Kriminolog: Jaringan Teroris Merekut Mereka yang Dendam dengan Pemerintah
"Yang antusias lah yang akan didekati (perekrut). Kan kelihatan yang tertarik, dari mulai suka bertanya, dia ingin tahu terus. Jadi perekrut tidak pilih-pilih profesi," ujarnya.
Dosen pasca sarjana kajian Terorisme Universitas Budi Luhur, Untung Sumarwan mengatakan bahwa saat ini banyak orang yang ingin melakukan aksi seperti ZA, pelaku teror di Mabes Polri ataupun L dan YSR pelaku bom bunuh diri di Makassar. Hal ini juga pernah diucapkan oleh pelaku bom Bali 1, Ali Imron yang saat ini masih mendekam di penjara.
"Kenapa dia (ZA) menjadi orang yang pemberani? Saya pernah dengar ucapan Ali Imron bahwa yang mau daftar untuk berjihad dengan cara seperti itu memang antre, tidak lagi dipaksa. Itu bisa dibuktikan banyak orang yang stres," kata Untung dalam diskusi virtual Terorisme yang diselenggarakan oleh Universitas Budi Luhur, Selasa (6/4).
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Kapan trem di Jakarta dihentikan? Operasional trem kemudian dihentikan pada 1959.
Untung mengatakan, perekrutan yang dilakukan para jaringan terorisme kini tidak lagi dengan mencuci otak para jemaahnya, namun hanya perlu mengamati, mana jemaah yang terlihat antusias. Selain melihat antusiasmenya, mereka juga akan mencari tahu masalah pribadi setiap anggotanya.
Oleh karena kata dia, hal itu akan mempermudah dalam menentukan siapa yang akan dijadikan eksekutor atau pelaku bom bunuh diri.
"Saat melakukan perekrutan diawali dengan brainstorming, belum cuci otak, tapi mana yang kira-kira berminat, mana yang terlihat antusias akan mereka dekati," kata Kriminolog dari Universitas Budi Luhur itu.
Selain itu, para perekrut juga akan mencari tahu apakah di dalam diri jemaahnya terdapat kebencian terhadap target yang ditentukan, yakni kebencian terhadap negara atau pemerintah. Untuk itu, Untung meminta pemerintah untuk menyadari hal ini. Rasa kebencian itu akan semakin berbahaya jika dimanfaatkan oleh para petinggi jaringan terorisme.
"Mereka akan rekrut orang-orang yang dendam dengan pamerintah, atau yang merasa jadi korban pemerintah. Kalau ada, maka tidak ada keraguan lagi untuk menjadikan mereka pengantin. Karena mereka sudah punya kebencian itu dari awal," kata Untung.
Senada dengan Untung, Mantan Ketua Jamaah Islamiah (JI) Wilayah Timur, Nasir Abas membenarkan bahwa para perekrut hanya akan mengamati siapa jemaah yang terlihat antusias.
Sehingga dengan begitu, para perekrut tersebut tidak perlu lagi susah payah untuk menyebarkan ataupun mempertahankan paham-paham radikalisme ke orang-orang itu.
"Mereka sebar paham, kalau dulu offline sekarang online. Dulu melalui pengajian-pengajian, tablikh akbar, kelas agama, bahasa arab, bahkan les-les seperti matematika itu bisa. Karena hanya perlu melihat siapa yang antusias," kata Nasir.
"Yang antusias lah yang akan didekati (perekrut). Kan kelihatan yang tertarik, dari mulai suka bertanya, dia ingin tahu terus. Jadi perekrut tidak pilih-pilih profesi," ujarnya.
Nasir juga sependapat dengan Untung. Menurutnya, orang yang tidak suka dengan pemerintah ini akan lebih mudah dipengaruhi untuk melakukan tindakan terorisme. Karena kata dia, orang tersebut sudah terpapar paham radikalisme sejak awal, sebelum bergabung dengan jemaah tersebut. Entah itu karena pengaruh lingkungan, dan sebagainya.
"Ketika orang sudah terpapar (radikalisme), maka bukan hal yang sulit untuk melakukan tindakan terorisme. Itu fakta. Polisi menangkap 4 terduga teroris yang statusnya anggota FPI. Mereka mau ngebom pom bensin dan fasilitas punya pengusaha China lainnya. Saya lihat, motifnya karena ada rasa sakit hati dan tidak suka dengan pemerintah," ujarnya.
Mengenai rencana pengeboman itu, Nasir mengatakan bahwa mereka sudah bisa dikatakan sebagai teroris. karena kata Nasir, mereka sudah melakukan tindakan yang akan merusak fasilitas umum hingga menimbulkan ketakutan ataupun dengan tujuan untuk mengancam. Selain itu, tindakan yang akan direncanakannya itu juga bisa membahayakan nyawa orang lain.
Sebagai informasi, Tim Densus 88 mengamankan empat terduga teroris yang diduga berafiliasi atau menjadi bagian dari organisasi yang sudah dilarang pemerintah, yakni Front Pembela Islam (FPI). Keempat terduga teroris yang telah diamankan itu masing-masing bernama Zulaimi Agus, Bambang Setiono, Wiloso Jati, dan Ahmad Junaidi.
Mereka mengaku bahwa mereka bergabung dengan organisasi FPI pada tahun 2019 dengan pimpinan Habib Hasan Al Hasny. Mereka juga mengaku merencanakan sejumlah aksi teror di Tanah Air. Salah satu tujuannya yaitu menuntut mantan pemimpin FPI Habib Rizieq Shihab agar segera dibebaskan.
Untuk itu, Nasir Abas mendorong pemerintah untuk meningkatkan nilai-nilai pancasila serta kebhinekaan, mulai dari lingkungan keluarga, sosial, hingga di ranah pendidikan.
Baca juga:
'Orang yang Frustrasi dan Merasa Berdosa Lebih Mudah Direkrut Jadi Teroris'
Nasir Abbas: Terorisme Berawal dari Kesalahpahaman
Mantan Pengurus Jelaskan Tugas Divisi Jihad FPI, Tak Terkait Aksi Terorisme
CEK FAKTA: Hoaks Dua Surat Wasiat Teroris Makassar dan Mabes Polri Rekayasa
Syam Organizer Tak Tercatat Sebagai Lembaga Amal Zakat di Kemenag Yogyakarta