Kronologi Terungkapnya Pasutri Asal Indonesia Pengebom Gereja di Filipina
Polri dan otoritas keamanan Filipina akan melakukan tes DNA terhadap sisa potongan tubuh diduga pelaku yang tercecer di lokasi kejadian.
Kepolisian Republik Indonesia bekerja sama dengan aparat keamanan Filipina untuk memastikan identitas pelaku bom bunuh diri Gereja Katedral di Jolo, Filipina, pasangan suami istri berkewarganegaraan Indonesia. Polri dan otoritas keamanan Filipina akan melakukan tes DNA terhadap sisa potongan tubuh diduga pelaku yang tercecer di lokasi kejadian.
"Namun demikian, dugaan ini tentunya nanti dari sisi saintifik, Densus 88 sudah bekerja sama dengan kepolisian Filipina dari data tes DNA beberapa potongan tubuh yang didapat di TKP nanti akan dicocokkan dengan pihak keluarga yang ada di Sulawesi," kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di kantornya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (24/7).
-
Kapan Kori Brajanala Lor dibangun? Tertulis bahwa Kori Brajanala Lor dibangun pada era Pakubuwono III atau sekitar tahun 1782 masehi atau 1706 tahun Jawa.
-
Kapan Pallu Butung sering diburu? Makanan tersebut banyak dicari ketika Bulan Ramadan karena cocok sebagai menu berbuka puasa.
-
Kapan wisuda anggota Polri di Turki? Acara tersebut diselenggarakan pada 26 Juli 2023 waktu setempat.
-
Kapan Teras Malioboro diresmikan? Mengutip Jogjaprov.go.id, kawasan Teras Malioboro diresmikan pada 26 Januari 2021 oleh Gubernur DIY, Sri Sultan HB X bersama Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi.
-
Kenapa Buleng digemari? Warga menyukai Buleng lantaran penampilannya yang menyenangkan, dengan suguhan musik tradisional Betawi, Gambang Kromong.
-
Apa yang diprotes bocah Turki itu? Dengan nada tinggi, bocah itu memprotes alasan penjual toko menjual produk Israel.
Setelah pembuktian secara ilmiah dilakukan, Dedi melanjutkan, kepolisian akan mengumumkannya secara terbuka di depan media. Karena saat ini, dugaan masih didapat hanya dari keterangan tersangka teroris Yoga dan N yang ditangkap di Padang, Sumatera Barat, Kamis, 18 Juli lalu. Sedangkan Yoga ditangkep di Malaysia.
"Secara ilmiah akan lebih menguatkan keterangan sementara yang di berikan oleh beberapa tersangka yang sudah di tangkap," jelas Dedi.
Berangkat ke Filipina pada 2018
Terduga pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral di Jolo, Filipina, diduga merupakan pasangan suami istri asal Sulawesi Selatan. Hal itu didapat dari keterangan N, tersangka teroris ditangkap di Padang, Sumatera Barat, Kamis, 18 Juli lalu.
Selain mendapatkan informasi dari N, keterangan juga digali dari Yoga, jaringan JAD Kalimantan Timur yang ditangkap di Malaysia beberapa waktu lalu. Kedua pelaku berangkat ke Filipina pada bulan Desember 2018.
"Informasinya berangkat melalui jalur gelap ke wilayah sana," kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di kantornya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (24/7).
Ia juga menyampaikan, kedua pelaku merunut pada rekam jejak sudah sejak lama terpapar paham ekstrimisme. Bahkan masih menurut Dedi, diketahui keduanya secara sadar berangkat ke Filipina untuk menjadi pengantin atau pelaku bom bunuh diri.
"Ada juga kesanggupan yang bersangkutan untuk menjadi pengantin suicide bomber," papar Dedi.
Hal itu, kata Dedi, atas sepengetahuan Andi Baso. Andi Baso sendiri merupakan penghubung antara Saefullah yang juga merupakan master mind atau aktor intelektual teroris Padang N, dengan kedua pasangan tersebut.
"Andi Baso juga menginformasikan ke master mind-nya Saefullah, siap, maka ada komunikasi dengan jaringan yang ada di Filipina," jelas Dedi.
Sebelumnya diberitakan, Kepolisian Indonesia dan Filipina berhasil mengidentifikasi dua orang pelaku pengeboman Gereja Katedral di Jolo, Filipina. Pelaku diketahui sebagai Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani Saleh. Mereka merupakan pasangan suami istri asal Sulawesi.
Hal itu, kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo berkat menggali keterangan dari Yoga dan Yondri yang ditangkep di Malaysia. Yoga ini diketahui merupakan jaringan JAD Kalimantan Timur, sedangkan Yondri belum diketahui.
"Setelah penangkapan saudara Yondri dan penangkapan Yoga di Malaysia baru terkait, ternyata pelaku suicide bomber di Filipina adalah dua orang Indonesia atas nama Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani Saleh," kata Dedi di Kantor Divisi Humas Polri, Jakarta Selatan, Selasa (23/7).
Yoga sendiri, menurut keterangan Dedi merupakan salah satu teroris yang dikendalikan oleh seorang aktor intelektual bernama Seafullah. Saefullah ini, kata Dedi, saat ini diduga sedang berada di Khurasan, Afghanistan.
Saefullah juga diketahui sebagai penyumbang dana bagi terduga teroris N yang ditangkap di Padang, Sumatera Barat pada Kamis, 18 Juli 2019 lalu.
Pihak kepolisian Filipina merasa kesulitan mengidentifikasi tersangka pengeboman Katedral di Jolo, Filipina. Hal ini kata Dedi disebabkan karena mereka masuk melalui jalur ilegal ke Filipina, sehingga tidak ada rekam jejaknya. Terlebih lagi, Dedi melanjutkan, hasil tes DNA yang dilakukan otoritas Filipina tidak memiliki pembandingnya.
Menurut Dedi, awalnya pihak kepolisian Filipina menduga-duga bahwa tersangkanya berasal dari Indonesia. "Pelakunya diduga orang Indonesia, karena logat dan bicaranya, kebiasaannya seperti kebiasaan orang Indonesia," jelas Dedi. Baru pasca ditangkapnya Yoga, pihak kepolisian bisa mengidentifikasi keduanya.
Reporter: Yopi Makdori
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Pelaku Bom Bunuh Diri Gereja Filipina Diketahui Pasangan Suami Istri Asal Indonesia
Tawanan Abu Sayyaf asal Belanda Tewas Ketika Mencoba Melarikan Diri
Hasil Tes DNA, Pemimpin ISIS di Filipina Dipastikan Tewas
Ada Isu Kelompok Abu Sayyaf Masuk Maratua, TNI-Polri Tingkatkan Patroli
30 Menit Baku Tembak dengan Abu Sayyaf, 3 Tentara Filipina Tewas
Sandera Abu Sayyaf Asal Malaysia Berhasil Kabur, Dua WNI Masih Ditawan
Coba Menyelamatkan Diri, WNI Korban Penyanderaan Abu Sayyaf Meninggal Tenggelam