Kronologi Warga Gunungkidul Meninggal karena Antraks, Berawal dari Sembelih Sapi Mati
Seorang warga Gunungkidul meninggal karena Antraks. Korban sempat dirawat di rumah sakit
Kematian warga Gunungkidul karena antraks bermula dari penyembelihan sapi mati
Kronologi Warga Gunungkidul Meninggal karena Antraks
Seorang warga berusia 73 tahun yang beralamatkan di Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meninggal dunia karena Antraks.
Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie mengatakan, korban meninggal dunia pada 22 Mei 2023 lantaran ikut menyembelih dan memakan sapi yang sudah mati. Sapi ini milik salah satu warga di Padukuhan Jati. "Setelah mengonsumi ditanggal 29 Mei, korban timbul gejala panas, pusing dan batuk. Kemudian hari berikutnya muncul kayak mlenting (bintik-bintik di kulit). Kemudian ada pembengkakan pada kelenjar," kata Pembajun, Kamis (6/7). Pembajun menuturkan karena kondisi pasien tidak membaik, kemudian di tanggal 1 Juni 2023 dibawa berobat ke RS Panti Rahayu. Saat itu pasien juga mengalami penyumbatan usus.
- Kronologi Jari Tangan Bocah Terjepit Pintu KRL, Begini Kondisinya Saat Ini
- Kronologi Artis Nanie Darham Meninggal Dunia Diduga Malpraktik Sedot Lemak Versi Pengacara
- Kronologi Anggota TNI Praka DRB Bacok Komandannya di Markas Rindam Manokwari Usai Apel Pagi
- Kronologi Ledakan Setiabudi Jaksel, Berawal Tukang Pukul Benda Warna Putih Terkubur di Bawah Rumah
Tanggal 3 Juni 2023, pasien didiagnosa Ileus karena bakteri. Saat itu pasien mengalami pembengkakan perut dan di lipat kelenjar. Kondisi pasien terus memburuk. Kemudian dirujuk ke RSUP Dr Sardjito tanggal 3 Juni 2023. Pasien meninggal dunia pada 4 Juni 2023.
"Di Sardjito mungkin karena sudah cukup parah ada gejala kaku leher di bagian belakang. Tanggal 4 Juni dinyatakan meninggal dunia dengan diagnosa suspeks Antraks".
ucap Pembajun
Antraks Tidak Menular Antarmanusia
Pembajun menyebut virus Antraks tidak bisa menular antara manusia dengan manusia. "Satu yang perlu digarisbawahi, penyakit Antraks ini tidak menular dari manusia ke manusia. Enggak ada kemudian kena Antraks terus bisa menularkan pada yang lain. Pasti dari hewan ke manusia," tegasnya. Pembajun merinci Antraks ini masuk kategori penyakit zoonosis atau penyakit dari binatang. Biasanya Antraks menyerang beberapa organ seperti kulit, bagian pernapasan dan pencernaan.
"Kalau penularan di kulit itu biasanya karena manusia bersentuhan dengan hewan ternak yang positif Antraks. Entah itu kulitnya, tulangnya atau bagian lainnya," terang Pembajun.
Sementara untuk yang menyerang pernapasan, disebabkan karena spora Antraks dari hewan ternak yang mati ini menempel di rumput atau tumbuhan dan terhirup manusia.