Lewat Yayasan Penjaring Dana, Jamaah Islamiyah Kantongi Rp70 Miliar Setahun
Aswin mengatakan dana tersebut masih perlu didalami, karena sejauh ini penyidik belum mendapatkan bukti otentik oleh, lantaran mekanisme pendanaan jaringan yang terputus.
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menyakini jika kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) berhasil mengantongi Rp70 miliar dalam setahun yang didapat melalui yayasan pendana jaringan dalam setahun.
Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar mengatakan keterangan terkait dana tersebut didapat dari hasil penyidikan tersangka.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Kapan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) dibentuk? Persatuan Tarbiyah Islamiyah atau disingkat Perti berdiri pada 5 Mei 1928 di Canduang, Agam, Sumatra Barat.
-
Kapan Masjid Quwwatul Islam diresmikan? Pada Selasa (10/10), Gubernur DIY Sri Sultan HB X meresmikan berdirinya Masjid Quwwatul Islam di Jalan Mataram No. 1, Suryatmajan, Danurejan, Kota Yogyakarta.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
-
Bagaimana Masjid Langgar Tinggi dirawat? Kendati sudah tiga kali diperbaiki, namun Assegaf tak mau bentuk aslinya diubah. Ia menginginkan agar bangunan menjadi warisan Islam zaman perdagangan di abad ke-19, sebagai bekal informasi bagi anak cucu.
"Ada yang bilang (keterangan tersangka) bisa sampai Rp70 miliar setahun sebenarnya (keuntungan)," kata Aswin kepada wartawan, Jumat (26/11).
Aswin mengatakan dana tersebut masih perlu didalami, karena sejauh ini penyidik belum mendapatkan bukti otentik, lantaran mekanisme pendanaan jaringan yang terputus.
"Tapi kami tidak punya bukti itu dalam konteks pemeriksaan laporan begitu," kata Aswin pada Jumat (26/11).
Aswin menjelaskan bahwa pengumpulan dana yang dilakukan oleh jaringan teroris tersebut kebanyakan tak tercatat sebagai sebuah laporan keuangan yang sahih. Meski pengelolaan dana dilakukan oleh yayasan ataupun badan amal yang memiliki keabsahan hukum.
"Kalau yang kita tahu sistem sel terputus atau sistem pengumpulan dana tidak dilaporkan dari bentuk transfer atau lainnya," jelasnya.
Densus 88 sampai saat ini pihaknya baru menemukan sebuah dokumen yang mencatat target penerimaan dana sebesar Rp28 miliar selama setahun. Dokumen itu didapat dari hasil pengungkapan dua yayasan, yakni Syam Organizer dan Lembaga Amil Zakat Badan Mal Abdurrahman Bin Auf (LAZ BM ABA).
"Dalam satu acara, ada mereka membuat target penerimaan yang dokumennya sudah kami dapat, itu sekitar Rp28 miliar target dia," sebutnya.
Sementara untuk angka pastinya, dua badan yang diandalkan yakni Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Abdurrahman bin Auf (LAZ BM ABA) dan Yayasan Syam Amal Abadi berhasil mengumpulkan uang Rp15 miliar dalam setahun.
"Contohnya Syam Abadi ini dalam pemeriksaan terungkap bahwa pendapatannya hampir sekitar Rp15 miliar per tahun," tutur Aswin.
Aswin, mengatakan hitungan tersebut tidak termasuk pengumpulan dana dari sel terputus lainnya yang diketahui sengaja dilakukan untuk menghindari pencatatan formal. Sementara untuk LAZ BM ABA, jumlah dana yang dikumpulkan pun tidak jauh berbeda.
"Ada yang mengatakan sekitaran 14 (miliar rupiah) gitu ya, tapi sekitar Rp15 miliar per tahun dan di BM ABA juga tidak jauh beda itu sekitaran Rp14 miliar per tahun," jelas dia.
Adapun dari pengungkapan LAZ BM ABA ada 14 terduga teroris yang ditangkap. Sementara untuk Syam Organizer ada 10 terduga teroris yang ditangkap.
"Kita mengharapkan ke depan tentu Densus akan menggandeng lembaga seperti MUI, lembaga lainnya untuk bisa membantu kita untuk mengimbau kepada masyarakat agar sumbangan-sumbangan diberikan itu diarahkan kepada lembaga-lembaga yang memang dapat diperiksa kebenarannya," jelas Aswin.
Baca juga:
Densus Ungkap Kelompok Jamaah Islamiyah Danai Bengkel dan Sasana Bela Diri
Polri Sebut Jamaah Islamiyah Bisa Kumpulkan Rp15 M per Tahun
Densus 88: Dulu Kejar yang Meledak dan Berlumuran Darah, Sekarang Organisasinya
Densus 88 Ungkap JI Gunakan Dana untuk Program Sosial Demi Raih Simpati Masyarakat
Densus 88 Total Tangkap 24 Terduga Teroris Dalam Pendanaan Kelompok JI
Densus 88 Beberkan Struktur Pendanaan Kelompok Jamaah Islamiyah