Mata Ganjar Berkaca-kaca Dengar Kisah Sukses Lulusan Sekolah Gratis yang Digagasnya
Mata Ganjar tampak berkaca-kaca saat mendengarkan kisah Dhimas Taufiq Widyanto, pemuda yang akrab disapa Dhimas ini merupakan alumni SMKN Jateng angkatan ke-2
Ganjar bertemu Dhimas Taufiq Widyanto, alumni SMKN Jateng angkatan ke-2
Mata Ganjar Berkaca-kaca Dengar Kisah Sukses Lulusan Sekolah Gratis yang Digagasnya
Mata Ganjar tampak berkaca-kaca saat mendengarkan kisah Dhimas Taufiq Widyanto, pemuda yang akrab disapa Dhimas ini merupakan alumni SMKN Jateng angkatan ke-2. Malam itu, Senin (24/7/2023) Dhimas datang bersama dua alumni SMKN Jateng, Rafli Saputro dan Nanda Fatih Rizki Nasirudin bersilaturahmi ke Rumah Jabatan Gubernur Jawa Tengah. Mereka sengaja datang untuk bertemu Gubernur Ganjar Pranowo.
-
Kenapa bantuan pangan diberikan di Jateng? “Bantuan ini sebagai bentuk kepedulian dan perhatian pemerintah kepada masyarakat. Hingga saat ini masih banyak masyarakat yang masih membutuhkan,” kata Nana.
-
Siapa yang menerima bantuan pangan di Jateng? Ada sebanyak 3.583.000 keluarga penerima manfaat di Jawa Tengah yang bakal menerima bantuan tersebut.
-
Apa yang dilakukan petugas pemilu di Jateng sebelum meninggal? Komisioner KPU Kabupaten Klaten Muhammad Ansori mengatakan, Joko sempat bertugas mulai dari hari pemungutan suara hingga selesai penghitungan pada Kamis (15/2) dini hari. Setelah proses penghitungan suara, almarhum Joko sempat datang ke Balai Desa Tegalrejo untuk melakukan koordinasi lanjutan.
-
Apa itu Jipeng? Mengutip YouTube Budaya Jabar, Humas Kesenian Ciptagelar, Ruhendar Sodong mengatakan bahwa Jipeng merupakan kesenian musik tradisional yang sudah ada sejak tahun 1940-an.Uniknya, alat musik yang digunakan bukanlah tradisional, melainkan modern seperti bass drum, terompet dan biola.
-
Di mana petugas pemilu di Jateng meninggal dunia? Di Klaten, Jawa Tengah, seorang petugas KPPS meninggal dunia setelah sempat bertugas di TPS 04 Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno. Ia bernama Dewi Indriyani (43), sebelumnya diketahui bahwa ia memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Selain Dewi, ada satu lagi petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah yang meninggal dunia usai bertugas. Petugas KPPS bernama Joko Basuki (55) bertugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 11 Desa Tegalrejo, Kecamatan Cepet, Klaten.
-
Di mana dampak kemarau sudah mulai terasa di Jateng? Dampak kemarau mulai terasa pada beberapa daerah di Jawa Tengah.
Bukan tanpa alasan, mereka ingin menyampaikan terima kasih secara langsung kepada Ganjar yang telah menginisiasi pendirian sekolah gratis bagi siswa miskin di Jateng. Berkat sekolah di SMKN Jateng, ketiganya kini mampu mengangkat derajat keluarga.
"Wah keren banget kamu seragamnya. Brimob ya, tugas di mana kamu, Dhimas?,"
sapa Ganjar saat menerima kedatangan mereka di ruang tamunya.
"Siap bapak,
mohon ijin , saya di Brimob Polda Jawa Tengah,"
kata Dhimas yang masih mengenakan seragam Brimbob.
Ganjar makin terperanjat dan ingin tahu lebih banyak cerita Dhimas hingga akhirnya menjadi anggota Polri berpangkat Bripda. Berbagai pertanyaan pun ditanyakan gubernur berambut putih itu.
