Kronologi Kerusuhan Wamena Papua Berujung 13 Orang Ditangkap dan 16 Polisi Diperiksa
Situasi keamanan di Desa Sinakma, Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, sempat memanas, menyusul kerusuhan akibat kabar hoaks terkait penculikan anak. Dalam insiden ini, 12 warga meninggal dunia, 13 orang ditangkap dan 16 polisi diperiksa Propam.
Situasi keamanan di Desa Sinakma, Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, sempat memanas, menyusul kerusuhan akibat kabar hoaks terkait penculikan anak. Dalam insiden ini, 12 warga meninggal dunia, 13 orang ditangkap dan 16 polisi diperiksa Propam.
"Terkait dengan kejadian yang mengakibatkan korban meninggal dunia, total sebanyak dua orang korban dari masyarakat sudah diterbangkan ke Jayapura menuju Medan. Dan 10 warga asli Sinakma juga telah dimakamkan di TPU Sinakma," kata Kepala Bidang Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo, Minggu (26/2) lalu.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
-
Apa yang viral di Babelan Bekasi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
-
Di mana kuburan viral itu berada? Lokasi kuburan itu berada tengah gang sempit RT.03,RW.04, Kelurahan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
Kronologi peristiwa memilukan ini bermula di hari Kamis (23/2). Di siang hari sekira pukul 12.30 WIT, warga Sinakma menghentikan mobil penjual kelontong tujuan Yomaima, karena diduga akan melakukan penculikan anak. Sebelumnya memang di sana ramai kabar penculikan anak SD.
Mendapat laporan tersebut, anggota Polri dipimpin Kapolres Jayawijaya segera ke TKP dan berupaya menyelesaikan kasus tersebut dengan membawa terduga pelaku ke Polres.
Diduga keluarga anak tersebut tidak terima, sehingga terjadi cekcok antara Kepolisian dan keluarga dari anak yang diduga diculik tersebut.
Akhirnya terjadi perlawanan antara masyarakat dengan Kepolisian.
Kejadian ini terjadi di dekat Sinakma, Jalan Wamena Habema. Dan kemudian terjadi lemparan batu terhadap Kepolisian. Karena susah dikendalikan, maka aparat keamanan mengeluarkan gas air mata berkali-kali.
Rumah-rumah masyarakat di sekitar lokasi kejadian juga dibakar. Situasi saat itu sulit untuk dikendalikan.
"Tiba-tiba ada yang berteriak dan menyerang anggota sehingga meminta penguatan dari Wamena," tutur Benny.
Tidak berselang lama, datang personel dari TNI dan Brimob, namun massa makin anarkis dengan melakukan pembakaran di sekitar TKP sehingga petugas terpaksa mengeluarkan tembakan peringatan.
"Massa brutal dengan menyerang warga dengan berbagai senjata tajam dan senjata tradisional serta melempar baru, hingga menyebabkan beberapa di antaranya terluka," jelas Benny.
Pada Jumat (24/2), Kapolda Papua Inspektur Jenderal Polisi Mathius Fakhiri memastikan telah kembali mengirim satu kompi personel Brimob Polda Papua untuk mempertebal pengamanan di Distrik Wamena.
Dalam kerusuhan itu tercatat ada 12 orang meninggal dunia dan 41 orang mengalami luka-luka, termasuk 18 aparat keamanan, serta 15 bangunan dibakar massa.
"Saya turut berduka cita atas jatuhnya korban yang cukup banyak akibat kerusuhan di Wamena," terang Fakhiri.
Di hari berikutnya, Komandan Kodim 1702/JWY Letkol Cpn Anthenius Murip bersama masyarakat adat memastikan situasi di daerah berjuluk kota dingin itu kembali kondusif.
"Kita bersyukur kondisi yang tadinya mencekam dan masyarakat sudah siap berperang dengan membawa peralatannya, kini tidak terlihat dan kembali normal. Untuk itu mari kita ciptakan kondisi yang lebih baik," ucap Anthenius Murip, Sabtu (25/2).
Dia mengatakan, Kodim 1702/JWY akan membantu memfasilitasi dan membantu berkoordinasi dengan RSUD Wamena terkait ambulans, untuk mengangkut jenazah dari RSUD ke tempat pemakaman.
"Kami juga akan menyiapkan tempat pemakaman sembilan jenazah di TPU Sinakma rencana pemakaman dilaksanakan, dan disaksikan oleh keluarga tokoh masyarakat 3 kabupaten," imbuh Anthenius.
Lebih lanjut, Dandim 1702/JWY mengatakan, akan membantu dan memperhatikan keluarga korban, termasuk membantu perbaikan sarana prasarana yang telah dirusak oleh massa dan membantu proses pemakaman yang siang hari ini akan ada proses pemakaman.
Sementara itu, Yeberis Kogoya selaku perwakilan keluarga korban Lanny Jaya dan juga sebagai anggota DPRD Lanny Jaya mengatakan, dia berterima kasih kepada Kodim karena aktif membantu dan menyelesaikan secara langsung hadir berkomunikasi dengan warga dan keluarga.
"Kami semua juga melihat bahwa bapak Dandim sendiri yang langsung datang kepada kita untuk menenangkan massa," ungkap Yeberis Kogoya.
Pada Senin (27/2), Mathius D Fakhiri menjabarkan proses hukum penanganan peristiwa tersebut. Ada 16 polisi diperiksa terkait kerusuhan tersebut.
"Memang benar 16 anggota polisi yang bertugas saat kerusuhan di kawasan Sinakma, Distrik Wamena, Kamis (23/2) sudah diperiksa Propam Polda Papua," kata Mathius di Wamena.
Dia mengakui tidak menutup kemungkinan polisi yang diperiksa akan bertambah karena penyelidikan masih terus dilakukan.
Selain itu sejumlah warga juga ditangkap karena alasan keamanan. Dalam prosesnya, 13 orang telah dipulangkan.
"Kami tidak ingin penangkapan ke-13 orang dijadikan sekelompok masyarakat sebagai alasan untuk melakukan aksi hingga menimbulkan korban jiwa," bebernya.
Menurutnya, walaupun sudah dilepaskan tidak tertutup kemungkinan mereka akan ditangkap kembali, bila bukti-bukti dirasa mencukupi sehingga dapat diproses kembali kasusnya.
Apabila sudah cukup bukti, papar dia, maka penyidik akan kembali memanggil atau menangkap mereka dan bila tetap tidak diindahkan akan dimasukkan dalam daftar pencarian orang (DPO).
"Kasus ini akan tetap diselidiki hingga tuntas sehingga ke depan tidak ada lagi kejadian seperti ini," tegasnya.
(mdk/cob)