Kuburan Siyono bakal dijaga Pemuda Muhammadiyah selama 24 jam
Selain itu, Pemuda Muhammadiyah juga akan mendampingi sekaligus menjaga istri serta anak Siyono di rumahnya.
Polisi dikabarkan segera mengautopsi jenazah Siyono yang tewas usai berduel dengan anggota Detasemen Khusus (Densus) 88. Penolakan autopsi datang dari warga Desa Pogung, Cawas, Klaten, Jawa Tengah, tempat tinggal Siyono. Pihak keluarga juga merasa ketakutan karena merasa terus menerus dicurigai.
Ketua Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah mengatakan, pihaknya sudah meminta rekan-rekannya menjaga kuburan Siyono. "Kuburan Siyono dijaga Pokam Muhammadiyah 24 jam secara bergantian," ujar Dahnil di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Jumat (1/4).
-
Siapa Serka Sudiyono? Serka Sudiyono adalah anggota TNI yang bekerja sebagai Babinsa di Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, Rembang.
-
Siapa Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo? Kartosoewirjo merupakan tokoh populer di balik pemberontakan DI/TII pada tahun 1948.
-
Mengapa Masjid At Taqwa Cirebon diganti namanya? Alasan renovasi juga karena posisinya sudah cukup melenceng dari arah kiblat, sehingga perlu diluruskan. Setelahnya, Koordinator Urusan Agama Cirebon, R. M. Arhatha, menginisiasi pergantian nama masjid agar tidak lagi menggunakan kata “Agung”. Ini karena saat itu sudah ada masjid bernama Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang ada di Alun-Alun Kasepuhan dan menjadi salah satu masjid kuno paling tua yang ada di sana.
-
Apa yang dilakukan Syekh Nurjati di Cirebon? Di Cirebon, keduanya sepakat mulai mengajarkan ilmu Agama Islam yang saat itu masih banyak yang belum mengenalnya.
-
Siapa Syekh Nurjati? Syekh Maulana Idhofi Mahdi Datuk Kahfi atau Syekh Nurjati menjadi tokoh penyebar Agama Islam yang berpengaruh di sekitar abad ke-14.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
Istri Siyono, Suratmi dikabarkan merasa ketakutan karena terus menerus dicurigai. "Kami dapat laporan kawan-kawan yang di sana, katanya di sana istri Siyono merasa diteror karena setiap saat ada orang yang awasi datang dan curigai," ucap Dahnil.
Dahnil juga meminta rekan-rekannya Pemuda Muhammadiyah mendampingi sekaligus menjaga istri serta anak korban di rumahnya. "Dia (Suratmi) ingin ditemani dirumahnya dijaga. Mangkanya saya meminta kawan-kawan pemuda Muhammadiyah untuk ikut melakukan penjagaan dia dan anak-anaknya," katanya.
Sebelumnya, Polisi dikabarkan segera mengautopsi jenazah terduga teroris, Siyono yang dinyatakan tewas usai berduel dengan anggota Densus 88. Kematian Siyono menjadi ramai lantaran banyak protes dari berbagai pihak terhadap Densus 88 yang bertindak seenaknya.
Berbagai ormas pun ikut memprotes dan bahkan ingin ikutan autopsi jenazah Siyono. Namun, ormas baiknya mendukung polisi bekerja ketimbang mau ikutan autopsi.
"Kepolisian mau bereaksi gelar kasus dan autopsi. Ormas harusnya menaruh kepercayaan pada polisi. Densus 88 dan BNPT sudah bekerja baik meski ada kritikan juga," kata Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos saat dihubungi merdeka.com, Kamis (31/3).
Baca juga:
Cari keadilan, istri Siyono tolak uang duka dari Kapolri
Kasus kematian Siyono, ICW sebut anggota Densus 88 setara polsek
Ormas harus percaya polisi mampu autopsi Siyono
Mencari kebenaran kasus kematian Siyono di tangan Densus 88
Kinerja Densus 88 perlu dievaluasi, bukan dibubarkan