Layani korban asap di Jambi, Tim PDIP sebut penderita ISPA terbanyak
Dari 10.000 orang yang mendapatkan pelayanan kesehatan, 100 orang di antaranya adalah Suku Anak Dalam di Sorolangun.
Suku Anak Dalam menjadi perhatian serius setelah hutan tempat tinggal mereka terbakar dan memicu kabut asap. Sejumlah bantuan dan layanan kesehatan diberikan kepada masyarakat adat di Jambi tersebut.
Salah satunya oleh Tim Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) DPP PDIP yang dilepas ke lokasi bencana asap Sumatera Selatan dan Jambi pada 11 Oktober lalu. Di sana, tim melakukan kegiatan pelayanan kesehatan dan pembagian masker.
"Pelayanan kesehatan dilakukan di 13 desa di beberapa kabupaten di Sumatera Selatan dan Jambi dengan jumlah pasien lebih dari 10.000 orang,” kata Koordinator Baguna DPP PDIP, Alvian Feoh, dalam keterangannya, Kamis (5/11).
Dari 10.000 orang yang mendapatkan pelayanan kesehatan itu, 100 orang di antaranya adalah masyarakat Suku Anak Dalam di Sorolangun, Jambi.
"Penyakit yang paling banyak dialami masyarakat ISPA dan penyakit kulit sebagai dampak kekurangan air bersih,” ujarnya.
Dalam menjalankan tugasnya, Baguna melakukan koordinasi dengan BNPB, Damkar dan DPC PDIP untuk menentukan titik-titik yang akan dituju. Sementara untuk pembagian masker, selama turun ke lokasi rawan asap Baguna yang berjumlah 100 orang telah membagikan sedikitnya 100.000 masker di Sumatera Selatan dan Jambi.
Selain itu, lanjut dia, Tim Baguna PDI Perjuangan juga membantu Ibu Wija, warga Dusun Jati Mulyo, Kecamatan Geragi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi. Korban yang juga dari keluarga tidak mampu tersebut tidak bisa meneruskan pengobatan sehingga diberikan rujukan dari Tim Baguna PDIP untuk berobat ke RS Daerah Jambi.
“Ibu Wija sudah setahun menderita penyakit kanker usus, dengan rekomendasi PDI Perjuangan maka Ibu Wija akhirnya dapat dirawat di RSUD Jambi,” kata dia.
Bersama petugas pemadam kebakaran Kabupaten Sorolangun, Baguna PDIP juga memadamkan titik api yang sedang terbakar di wilayah Kabupaten Sorolangun, Jambi.
Alvian mengatakan pelatihan yang diberikan Basarnas kepada tim Baguna bulan lalu sangat bermanfaat saat menghadapi situasi riil di lapangan.
“Saat itu Baguna dilatih antara lain bagaimana berkoordinasi dengan instansi terkait di wilayah bencana, bagaimana manajemen pelayanan di wilayah bencana, dan pelatihan survival,” ujarnya.
Baca juga:
Faisal Basri nilai bencana asap bikin ekspor kertas merosot
Padamkan kebakaran hutan, Indonesia dinilai perlu tiru Afsel
Bencana asap berdampak negatif pada seluruh sendi perekonomian
IPB nilai pemerintah malah 'restui' pembakaran hutan
Mungkin karena ini pemerintah tak berani sebut para pembakar hutan?
-
Kenapa kebakaran hutan sering terjadi di musim kemarau, terutama di Sumatera dan Kalimantan? Kebakaran hutan menjadi fenomena yang tidak bisa dihindari ketika musim kemarau datang, terutama di pulau Sumatra dan Kalimantan. Bahkan sampai menimbulkan bencana kabut asap yang bisa sampai ke negara lain.
-
Kapan Prabowo tiba di Sumatera Barat? Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman pada Sabtu (9/12) pagi.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Kapan Hutan Pinus Pengger buka? Hutan Pinus Pengger buka setiap hari mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore.
-
Kapan Ujung Kulon Janggan buka? Ujung Kulon Janggan dibuka mulai pukul 07.00 hingga 18.00.
-
Apa yang mendorong munculnya perkebunan rakyat di sekitar perkebunan kelapa sawit besar di Sumatra? Sehingga kehadiran perkebunan besar ini mendorong munculnya perkebunan rakyat di sekitarnya.