Mahasiwa UB Meninggal, Jalur Pendakian Gunung Arjuna Ditutup Hingga Waktu yang Belum Ditentukan
Pengetatan prosedur ini bercermin dari kejadian atas Yodeka Kopaba yang belakangan diketahui ternyata baru pertama kali mendaki.
Pendaki diminta jadwalkan ulang pendakian.
Mahasiwa UB Meninggal, Jalur Pendakian Gunung Arjuna Ditutup Hingga Waktu yang Belum Ditentukan
Jalur pendakian ke puncak Gunung Arjuna ditutup pasca Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang meninggal dunia. Pendakian gunung setinggi 3.338 Mdpl tersebut ditutup sementara waktu khususnya jalur Desa Sumberbrantas, Kota Batu.
- Temui Buruh di Tangerang, Ganjar Pranowo Bicara Revisi Aturan Demi Kesejahteraan Pekerja
- Anwar Usman Dicopot Terbukti Langgar Etik Berat, PDIP: Sungguh Pelajaran untuk Hakim MK!
- Mahasiswa UGM Ciptakan Jaket Pengatur Suhu Otomatis, Nyaman Digunakan saat Cuaca Panas Maupun Dingin
- Ganjar Disekakmat Mahasiswa UI soal Capres Petugas Partai, Singgung Pernah 'Digebuki' Teman Sendiri
Kasi Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan UPT Tahura Raden Soerjo, Sadrah Devi menjelaskan, langkah penutupan sebagai evaluasi dan pengetatan prosedur pendakian. Penutupan jalur tersebut tidak bisa dipastikan sampai kapan dan meminta para pendaki untuk menjadwal ulang pendakian.
Saat ini, tengah digodok aturan pengetatan pendakian, seperti kesiapan fisik, pemeriksaan kesehatan hingga logistik. Ini dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
"Misal, juga seperti pengetatan pendakian tidak boleh dilakukan malam hari, tidak boleh sendirian atau 2 orang. Paling penting itu pemeriksaan kesehatan,'' katanya, Senin (21/8).
Pengetatan prosedur ini bercermin dari kejadian atas Yodeka Kopaba yang belakangan diketahui ternyata baru pertama kali mendaki. Selain itu, korban juga memaksakan diri mendaki dalam kondisi tubuh tidak fit. Apalagi medan pendakian Gunung Arjuna juga terkenal terjal.
"Seharusnya kalau tidak fit, jangan melanjutkan pendakian,'' ujarnya.
Yodeka Kopaba (21) ditemukan meninggal dunia di Gunung Arjuna, Malang, Minggu, 20 Agustus 2023. Pendaki asal Deli Serdang, Sumatera Utara itu diduga mengalami hipotermia hingga meninggal dunia.
Sementara Plt. Kasi Humas Polres Batu, Ipda Trimo, menyampaikan, korban sebenarnya sudah merasa tidak fit sebelum mendaki. Korban sempat menyampaikan kepada teman-temannya. Mereka mendaki sejak Jumat, 18 Agustus 2023.
"Tapi dia memaksa melanjutkan pendakian hingga akhirnya kelelahan tak sadarkan diri dan meninggal dunia,''
ungkap Trimo.
Sebelum meninggal dunia, korban yang memutuskan menghentikan pendakian beristirahat di Pos 2 Batu Besar pada Sabtu 19 Agustus 2023 sekira pukul 01.00 WIB dini hari, Saat itu, korban mengaku lelah kemudian mengalami gejala hipotermia hingga tak sadarkan diri. Namun, polisi belum bisa memastikan hal itu sebelum dilakukan visum. Sementara, sambung Trimo, pihak keluarga enggan melakukan visum dan menerima situasinya.
"Jenazah korban sudah diserahkan pada keluarga untuk dibawa pulang. Mereka menolak autopsi dan ikhlas menerima atas kejadian tersebut,''
jelas Trimo.