Max Sopacua Sebut Proyek Hambalang Merontokkan Elektabilitas Demokrat
Kubu Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Sibolangit, Deli Serdang, Max Sopacua menilai proyek Wisma Atlet Hambalang menjadi awal keterpurukan partai berlambang mercy tersebut.
Kubu Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Sibolangit, Deli Serdang, Max Sopacua menilai proyek Wisma Atlet Hambalang menjadi awal keterpurukan partai berlambang mercy tersebut. Hal itu diungkapkan Max saat Demokrat versi KLB Deli Serdang menggelar jumpa pers di kawasan Wisma Atlet Hambalang, Kecamatan Citerueup, Kabupaten Bogor, Kamis (25/3).
"Tempat ini lah (Hambalang). Proyek ini lah yang jadi salah satu bagian yang merontokkan elektabilitas Demokrat saat peristiwa itu (korupsi) terjadi," kata Max yang kini menjabat di Dewan Kehormatan Demokrat versi KLB Deli Serdang.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Bagaimana Demokrat akan mendekati partai lain? Selain itu, dia menuturkan bahwa Demokrat membuka komunikasi dengan pihak manapun. Sehingga, ujarnya segala kemungkinan yang ada bakal dikaji secara mendalam.
-
Siapa yang memberi tugas khusus kepada Demokrat? Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan Prabowo memberikan tugas khusus kepada Demokrat untuk bisa memenangkan dirinya di Jawa Timur.
-
Apa yang akan dilakukan Demokrat kedepan? Lebih lanjut, Herman menyatakan bukan tidak mungkin Demokrat ke depan akan membentuk poros baru atau bergabung dalam koalisi yang sudah ada. Segala kemunginan, ujar dia bisa saja terjadi.
-
Kapan Pemilu yang ingin dimenangkan Demokrat? Pembekalan bertujuan untuk memenangkan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
-
Bagaimana Partai Demokrat menentukan arah politiknya? "Setelah itu mungkin ke depannya baru lah akan diputuskan berdasarkan harapan masyarakat pro perubahan, pro perbaikan, yang telah meletakkan aspirasi dan harapannya kepada Demokrat selama ini,"
Menurutnya, sejak korupsi mega proyek wisma atlet senilai Rp2,5 triliun itu digarap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa tahun lalu, elektabilitas partai menurun.
"Hambalang juga bagian dari sejarah, yang menentukan hingga menyebabkan Demokrat turun dari 20,4 persen menjadi 10,2 persen dan 7,3 persen. Berturut-turut. Saya pelaku sejarah," tegasnya.
Dia menuding ada beberapa kader Demokrat yang diduga turut menikmati korupsi wisma atlet dan belum tersentuh proses hukum.
"Sebagian besar kawan kami yang terlibat sudah menderita, sudah dimasukkan ke tempat yang harus dimasukkan karena kesalahan. Tetapi ada yang tidak tersentuh hukum yang juga menikmati hasil dari pembangunan ini, sampai hari ini belum. Mudah mudahan segera ya," katanya.
Max pun menyerukan KPK untuk menindaklanjuti dan mengusut tuntas korupsi. "KPK untuk menindaklanjuti apa yang belum dilanjutkan. Terhadap siapa saja yang menikmati hasil Hambalang," tegasnya.
Baca juga:
Demokrat KLB: SBY Mengkudeta Anas Urbaningrum Lewat Kasus Hukum
Demokrat KLB: Nazaruddin Salah Satu yang Bisa Hadapi Cikeas
Bukan Nazaruddin, Bendahara Demokrat Versi KLB Pernah Memimpin BUMN
Petir Menggelegar Saat Kubu KLB Demokrat Bicara Penikmat Uang Korupsi Hambalang
Di Hambalang, Demokrat Kubu Moeldoko Singgung Calon Raja Penikmat Duit Korupsi