Luhut: Petugas dan Masyarakat Lelah, Jangan Sia-siakan Kelelahan Kita
Menurutnya, Presiden Jokowi telah memberikan pengawasan dan arahan yang tepat dalam penanganan pandemi.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengakui, baik petugas maupun masyarakat saat ini lelah menghadapi pandemi Covid-19. Namun, dia mengingatkan, jangan sia-siakan kelelahan itu dengan tidak lagi disiplin dalam melakukan protokol kesehatan.
"Saya ingin menyampaikan pada anda semua, semua kita lelah, bukan hanya petugas, masyarakat pun lelah, oleh karena itu jangan kita sia-siakan kelelahan kita ini karena kita tidak disiplin," katanya dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin (9/8).
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
Dia mengumumkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2, 3 dan 4 di Pulau Jawa dan Bali diperpanjang hingga 16 Agustus 2021 dengan sejumlah penyesuaian.
"Pemerintah mengedepankan masalah kehatian-hatian dengan baik. Jangan sampai perbaikan yang sudah kita capai susah payah kemudian menjadi sia-sia," ujarnya
Menurutnya, Presiden Jokowi telah memberikan pengawasan dan arahan yang tepat dalam penanganan pandemi.
"Menurut pengalaman saya sebagai perwira TNI, arahan ini membuat keputusan cepat yang tidak dapat dibayangkan orang. Kalau teman-teman melihat ke dalam proses pengambilan keputusan ini bagaimana peran presiden dalam mengarahkan adalah langkah yang patut diapresiasi," ungkap Luhut.
Sesuai keputusan dalam rapat kabinet, evaluasi untuk PPKM di Jawa Bali dilakukan setiap satu minggu sekali, sementara untuk di luar Jawa Bali akan dilakukan setiap 1x dalam dua minggu.
"Penanganan di luar Jawa Bali tentunya tidak bisa serta merta dibandingkan dengan di Jawa Bali, karena tantangan di sana jauh lebih besar dibanding Jawa Bali contohnya dalam hal dukungan infrastruktur kesehatan. Pemerintah akan terus bekerja keras untuk mengendalikan pandemi di seluruh Indonesia," tambahnya seperti dilansir dari Antara.
Luhut menjelaskan struktur penanganan pandemi saat ini sudah sangat baik.
"Karena presiden yang menjadi panglima paling tinggi dalam penanganan pandemi ini kemudian menko perekonomian dan saya sebagai komando-komando wilayah atau lapangan seperti organisasi militer juga. Tidak mungkin satu komando untuk semua itu, melihat luas rentang kendalinya karena itu keputusan untuk menunjuk menko perekonomian untuk menangani luar Jawa Bali dan saya menangani Jawa Bali menurut saya sudah keputusan yang paling tepat," terangnya.
Sekali lagi, Luhut mengungkapkan, tentunya pemerintah tidak bisa bergerak sendirian tanpa keterlibatan peran serta dan juga kesadaran masyarakat.
"Masyarakat hari ini diharapkan memiliki kesadaran tinggi untuk berperan penuh dalam terus menjaga protokol kesehatan utamanya dalam melakukan penggunaan masker, agar kita semua dapat segera keluar dari badai pandemi ini," ungkapnya.
Kepatuhan menggunakan masker, menurut data yang dimiliki Luhut, telah mencapai 82 persen, meningkat 5 persen dibandingkan Februari-Maret 2021.
Selanjutnya dalam hal peningkatan jumlah testing dan "tracing", jumlah spesimen dan orang yang dites meningkat sangat signifikan hingga 3 kali lipat sejak Mei 2021.
Selain itu dari sisi "tracing", keterlibatan dari TNI dan Polri, mampu meningkatkan jumlah kontak erat yang berhasil "ditracing".
"Saat ini memang masih ada pencatatan yang dilakukan secara manual untuk aktivitas 'tracing' ini terutama karena keterbatasan akses internet untuk wilayah-wilayah pedesaan. Namun hal ini akan terus kami perbaiki dengan menambah jumlah digital 'tracer', 'tracer' lapangan dan juga sistem Silacak yang lebih adaptif guna mengakomodasi 'tracing' kontak erat yang akan semakin besar hari ke harinya," tutup Luhut.
Baca juga:
Jokowi Harap Momentum HUT RI Dimanfaatkan Melipat Gandakan Ikhtiar Melawan Pandemi
PPKM Level 4, Tempat Ibadah Boleh Buka Kapasitas 25 Persen
Airlangga Hartarto: Kasus Positif Covid-19 di Luar Jawa-Bali Naik 1,24 Persen
PPKM Level 4, Lansia dan Anak di Bawah 12 Dilarang Masuk Mal
Jokowi: Covid-19 Memaksa Kita Berubah dan Melakukan Penyesuaian Berbagai Kegiatan
PPKM Level 3 Luar Jawa-Bali Boleh Sekolah Tatap Muka