Mahfud: Kalau Pejabat dekat dengan Lawan Politik Susah, Segera Dipindah
Kata Mahfud, banyak juga yang dia promosikan menjadi Pangdam, Plt Gubernur, Pj Bupati atau Wali Kota.
Mahfud melanjutkan, tujuannya agar ditiru oleh yang lain.
Mahfud: Kalau Pejabat dekat dengan Lawan Politik Susah, Segera Dipindah
- Mengintip Aktivitas Mahfud MD Usai Gagal Jadi Wapres RI, Punya Banyak Waktu untuk Keluarga dan Teman
- Mahfud Tegaskan Kompak Usut Dugaan Kecurangan Pemilu: Ganjar Jalur Politik, Saya Hukum
- Saat Mahfud MD Bicara soal Pemimpin Mulia hingga Singgung Sampah Politik
- Mahfud Ungkap Ancaman Didapat Pejabat karena Bantu Kampanyenya di Daerah: Bahaya untuk Karir Anda!
Calon Wakil Presiden nomor urut 03, Mahfud MD mengklaim tak menggunakan fasilitas negara sebagai Menko Polhukam selama kampanye. Mahfud bahkan meminta pemerintah daerah yang kenal dengannya dilarang menjemput atau melayani.
"Karena saya tidak mau menggunakan jabatan saya itu untuk menggunakan fasilitas kepemerintahan," kata Mahfud di acara Tabrak Prof, Selasa (23/1).
Mahfud melanjutkan, tujuannya agar ditiru oleh yang lain. Yaitu kalau menjadi calon presiden atau wakil presiden jangan mau dijemput oleh pejabat daerah.
"Jangan mau diantar, jangan mau didampingi. Hanya minta pengamanan saja kepada Polri," katanya.
Menurutnya, banyak di daerah merupakan teman baiknya. Bahkan, kata Mahfud, banyak juga yang dia promosikan menjadi Pangdam, Plt Gubernur, Pj Bupati atau Wali Kota.
"Saya bilang ke staf, kalau saya datang ke daerah dia jangan hubungi dia untuk menjemput saya atau berkomunikasi dengan saya atau menjamu saya. Jangan hubungi dia, kasihan dia nanti dipecat kalau hubungi saya," kata Mahfud.
"Karena fenomenanya orang, kalau dekat-dekat dengan lawan politik itu susah, segera dipindah, segera dinaikkan, tapi sebenarnya ditendang ke atas, dan macam-macam," imbuhnya.