Mantan Gubernur Lemhanas Muladi akan Dimakamkan di TMP Giri Tunggal Semarang
Sebelumnya Muladi yang juga mantan Menteri Kehakiman era Orde Baru itu, sempat diberikan donor plasma konvalesen saat dirawat intensif di RSPKAD Gatot Subroto Jakarta.
Gubernur Lemhanas periode 2005-2011, Prof Muladi meninggal dunia pukul 06.00 di Jakarta. Beliau akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Giri Tunggal, Semarang, Kamis (31/22). Saat ini jenazah sedang dalam perjalanan darat dari Jakarta menuju Semarang.
"Karena beliau meninggalnya dalam kondisi terkena Covid-19, maka tentunya pemakamannya memakai prosedur protokol kesehatan," kata Rektor Universitas Semarang, Andy Kridasusila.
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
-
Di mana banjir terjadi di Semarang? Banjir terjadi di daerah Kaligawe dan sebagian Genuk.
-
Siapa yang mengeroyok warga di Semarang? Sementara itu, usai kasus sekelompok Bonek mengeroyok warga di Semarang pada Februari 2023 lalu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengundang perwakilan Bonek tiap tribun, Panpel, serta Manajemen Persebaya untuk menjajaki kemungkinan suporter tim Bajul Ijo berbadan hukum.
-
Kapan wabah kelaparan terjadi di Semarang? Pada tahun 1901, muncul wabah kelaparan di Semarang dan Demak.
-
Kenapa banjir terjadi di Semarang? Curah hujan tinggi yang mengguyur Semarang pada Rabu (13/3) hingga Kamis dini hari menyebabkan sejumlah daerah dilanda banjir dan tanah longsor.
-
Kapan banjir terjadi di Semarang? Curah hujan tinggi yang mengguyur Semarang pada Rabu (13/3) hingga Kamis dini hari menyebabkan sejumlah daerah dilanda banjir dan tanah longsor.
Dia menyebut Prof Muladi terpapar Covid-19 dari seorang pembantu rumah tangga yang bekerja di rumahnya di Jakarta. Adapun, penularan itu terjadi seorang pembantu itu sering pulang ke rumahnya setiap hari.
"Benar beliau tertular dari pembantunya sering pulang dan datang ke rumah," jelasnya.
Sebelumnya Muladi yang juga mantan Menteri Kehakiman era Orde Baru itu, sempat diberikan donor plasma konvalesen saat dirawat intensif di RSPKAD Gatot Subroto Jakarta.
"Kondisinya sempat sadar. Karena banyak yang dipikirkannya, beliau tidak istirahat. Saya dapat kabarnya kalau beliau terkena sakit jantung dan pagi tadi sekitar jam 6 beliau meninggal dunia," ujarnya.
Sedangkan, Kasubag TU UPT Humas Universitas Diponegoro (Undip) Utami Setyowati mengaku Almarhum merupakan alumni Fakultas Hukum Undip. Pihaknya sedang berkoordinasi dengan Rektor Yos Johan Utama dan dekan Fakultas Hukum untuk memberi penghormatan terakhir bagi almarhum.
"Kita sekarang sedang berkoordinasi dengan Fakultas Hukum dan pak Rektor," kata dia.
Pihak keluarga sebelumnya berharap almarhum dimakamkan di Semarang, Jawa Tengah. "Kalau saya seperti yang bapak inginkan di Taman Makam Pahlawan, tapi keluarga maunya di Semarang," kata sang putri Listy Muladi, saat dihubungi di Jakarta, Kamis (31/12).
Almarhum akan diberangkatkan hari ini ke Semarang jika tempat pemakaman sesuai dengan yang diinginkan oleh keluarga.
"Kayaknya (tidak di semayamkan di rumah duka di Jakarta) langsung pakai ambulans ke Semarang (kalau jadi dimakamkan di Semarang)," ucapnya.
Prof Muladi sejak beberapa waktu lalu sempat dinyatakan positif Covid-19 dan dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto. Beliau sebelumnya membutuhkan donor plasma untuk mempercepat pemulihan, namun karena kondisi kesehatan lainnya donor tersebut tidak dimungkinkan.
"Bapak tidak bisa dimasukin donor plasma, sehingga kita tunda. Kondisinya kadang baik kadang drop, tiga hari kemarin sudah baik, kita sudah lega tinggal menunggu siumannya, tiba-tiba tadi malam drop lagi," ujarnya.
Baca juga:
Yusril Kenang Prof Muladi: Ilmuwan Hukum yang Berwibawa
Mantan Politikus PDIP Roy BB Janis Meninggal Dunia
Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto Meninggal karena Serangan Jantung
Jejak Cemerlang Letjen Herman Asaribab, Putra Asli Papua Tempati Posisi Tinggi di TNI
Jenazah Wakasad Letjen TNI Herman Asaribab akan Dimakamkan di Jayapura