Kurangi Gadget, Pemkab Banyuwangi Ajak Anak Bermain Permainan Tradisional
Ratusan anak-anak terlihat ceria saat memainkan berbagai permainan tradisional seperti egrang bambu, terompah, egrang batok, gobak sodor, dan lainnya.
Ratusan anak-anak terlihat ceria saat memainkan berbagai permainan tradisional seperti egrang bambu, terompah, egrang batok, gobak sodor, dan lainnya.
- Mengenal Permainan Anak Khas Betawi Tuk Tuk Ubi yang Kini Langka, Bikin Pintar
- Mengunjungi Kampung Lali Gadget Sidoarjo, Anak-anak Asyik dengan Permainan Tradisional sampai Lupa Pegang HP
- Jauh dari Gadget, Begini Keseruan Anak-anak di Kampung Pasir Gudang Cianjur Isi Waktu Luang
- Mengenal Rorodaan, Permainan Anak Tradisional dari Bandung Barat yang Sarat Makna
Kurangi Gadget, Pemkab Banyuwangi Ajak Anak Bermain Permainan Tradisional
Dengan mengusung tema "Tinggalen Gadget Iro, Ayo Memengan Nang Njobo (Tinggalkan Gadgetmu, Ayo Main di Luar)", Pemkab Banyuwangi berupaya mengurangi pemakaian gadget pada anak dengan menggelar Festival Memengan (permainan) Tradisional, di Lapangan Lugjak, Rogojampi, Sabtu (27/7).
Ratusan anak-anak terlihat ceria saat memainkan berbagai permainan tradisional seperti egrang bambu, terompah, egrang batok, gobak sodor, dan lainnya. Para orang tua juga tak kalah antusias. Mereka memberikan semangat dan arahan, bahkan ikut larut dalam euforia permainan.
"Seru banget! Aku baru pertama kali main Egrang Bambu, susah tapi asyik," celetuk Rani (10), siswi SDN 1 Lemahbangdewo dengan napas tersengal-sengal.
Tak hanya itu, kemeriahan semakin terasa dengan adanya defile yang menampilkan aksi permainan tradisional lainnya seperti Bedhil-Bedhilan, Kucing Tikus, Barong, Balap Karung, Hoola Hoop, Terompet, Jaranan, Pesawat Kertas, Pal-palan, dan masih banyak lagi.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, mengatakan festival ini rutin digelar sebagai upaya mengajak anak-anak memilih permainan tradisional yang banyak gerak, dibanding gadget. Mereka dikenalkan aneka permainan tradisional dengan harapan mereka tidak hanya terpaku pada gadget.
"Yang tak kalah penting permainan tradisional juga sebagai upaya untuk mengurangi pengaruh gadget. Permainan tradisional memiliki nilai-nilai positif mengajak anak-anak saling bekerjasama, meningkatkan empati, menghormati aturan main, dan bisa menghadapi tantangan," jelas Ipuk.
Ipuk juga menekankan pentingnya melestarikan dan menghidupkan kembali permainan tradisional yang mungkin sudah mulai dilupakan oleh generasi saat ini.
"Ini adalah warisan budaya. Bukan hanya soal permainan, tapi juga tentang menjaga keakraban, sportivitas, dan kreativitas," terangnya
Pada kesempatan itu, Ipuk juga mengingatkan kepada para orang tua untuk bersama-sama melindungi anak-anak dari bullying.
"Kebijakan dan regulasi kami optimalkan penuh untuk melindungi anak. Mari kita samakan tekad, bergandengan tangan bersama lindungi anak-anak kita," pintanya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno, menambahkan festival yang digelar dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional itu, juga merupakan salah satu upaya untuk mendukung gerakan sekolah sehat dengan mengurangi permainan anak berbasis gawai dan lebih ke permainan fisik.
"Melalui permainan tradisional, anak-anak diajak untuk aktif bergerak, bersosialisasi, dan mengeksplorasi dunia luar dengan cara yang menyenangkan," tutur Suratno.