Laporan diabaikan, mahasiswa Papua di Yogya kecewa dengan legislator
Mereka menuntut DPRD Papua mengirim tim pencari fakta.
Mahasiswa Papua di Yogyakarta menyatakan kecewa kepada Wakil Ketua DPRD Papua, Yanni, saat dia bertandang ke kota gudeg itu. Mereka merasa laporan kepada legislator tentang perlakuan diskriminatif beberapa waktu lalu tidak ditanggapi.
Mereka pun menolak menceritakan runutan peristiwa pengepungan asrama mahasiswa Papua di Yogyakarta pada Jumat (15/7) pekan lalu. Sebab, kedatangan Yanni hanya sebagai pribadi, dan bukan tim pencari fakta diharapkan mahasiswa.
"Kami tidak mau tertipu lagi. Anda datang secara pribadi atau perwakilan dari tim khusus pencari fakta yang dibentuk oleh DPR Papua?" tanya salah satu perwakilan mahasiswa Papua, Roy Karoba, saat dialog di Asrama Papua Jogja, Selasa (19/7).
Di dalam dialog itu, Roy mengungkapkan kekecewaannya. Sebab, Roy beserta mahasiswa Papua di Yogyakarta pernah menemui Yanni di Jayapura, buat menuntaskan diskriminasi dialami mereka di kota pelajar itu pada Maret lalu.
Roy menjelaskan, pertemuan dengan DPRD Papua Maret lalu menghasilkan kesepakatan akan dibentuk tim pencari fakta, yang akan datang langsung ke Yogyakarta. Namun, hingga saat ini tim itu tak pernah datang.
"Bulan Maret kami sudah datang ke DPR Papua. Katanya mau membentuk tim khusus. Tapi sampai hari ini belum ada tim yang datang ke Yogya. Bahkan Anda datang ke sini juga bukan perwakilan tim khusus. Anda datang sebagai wakil ketua DPR Papua," ujar Roy.
Yanni pun mengakui kedatangannya ke asrama Papua Yogyakarta merupakan kunjungan pribadi, dan bukan perwakilan tim pencari fakta.
"Memang benar saya datang dari Jakarta karena kebetulan saya di sana. Saya bukan dari tim khusus. Ini bentuk kepedulian saya sebagai sesama orang Papua," kata Yanni.
Kendati demikian, Yanni menyatakan tetap membuat laporan dari kunjungannya ke Yogyakarta pada pimpinan DPR Papua. Namun, dia mengaku tim itu memang belum dibentuk.
"Membentuk tim khusus itu lama. Banyak mekanisme yang harus dilewati," imbuh Yanni.