Marak Fenomena Wanita Penjual Kopi di Tepi Tol Tangerang-Merak
Menjadi pemandangan sehari-hari setiap melintas di Tol Tangerang-Merak arah Jakarta di kilometer (KM) 42 hingga 40 dan arah Merak di KM 46, deretan wanita mengenakan payung dan membawa termos air berada di tepi jalan.
Menjadi pemandangan sehari-hari setiap melintas di Tol Tangerang-Merak arah Jakarta di kilometer (KM) 42 hingga 40 dan arah Merak di KM 46, deretan wanita mengenakan payung dan membawa termos air berada di tepi jalan.
Para wanita tersebut merupakan pedagang kopi yang melayani pengendara, khususnya sopir truk yang melintas di jalan tol tersebut.
-
Siapa Entong Tolo? Entong Tolo, yang dikenal sebagai bandit dari Bekasi, aktif dalam dunia kejahatan selama kurang lebih empat tahun mulai dari tahun 1904-1908,” tulis narasi di Indonesia.go.id.
-
Apa itu tenun Toba Sibandang? Tenun ulos menjadi salah satu potensi budaya dalam bentuk kerajinan ali Sibandang yang telah diajarkan secara turun temurun oleh masyarakat setempat.
-
Dimana Jalan Tol Semarang-Batang terletak? Jalan Tol Batang-Semarang merupakan jalan tol yang membentang sejauh 75 kilometer antara Kota Semarang dan Batang.
-
Kapan Jalan Tol Semarang-Batang diresmikan? Pada 20 Desember 2018, Jalan Tol Semarang-Batang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di Jembatan Kalikuto bersama dengan ruas tol Pemalang-Batang dan Salatiga-Kartasura.
-
Mengapa Entong Tolo merampok? Merujuk Indonesia.go.id, sebenarnya Entong Tolo sehari-hari bekerja sebagai pedagang. Ia biasa berjualan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun kebijakan kolonial membuat ia dan banyak keluarga miskin lain semakin menderita.
-
Dimana peristiwa melawan arah di tol terjadi? Peristiwa itu ternyata terjadi di jalur Tol Indralaya-Prabumulih (Indraprabu), Sumatera Selatan.
Pada malam hari, penjaja kopi di tepi tol tersebut semakin menjamur bahkan truk-truk besar terparkir di tepi jalan, dan sopirnya tengah beristirahat sambil menikmati kopi dari para pedagang.
Para sopir dan para wanita pedagang kopi terlihat bercengkrama di balik truk-truk besar yang terparkir di tepi jalan.
Kondisi itu jelas membahayakan para pengendara lain yang melintas. Pihak PT Marga Mandala Sakti (MMS), selaku badan usaha jalan tol Tangerang-Merak mengaku kerap penertiban, Namun para pedagang tetap nekat berjualan di pinggir jalan.
"Untuk penertiban pedagang asongan dan parkir kami tetap jalankan rutin, melalui program 3E, edukasi pedagang asongan ke tokoh pendekatan masyarakat, engineering melalui pemasangan pagar juga terkait yang rusak, enforcement rutin pengusiran kendaraan parkir liar dan pedagang asongan setiap hari, dan operasi pedagang asongan setiap dua kali seminggu," kata Kepala Departemen Manajemen CSR dan Humas PT MMS, Uswatun Hasanah saat dikonfirmasi, Minggu (18/4).
Saat ditanya apakah pernah ada tindakan hukum kepada para pedagang dan sopir truk yang memarkirkan truknya di tepi jalan, Uswatun mengatakan bahwa tindakan hukum merupakan ranah kepolisian.
"Imbauan berupa banner dan flyer di titik-titik pedagang asongan juga kita lakukan.
Untuk tindakan hukum tentunya dilakukan bersama kepolisian. Dalam waktu dekat akan dilakukan operasi tertib lebaran," ujarnya.
Untuk diketahui Tol Tangerang Merak merupakan jalan tol yang menghubungkan Jakarta dan Banten, dan menjadi akses kendaraan yang akan menuju pelabuhan Merak untuk menyeberang ke Pulau Sumatera.
(mdk/cob)