Kronologi Tangkap Tangan Dirkeu PT Angkasa Pura II
Awalnya PT. APP berencana melakukan tender pengadaan proyek BHS, namun Andra mengarahkan agar PT. APP melakukan penjajakan untuk penunjukan langsung kepada PT. INTI agar menggarap proyek senilai Rp 86 miliar ini.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Direktur Keuangan PT. Angkasa Pura II Andra Y. Agussalam (AYA) dalam kasus dugaan suap kawal proyek Baggage Handling System (BHS). Selain Andra, lembaga antirasuah juga menjerat staf di PT INTI bernama Taswin Nur (TSW).
Penetapan keduanya bermula dari operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan tim penindakan di Jakarta. Operasi senyap digelar berdasarkan laporan dari masyarakat akan terjadinya tindak pidana suap.
-
Dimana penggeledahan dilakukan oleh KPK? Kepala Bagian (Kabag) Pemberitaan KPK Ali Fikri menyebut penggeledahan kantor PT HK dilakukan di dua lokasi pada Senin 25 Maret 2024 kemarin. "Tim Penyidik, telah selesai melaksanakan penggeledahan di 2 lokasi yakni kantor pusat PT HK Persero dan dan PT HKR (anak usaha PT HK Persero)," kata Ali Fikri kepada wartawan, Rabu (27/3).
-
Apa yang jadi dugaan kasus KPK? Pemeriksaan atas dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN Bupati Sidoarji Ahmad Muhdlor Ali diperiksa KPK terkait kasus dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN di lingkungan BPPD Pemkab Sidoarjo.
-
Apa yang ditemukan oleh KPK di kantor PT Hutama Karya? Penyidik, kata Ali, mendapatkan sejumlah dokumen terkait pengadaan yang diduga berhubungan dengan korupsi PT HK. "Temuan dokumen tersebut diantaranya berisi item-item pengadaan yang didug dilakukan secara melawan hukum," kata Ali.
-
Apa yang tertulis di karangan bunga yang diterima oleh KPK? Dalam karangan bunga tertulis 'selamat atas keberhasilan anda memasuki pekarangan tetangga'. Tertulis pengirimnya adalah Tetangga.
-
Siapa yang ditahan oleh KPK? Eks Hakim Agung Gazalba Saleh resmi ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis (30/11/2023).
-
Kenapa Mulsunadi ditahan KPK? Untuk kebutuhan penyidikan tim penyidik melakukan penahanan MG untuk 20 hari pertama terhitung tanggal 31 Juli 2023 sampai dengan 19 Agustus 2023
"Tim KPK mendapatkan informasi akan terjadi penyerahan uang dari TSW ke END (sopir) pada Rabu malam, 31 Juli 2019," ujar Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan dalam jumpa pers di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (1/8).
Setelah penyerahan uang terjadi di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan, tim mengamankan Taswin dan END pada Rabu, 31 Juli 2019, pukul 21.00 WIB.
"Dari END, tim mengamankan uang sebesar SGD 96.700. Keduanya kemudian dibawa ke Gedung Merah Putih KPK," kata Basaria.
Kemudian sekitar pukul 21.30 WIB, DIN, seorang sopir datang ke Gedung Merah Putih KPK sesuai permintaan tim KPK. Tim kemudian bergerak ke rumah Andra, dan mengamankan Andra di rumahnya sekitar pukul 22.00 WIB.
"Kemudian membawa AYA ke kantor KPK," ujar Basaria.
Esoknya, Kamis, 1 Agustus 2019, pukul 09.00 WIB, tim penindakan meminta Executive General Manager Divisi Airport Maintainance PT. Angkasa Pura II Marzuki Battung (MZK) dan Direktur PT. Angkasa Pura Propertindo (APP) Wisnu Rahardjo (WRA) untuk datang ke Gedung KPK.
"WRA dan MZK datang berturut-turut ke Gedung Merah Putlh KPK sesuai permintaan tim KPK," kata Basaria.
Selanjutnya, pukul 15.00 WIB, staf PT. INTI yang lain, yakni Tedy Simanjuntak juga memenuhi permintaan KPK untuk datang ke Gedung KPK.
KPK menjerat Direktur Keuangan PT. Angkasa Pura II Andra Y. Agussalam dan staf PT. INTI Taswin Nur. Andra diduga menerima suap sebesar SGD 97.600 dari Taswin lantaran mengawal proyek Baggage Handling System (BHS).
Proyek BHS sendiri akan dikerjakan oleh PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PT. INTI) yang akan dioperasikan PT. Angkasa Pura Propertindo (PT. APP) dan dikelola PT. Angkasa Pura II.
Awalnya PT. APP berencana melakukan tender pengadaan proyek BHS, namun Andra mengarahkan agar PT. APP melakukan penjajakan untuk penunjukan langsung kepada PT. INTI agar menggarap proyek senilai Rp86 miliar ini.
Andra juga mengarahkan adanya negosiasi antara PT. APP dan PT. INTI untuk meningkatkan DP dari 15% menjadi 20% untuk modal awal PT. INTI dikarenakan ada kendala cashflow di PT. INTI.
Atas arahan Andra, kemudian Executive General Manager Divisi Airport Maintenance PT. Angkasa Pura II Marzuki Battung menyusun spesifikasi teknis yang mengarah pada penawaran PT INTI.
Tak hanya itu, Andra juga mengarahkan Direktur PT. Angkasa Pura Propertindo, Wisnu Raharjo untuk mempercepat penandatanganan kontrak antara PT. APP dan PT. INTI. Tujuannya, agar DP segera cair sehingga PT. INTI bisa menggunakannya sebagai modal awal.
Reporter: Fachrur Rozie
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Kasus Suap Angkasa Pura II, KPK Duga Ada Keterlibatan Petinggi Lain di 2 BUMN
Kawal Proyek, Dirkeu PT Angkasa Pura II Terima Suap SGD 96.700
KPK Pamerkan Barang Bukti OTT Petinggi Angkasa Pura II
KPK Tetapkan Dirkeu PT Angkasa Pura II Tersangka Suap Proyek BHS
Rekam Jejak Direktur Keuangan Angkasa Pura II yang Terjaring OTT KPK
KPK Tetapkan Direktur Keuangan PT Angkasa Pura II Tersangka Suap