Pada laporan yang diterima KPAI, ada sejumlah bentuk kekerasan yang terjadi, selama almarhumah menjalani masa pelatihan pada 9 hingga 31 Juli 2019).
-
Dimana kekerasan pada anak dilarang? Banyak negara telah mengesahkan undang-undang yang melarang kekerasan terhadap anak.
-
Apa yang ditemukan pada kerangka bayi tersebut? Setelah kematiannya, bayi itu dimakamkan dengan kalung yang terbuat dari 93 manik-manik faience dan vitreous, serta enam manik-manik cornelian, sebuah temuan yang menunjukkan perawatan yang diterimanya dalam hidup dan mati.
-
Apa saja ciri kepribadian anak? Lima Ciri Kepribadian pada Anak Seperti temperamen, ciri kepribadian telah dijelaskan dengan berbagai cara oleh peneliti yang berbeda. Salah satu teori kepribadian yang terkemuka memusatkan perhatian pada lima ciri kepribadian utama berupa: Keteraturan (Conscientiousness) Seseorang yang cenderung tepat waktu, bertanggung jawab, dan bekerja menuju tujuan jangka panjang dengan sedikit pengawasan. Kebajikan (Agreeableness) Seseorang yang menyenangkan, bersosialisasi positif, membantu orang lain, dan berkolaborasi baik dalam situasi kelompok. Keterbukaan terhadap Pengalaman (Openness to Experience) Orang yang kreatif, fleksibel, penasaran, dan berani. Neurotisme (Neuroticism) Seseorang yang cenderung mengalami kondisi emosional negatif secara teratur. Ekstroversi (Extroversion) Seseorang yang mendapatkan energi dari interaksi sosial.
-
Apa itu kejang demam pada anak? Kejang demam pada anak atau yang sering disebut penyakit step terjadi akibat adanya kenaikan suhu tubuh alias demam yang tinggi. Pada umumnya, demam tinggi itu disebabkan oleh adanya inveksi virus ataupun bakteri.
-
Apa saja tanda cacingan yang dialami oleh anak? Anak kecil yang terkena cacingan biasanya cenderung mengalami diare atau sembelit yang berkepanjangan. Adapun diare tersebut disertai dengan lendir ataupun darah. Selain itu, anak juga akan mengeluhkan perut kembung dan rasa nyeri pada perut.
-
Apa aja contoh gejala tukak lambung yang dialami anak? Anak dengan tukak lambung mungkin mengeluh nyeri atau ketidaknyamanan di daerah perut, terutama di sekitar bagian atas perut. Nyeri ini dapat berupa sensasi terbakar atau perih.
"Kekerasan dalam bentuk apapun dan dengan tujuan apapun tidak dibenarkan. Kekerasan tidak diperkenankan juga meski dengan alasan untuk mendidik dan mendisiplinkan," tegas Komisioner KPAI Bidang pendidikan, Retno Listyarti.
Menurut Retno, kekerasan fisik juga tidak berhubungan dengan ketahanan fisik. "Jadi sulit dipahami akal sehat ketika pasukan pengibar bendera dilatih dengan pendekatan kekerasan dan bahkan dilatih ketahanan fisik dengan berlari membawa beban berat di punggungnya, apalagi anggota Paskibra tersebut semuanya masih usia anak," ujarnya.
Pada sisi lain, meskipun orangtua AQA tidak melaporkan kasus meninggalnya ananda AQA ke kepolisian, namun polisi sudah berinisiatif mendatangi keluarga AQA.
"Bahkan tidak hanya Polres Kota Tangsel, namun pihak Polda Metro Jaya juga mendatangi pihak keluarga, guna meminta keterangan dan bahkan pada kesempatan tersebut, pihak keluarga juga menyerahkan alat bukti berupa buku diary dan ponsel ananda AQA untuk proses pemeriksaan pihak kepolisian," jelasnya.
Berdasarkan penelusuran KPAI, Retno mengungkap catatan kekerasan yang dialami Aurel selama pelatihan. Berikut daftarnya:
(a) AQA mengaku pernah ditampar seniornya saat menjalani pelatihan paskibra di kota Tangsel.
(b) AQA mengaku pernah diperintahkan makan jeruk dengan kulitnya, saat mengikuti pelatihan paskibra di kota Tangsel, hal ini tentu berpotensi membahayakan kesehatan pencernaan seorang anak.
(c) AQA mengaku pernah diperintahkan melakukan push up dengan mengepal tangan saat dihukum akibat timnya melakukan kesalahan saat pelatihan, sehingga menimbulkan luka pada tangannya.
(d) AQA mengaku diminta mengisi buku diary setiap hari, ditulis tangan, dijadikan PR yang harus dikumpulkan setiap pagi, harus ditulis berlembar-lembar.
(e) AQA mengaku ada 4 temannya yang tidak mengumpulkan buku diary, kemudian berimbas pada perobekan buku diary satu tim AQA, lalu diperintahkan untuk menulis kembali dari awal dengan tulisan tangan, hal ini sempat dikeluhkan AQA karena dia sangat kelelahan menulis kembali diary yang disobek oleh seniornya tersebut.
(f) AQA mengaku diperintah berlari keliling lapangan dengan membawa tas ransel berat yang berisi 3 kg pasir, 3 liter air mineral dan 600 ml teh manis.
Baca juga:
Buntut Kematian Aurel, KPAI Temukan Unsur Kekerasan Pola Latihan Paskibra Tangsel
Polisi Periksa Pelatih Paskibra Aurel
Mengungkap Fakta Tewasnya Aurel Qurrota Ain, Anggota Paskibra
Kasus Meninggalnya Aurel, Airin akan Evaluasi Pola Latihan Paskibra Tangsel
Ayah Temui Memar di Tubuh Aurel, Dispora Tangsel Sebut Peserta Senang Ikut Diklat