Lulus jadi dokter, 4 santri ini mengabdi ke Musi Banyuasin
Program pendidikan dokter diberikan kepada para santri yang berprestasi dalam ilmu biologi.
Empat santri asal Musi Banyuasin, Sumatera Selatan mendapatkan program beasiswa santri jadi dokter dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta berhasil menjadi sarjana kedokteran, dan akan mengabdi ke masyarakat. Mereka itu adalah Aniz Zamzari, Miftahul Jannah, Qurrata Tsania Masrur dan Sherli Hazairin.
Program tersebut diberikan kepada para santri yang berprestasi dalam ilmu biologi, namun tidak mampu secara ekonomi untuk menjadi dokter. Sebab itu, pihak UIN Syarif Hidayatullah menjaring para santri di berbagai wilayah Indonesia.
-
Dimana konsentrasi dokter spesialis di Indonesia? Dia mengatakan 59 persen dokter spesialis terkonsentrasi di Pulau Jawa. "Rata-rata semuanya dokter spesialis pada di Jawa dan di kota. 59 persen dokter spesialis itu terkonsentrasi di Pulau Jawa, 59 persen," ujarnya.
-
Kapan dokter Soebandi gugur? Mengutip situs Begandring, dokter tentara sekaligus wakil komandan Divisi Damarwulan ini gugur ditembak tentara Belanda dalam sebuah penyergapan di Desa Karang Kedawung, Jember pada 8 Februari 1949.
-
Kenapa dr. Soebandi gugur? Mengutip situs Begandring, dokter tentara sekaligus wakil komandan Divisi Damarwulan ini gugur ditembak tentara Belanda dalam sebuah penyergapan di Desa Karang Kedawung, Jember pada 8 Februari 1949.
-
Kapan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) resmi terbentuk? Tepat pada 24 Oktober 1950, IDI secara resmi mendapatkan legalitas hukum di depan notaris.
-
Apa profesi Putra Dokter Boyke, Dhitya Dian Nugraha? Mengikuti jejak sang ayah, Dhitya merupakan alumnus Universitas Indonesia. Namun, perjalanan akademisnya tidak berhenti di sana. Ia melanjutkan pendidikannya di luar negeri, tepatnya di Universiteit Leiden, Belanda, dari tahun 2017 hingga 2020 dengan mengambil jurusan psikologi.
-
Siapa yang sedang berjuang menjadi seorang dokter? “Selangkah lagi menjadi seorang dokter,” tulis Zahra, adik Awkarin, dalam upayanya mengejar profesi sebagai dokter.
"Program pendidikan beasiswa santri jadi dokter yang dilaksanakan Pemkab Musi Banyuasin bekerja sama dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kini mulai membuahkan hasil, empat mahasiswa utusan daerah ini telah menyelesaikan pendidikan kedokterannya dan menunjukkan pengabdiannya dengan baik," ujar Sekda Musi Banyuasin, Sohan Majid di Sekayu, Kamis (11/2).
Selain itu, sambung Majid, para dokter tersebut diharapkan dapat berperan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan kesehatan masyarakat, dengan pelayanan kesehatan yang prima.
"Alumni program santri jadi dokter tersebut diharapkan dapat memanfaatkan ilmu yang diperolehnya selama di bangku kuliah, untuk mengobati masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin dengan maksimal," harap Majid, dilansir Antara.
Miftahul, salah satu alumni program santri jadi dokter mengatakan dirinya bersama tiga temannya siap mengaplikasikan ilmu kedokteran diperoleh selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, untuk membantu mengobati dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di sekitar.
"Pengabdian ini sebagai wujud ungkapan terima kasih kepada Pemkab dan masyarakat Musi Banyuasin, yang telah memberikan dukungan dana dan kesempatan menjalani pendidikan kedokteran," ucap Miftahul.
(mdk/cob)