Malam ini 8 kelurahan di Depok diprediksi kebanjiran
Depok akan menerima banjir kiriman dari Sungai Ciliwung malam ini.
Kabid Informatika Pengendalian Badan Penanggulangan Bencana Nasional Daerah (BNPB) Daerah DKI Jakarta, Edy Junaedi Harahap, mengatakan kawasan Depok siaga II. Selama 6 jam lagi, kata dia, wilayah tersebut akan dilewati aliran Sungai Ciliwung.
"Sebanyak 8 kelurahan pasti banjir lagi nanti malam. Katulampa sekarang ketinggian 140 centimeter. Puncaknya sudah tadi siang mencapai 180 centimeter," ujarnya, Jumat (17/1) malam.
Air dari Katulampa itu, dia menjelaskan, lari ke Depok, kemudian lari ke Manggarai, kemudian lari ke Karet. OLeh sebab itu, saat ini kondisi Karet masih aman.
"Lepas dari Depok, masuk Manggarai, lalu pecah. Semoga gak hujan, ga ada tanggul jebol. Selain udah upaya penuh, kita perlu bantu pakai doa, semoga ga ada bendungan jebol, cuaca gak hujan."
Bila kondisi itu terjadi, 1-2 hari pasti surut. Hari ini, dia mengimbuhkan, memang menjadi puncak tingginya curah hujan. Setelah hari ini intensitas hujan berangsur lebih rendah. Sementara banjir di wilayah Jakarta utara, lebih karena rob bulan purnama.
"Yang saya khawatirkan, 180 naik lagi, ternyata turun 140 centimeter, TMC ada hasilnya. Memang TMC tidak bisa mengurangi 100 persen, hanya 30 persen, tapi sudah cukup," terang Edy.
Sebelumnya, Informasi terakhir pukul 18.00 WIB, sore tadi sejumlah titik banjir dinyatakan siaga. Misalnya di kawasan Depok diinformasikan Tinggi Muka Air (TMA) 270 centimeter (siaga 2), sungai di Manggarai 760 centimeter (siaga 3), Karet 460 centimeter (siaga 3), Waduk Pluit -10 sentimeter (siaga 1).
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Kapan banjir pertama kali terjadi di Jakarta? Pada masa VOC sendiri telah dilakukan berbagai cara untuk menanggulangi banjir di Batavia (kini Jakarta). Gubernur Jenderal silih berganti mencoba berbagai upaya.
-
Siapa saja yang terdampak oleh banjir? Dampak banjir sangat luas dan kompleks, melibatkan aspek kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Banjir sering kali menyebabkan penyakit yang disebarkan melalui air, seperti kolera dan leptospirosis, yang dapat menyebar dengan cepat di antara populasi yang terdampak. Dari sisi ekonomi, banjir dapat menghancurkan tanaman pangan, merusak infrastruktur, dan menghentikan aktivitas bisnis, mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan.
-
Di mana banjir Jakarta pada tahun 1960 terjadi? Mengutip dari buku Sejarah Kota Jakarta 1950-1980 karya Edi Setyawati dkk mengatakan, pada awal tahun 1960 terjadi banjir di Jakarta, setelah mengalami musim hujan yang hebat sehingga 7 kelurahan sangat menderita, terutama daerah Grogol dan sekitarnya.
-
Apa saja dampak yang ditimbulkan oleh banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan. Pertanian, yang sangat bergantung pada kondisi cuaca, sering kali paling terdampak.
Baca juga:
Banjir Jakarta, BPBD bantah Pluit siaga I
Akses Tanjung Priok banjir, ratusan truk mengular di Yos Sudarso
Priyo: Imbauan SBY soal banjir Jakarta kurang tepat
Kali Sunter meluap, warga Kampung Pulo Kandang kebanjiran
Pantau banjir di Kalideres, Jokowi terjun tanpa alas kaki