- Gibran: Kami Kenalkan Makan Siang dan Susu Gratis untuk Anak Sekolah, Biasanya Memang Dikawal Ibu-Ibu
- Kisah Pak Ahmad, Mantan Guru Honorer yang Bangun Sekolah Gratis dari Hasil Jual Sapu Ijuk
- Ganjar dan Hary Tanoesoedibjo Lari Pagi di Senayan, Makan Bubur Di Gerobak Perindo
- Cerita Ganjar Bangun Sekolah di Desa Terpencil, Jamin Semua Anak Bisa Belajar Gratis
Cerita Dhimas Dinas di Kesatuan Gegana
Dhimas yang berdinas di kesatuan Gegana itu, lantas bercerita awalnya dirinya mengetahui SMKN Jateng dari guru BK sewaktu dia masih duduk di bangku SMP. Sejak saat itu, tekad Dhimas untuk mewujudkan cita-citanya makin kuat. "Terus waktu SMK banyak fasilitas olahraga yang bagus jadinya mendukung. Dididik juga secara fisik dan mental semua dapat di sekolah sampai akhirnya daftar (polisi) sekali langsung masuk," katanya.
Ganjar sempat bertanya, apa motivasi Dhimas hingga bisa meraih mimpinya. Termasuk apa saja yang telah dilakukan setelah menjadi anggota polisi. "Waktu itu berpikirnya cuma pengin Ibu bahagia, Pak. Jadi karena dari awal udah niat masuk TNI atau Polri, begitu diterima polisi, saya bilang ke Ibu, 'Bu ini waktunya Ibu istirahat, biar Dhimas yang bantu Ibu'," tutur Dhimas.
Mata Ganjar pun tampak berkaca-kaca mendengar cerita tersebut. Sebagai anak sulung, Dhimas juga telah menjadi tulang punggung keluarga. Ketiga adiknya, dibiayai sekolah olehnya.
"Adik nomor dua sudah kerja, satunya lagi di SMK Farmasi.
Alhamdulillah juga sudah bisa belikan Ibu rumah,"
kata Dhimas.
Dhimas mengatakan, SMKN Jateng telah membawa perubahan besar. Tak hanya bagi dirinya, namun juga keluarga. Secara ekonomi, Dhimas yang dulu kurang kini sudah berpenghasilan cukup untuk menghidupi keluarganya. "Sekarang, setiap bulan selain untuk Ibu, saya juga nabung untuk adik-adik saya. Ibaratnya saya mengarahkan agar mereka juga kelak mendapat kerja yang mapan pak," katanya.Perubahan juga dirasakan oleh Nanda Fatih Rizki. Baru lulus dari SMKN Jateng pada 2022 lalu, Nanda langsung direkrut menjadi pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT. KAI dan masuk dalam divisi Sekretaris Kepala Daop IV Semarang. "Saya dari Cilacap, Pak. Memilih di Semarang karena jurusan yang saya mau ada di sini. Alhamdulillah baru lulus kemarin langsung kerja di KAI," katanya. Nanda kini sudah bisa membantu ibunya dengan menyisihkan gaji. Paling sedikit, kata Nanda, setiap bulan dia mengirim Rp2 juta untuk ibunya.
Sama halnya dengan Nanda dan Dhimas, adalah Rafli Saputra yang videonya pernah viral saat menampilkan kesehariannya bekerja di pabrik ternama di Jepang. Rafli adalah lulusan angkatan pertama SMKN Jateng. "Sudah empat tahun di Jepang, Pak. Alhamdulillah bisa memenuhi setiap keinginan orangtua. Alhamdulillah bisa belikan tanah dari gaji yang saya sisihkan untuk mereka," tutur Rafli.
Mendengar cerita itu, Ganjar mengaku senang karena gagasan SMKN Jateng yang dimulainya sejak 2014 itu mulai menunjukkan hasilnya. Lulusan sekolah boarding bisa bekerja dan mengangkat derajat keluarga.
"Hebat-hebat banget, saya terima kasih karena kalian terus berbakti dengan orangtua.
Pokoknya sukses terus ya,"
kata Ganjar mengakhiri perjumpaan.
Dalam kesempatan itu, Dhimas, Nanda dan Rafli membawa buah tangan untuk Ganjar. Ada makanan khas Jepang, hingga lukisan dari alumni SMKN Jateng yang telah berkuliah di ISI Yogyakarta. "Ini sedikit oleh-oleh dan kenang-kenangan tanda terima kasih dari kami alumni SMKN Jateng Pak," kata mereka kompak. Kisah-kisah ini juga sudah tayang dalam podcast Ganjar bersama para alumni SMKN Jateng tersebut di akun youtube Ganjar Pranowo.