Masuk Musim Kemarau, 10 Daerah di Sumsel Berstatus Siaga Darurat Karhutla
Semua daerah itu setiap tahun menjadi langganan karhutla.
Sepuluh daerah di Sumatera Selatan menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) seiring masuknya musim kemarau. Semua daerah itu setiap tahun menjadi langganan karhutla.
Kesepuluh daerah itu yaitu Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin, Muara Enim, Penukal Abab Lematang Ilir, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Ogan Komering Ulu, dan Ogan Komering Ulu Timur.
-
Kenapa Hutan Punti Kayu penting bagi Kota Palembang? Hutan merupakan sebuah kawasan yang luas dengan berbagai macam pepohonan yang hijau serta menjadi tempat tinggal para satwa, tumbuhan, dan lain sebagainya. Lebih dari itu, hutan juga menjadi ekosistem yang cukup penting di muka bumi. Hutan letaknya tak selalu jauh dari kehidupan manusia atau perkotaan. Banyak dijumpai hutan-hutan berada di tengah hiruk pikuk perkotaan yang berfungsi sebagai paru-paru kota sekaligus tempat rekreasi.
-
Apa yang menjadi daya tarik utama dari Hutan Punti Kayu, Palembang? Mengutip ANTARA, para pengunjung bisa menikmati liburan dengan suasana hutan dengan balutan pohon pinus yang rindang dan tinggi menjulang.
-
Kenapa kebakaran hutan sering terjadi di musim kemarau, terutama di Sumatera dan Kalimantan? Kebakaran hutan menjadi fenomena yang tidak bisa dihindari ketika musim kemarau datang, terutama di pulau Sumatra dan Kalimantan. Bahkan sampai menimbulkan bencana kabut asap yang bisa sampai ke negara lain.
-
Bagaimana Hutan Babakan Siliwangi menjadi tempat nongkrong kekinian? Terakhir, hutan Babakan Siliwangi direnovasi dan dijadikan tempat untuk berkumpul kalangan anak muda. Di sana ditambahkan fasilitas bangku dan balkon untuk melihat kawasan hutan dan lain-lain.
-
Di mana petani Pangandaran bercocok tanam di hutan? Mereka harus berjalan jauh dari tempat tinggal, bahkan harus menginap di saung-saung yang dibangun untuk beristirahat dan mengumpulkan hasil panen sayur dan buah.
-
Apa yang ditemukan di Kalimantan? Sisa-sisa kuno bagian bumi yang telah lama hilang ditemukan di Kalimantan. Penemuan lempeng Bumi yang diyakini berusia 120 juta tahun.
Kabid Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumsel Ansori mengungkapkan, penetapan status menjadi penting dalam rangka antisipasi pemerintah setempat menghadapi musim kemarau. Koordinasi antar lembaga akan dipermudah dan menjadi perhatian semua pemangku kebijakan.
"Sepuluh daerah sudah menetapkan status siaga darurat karhutla. Dengan demikian, langkah antisipatif sudah bisa dilakukan," ungkap Ansori, Jumat (11/6).
Dia menjelaskan, sejumlah daerah sudah mulai terjadi karhutla seiring intensitas hujan menurun drastis yang menyebabkan lahan menjadi kering. Seperti terjadi di Kabupaten Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir yang terdapat beberapa titik karhutla dalam 20 hari terakhir.
"Lahan semakin kering, bahkan ada lokasi yang ditemukan tanahnya sudah pecah-pecah. Artinya ini perlu antisipasi sejak dini," ujarnya.
Dikatakan, pemerintah juga tengah melakukan pencegahan dan penanganan karhutla sejak dini. Seperti yang kini diterapkan, yakni teknologi modifikasi cuaca (TMC) dan water bombing. Sebanyak dua helikopter bom air dikerahkan dan satu pesawat CASA untuk TMC.
"Posko karhutla juga sudah diaktifkan, tim satgas sudah berada di lapangan," kata dia.
Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang Desindra Deddy Kurniawan menjelaskan, karakteristik kemarau di Sumsel tahun ini adalah kemarau normal sehingga tidak jauh berbeda dengan 2019 atau kemarau basah. Curah hujan akan sangat kecil bahkan kemungkinan berada di kisaran 0-50 milimeter (mm) per dasarian.
"Puncak kemarau tahun ini diprediksi bulan Agustus dan ada kemungkinan hari tanpa hujan selama 60 hari," terangnya.
Baca juga:
Bikin Hujan Buatan Cegah Karhutla, 800 Kilogram Garam akan Disebar di Langit Sumsel
Si Jago Merah Lalap Hutan Belantara Israel
Karhutla Terjadi di Tiga Wilayah Sumsel, 2 Heli Dikerahkan untuk Pemadaman
Tindak Tegas Pelaku Karhutla, Polda Kalteng Gelar MOU Dengan Instansi Terkait
346 Desa di Riau Rawan Kebakaran Hutan dan Lahan