Lukas Enembe Diminta Hadapi Pemeriksaan KPK Bukan Membangun Opini
Gubernur Lukas Enembe diminta untuk menjalani pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), ketimbang membangun opini. Sebagai pemimpin, Lukas seharusnya siap menghadapi pemeriksaan terkait kasus dugaan suap dan gratifikasi.
Gubernur Lukas Enembe diminta untuk menjalani pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), ketimbang membangun opini. Sebagai pemimpin, Lukas seharusnya siap menghadapi pemeriksaan terkait kasus dugaan suap dan gratifikasi.
"Bukan malah menghindarinya dengan cara membangun opini-opini yang mengada-ada, seperti meminta KPK memeriksa Lukas di lapangan terbuka," kata Wakil Ketua Departemen Pemuda dan Anak Gereja Bethel Indonesia Provinsi Papua Isac Imbiri, Minggu (16/10). Dikutip dari Antara.
-
Apa yang ditemukan di Papua yang viral di TikTok? Viral di TikTok Ditemukan di Papua Penemuan tank yang terpendam di dalam tanah ini diketahui berlokasi di Sarmi Kota, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Indonesia.
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Kenapa situasi baku tembak di Papua semakin memanas? Anggota Brimob dan TNI pun kerap terlibat baku tembak dengan para teroris di Papua yang semakin lama mulai berani menyerang TNI dan Polri yang berjaga di sana.
-
Kodok baru apa yang ditemukan di Papua Barat? Spesies baru itu dikenali berbeda berdasarkan ukuran, warna, bentuk tubuh, dan garis-garis di tangannya.
-
Kapan Lula diwisuda? Momen wisuda ini baru saja dibagikan oleh Lula melalui akun Instagram pribadinya.
-
Apa yang dimaksud dengan bekas luka? Bekas luka adalah perubahan permanen pada kulit atau jaringan tubuh lainnya yang terbentuk sebagai hasil dari proses penyembuhan setelah terjadinya cedera atau kerusakan pada kulit.
Dia mengajak generasi muda Papua untuk mengambil hikmah dari situasi yang sedang berkembang di Papua saat ini, termasuk kasus korupsi yang sedang dihadapi oleh Lukas Enembe.
"Korupsi harus diberantas dari Bumi Cenderawasih. Papua ke depan harus memiliki pemimpin-pemimpin yang benar-benar bersih dari korupsi," ujarnya.
Selain itu, dia mempertanyakan Pengukuhan Lukas sebagai kepala suku besar di tanah Papua oleh Dewan Adat Papua (DAP) pimpinan Dominikus Sorabut pada 8 Oktober 2022. Menurutnya hal itu tidak sesuai dengan statuta DAP.
"Di dalam statuta DAP maupun pedoman operasional DAP tidak mengenal adanya istilah pengukuhan kepala suku besar bangsa Papua, yang ada adalah jabatan kepala suku turun temurun di dalam suku-suku di tanah Papua," terangnya.
Isac yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Generasi Muda Pembaru Indonesia (Gempar) Provinsi Papua itu mengatakan, pengukuhan kepala suku besar di tanah Papua menjadi keliru dan tidak masuk akal.
"Karena di atas kepala suku hanya ada Tuhan. Tidak ada lagi kepala suku di atas kepala suku," ujarnya.
Ia menilai DAP pimpinan Dominikus Sorabut yang telah mengukuhkan Lukas sebagai kepala suku besar telah mengecewakan suku-suku, kepala-kepala suku, dan masyarakat Papua.
"DAP ada dua versi, yakni DAP pimpinan Dominikus Sorabut dan DAP yang memiliki legitimasi yaitu DAP pimpinan Yan Piet Yerangga dan Leo Imbiri," tuturnya.
Sejak ditetapkan sebagai tersangka, Lukas sudah dua kali mangkir dari panggilan KPK. Kuasa hukum Lukas menjelaskan bahwa kondisi kliennya masih sakit. Selain itu, dia juga mengklaim adanya permintaan agar kasus Lukas diselesaikan secara adat setempat.
Dalam pemeriksaan kesehatan Lukas yang terbaru, Dokter pribadi, Anton Mote menjabarkan sejumlah pemeriksaan kesehatan sudah dijalani, mulai dari pemeriksaan EKG untuk jantung, foto thorax dan organ menggunakan USG.
Hasil pemeriksaan lewat darah menunjukkan kenaikan gula darah, dan jantung yang masih berpengaruh pada tensi yang tidak stabil. Saran dokter spesialis dari Singapura, lanjut Anton, Lukas Enembe masih perlu menjalani pemeriksaan lainnya yakni menggunakan alat metode Magnetic Resonance Imaging (MRI).
"Ada sedikit kelemahan pada gerak dan bicara dari Bapak Gubernur, maka ada anjuran untuk dilakukan MRI yang rencana dilakukan kemarin malam, namun tidak bisa dilakukan karena keputusannya harus diambil oleh pasien dan keluarga," kata Anton kepada wartawan, Rabu (12/11).
Baca juga:
'Tidak benar Rakyat Papua Menolak KPK Memeriksa Lukas Enembe'
Gubernur Sakit dan Jadi Tersangka, Warga Mengeluh Pelayanan Pemprov Papua Menurun
Warga di Papua Tolak Lukas Enembe Jadi Kepala Suku Besar, Ini Alasannya
KPK Geledah Kediaman Lukas Enembe, Temukan Bukti Baru Kasus Suap dan Gratifikasi
Respons Warga Papua Soal Wacana Lukas Enembe Diperiksa di Lapangan Terbuka
Ketua Dewan Adat di Jayapura Soroti Pengukuhan Lukas Enembe Jadi Kepala Suku Besar