Melihat Semangat Kembar Siam Al Dewi dan Al Putri di Garut Ikuti Belajar Tatap Muka
Al Dewi Putri Ningsih (7) dan Al Putri Anugrah (7), kembar siam dempet perut asal Wanaraja, Garut, kini sudah kelas 2 SD. Mereka begitu semangat saat sekolahnya kembali dibuka dan mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Al Dewi Putri Ningsih (7) dan Al Putri Anugrah (7), kembar siam dempet perut asal Wanaraja, Garut, kini sudah kelas 2 SD. Mereka begitu semangat saat sekolahnya kembali dibuka dan mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Al Dewi dan Al Putri merupakan kembar siam dempet perut dan divonis tidak bisa dipisah sejak lahir. Keduanya sempat menjalani operasi dan perawatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung untuk menghilangkan kaki tambahan di tahun 2017.
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
-
Apa yang tertulis di sisir gading tertua? Pada sisir itu tertulis kalimat “semoga gading ini membasmi kutu dari rambut dan janggut”.
-
Dimana pusat gempa bumi di Garut? Gempa bumi melanda sisi selatan Jawa Barat pada Sabtu (28/4) pukul 23:29 WIB. Getaran diketahui berpusat di Samudera Hindia Selatan, Kabupaten Garut, dengan besaran magnitudo hingga 6,2.
-
Di mana Gulai Siput Sedut berasal? Gulai Siput Sedut adalah kuliner khas Melayu, tepatnya di daerah Tanjung Pinang, Batam, dan Karimun di Kepulauan Riau.
-
Kenapa Tahu Siksa dinamai begitu? Iman mengatakan, nama tahu siksa sebenarnya berasal dari proses membuatnya sebelum disajikan.Tahu kuning awalnya dipanggang di atas wajan atau nampan besi yang diberi minyak goreng sedikit. Katanya, memanggang tahu dengan cara tersebut mirip seperti penyiksaan.
-
Apa saja yang ditemukan di Desa Sekar Gumiwang saat muncul di musim kemarau? Di sana banyak ditemukan bangunan bekas rumah penduduk, sumur, bahkan jembatan jalan raya.
Walau secara fisik berdempet, dan mungkin oleh sebagian orang dianggap tidak normal, keduanya ternyata sekolah di sekolah formal pada umumnya Al Dewi dan Al Putri saat ini diketahui bersekolah di Sekolah Dasar Negeri 1 Tegal Panjang, Kecamatan Sucinaraja, Kabupaten Garut.
Lokasi sekolah Al Dewi dan Al Putri, memang tidak jauh dari rumah tinggalnya walau berbeda kecamatan. Walau sekolahnya dekat, keduanya rupanya tetap bersemangat belajar, apalagi saat ini di sekolahnya sudah mulai pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Iwan Kurniawan (43), ayah dari Al Dwi dan Al Putri mengatakan bahwa saat ini kedua anaknya itu memang sudah mulai masuk sekolah. "Kemarin-kemarin sekolah daring. Dede dan kakak sekarang kelas 2," katanya, Jumat (27/8).
Ia mengungkapkan bahwa kedua anaknya mengikuti kegiatan pembelajaran tatap muka yang mulai dilaksanakan sejak pekan kemarin itu. Keduanya tidak minder atau malu saat mengikuti kegiatan di sekolah Bersama teman-teman sebayanya.
"Enggak minder sama sekali. Anaknya periang, senang aja mereka sekolah tiga hari sekali. Selain sekolah juga sehari-hari selalu bersemangat mengikuti kegiatan belajar mengaji dan bimbingan belajar," ungkap Iwan.
Iwan mengatakan, kedua anaknya itu mudah beradaptasi saat pertama masuk sekolah dan diterima dengan baik oleh teman dan guru-gurunya di sekolah. Ia bersyukur tidak ada perlakuan yang beda kepada kedua anaknya itu.
©dok Diskominfo Garut
Saat ini, Al Dewi dan Al Putri hidup sederhana di kampung halamannya. Walau keduanya divonis tidak bisa dipisahkan sejak lahir, kedua tetap semangat menjalani hari-hari.
Walau semangat, rupanya Al Dewi dan Al Putri saat ini membutuhkan bantuan kursi roda dan seragam untuk sekolah. Saat ini, kursi roda yang biasa digunakan oleh keduanya sudah ditanyakan dan kerap mengeluh sakit pinggang karena kesempitan.
"Ini seragamnya kan ade dan kakak ingin tidak terlihat, ingin tertutup auratnya katanya. Sedangkan dulu yang bikin ibunya sekarang bingung juga cari ke mana," ungkap Iwan. Ibunda Al Dewi dan Al Putri, diketahui bernama Yani sudah meninggal dunia di Oktober 2020.
Sementara itu, Wakil Bupati, Helmi Budiman mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Garut akan memberikan dukungan kepada Al Dewi dan Al Putri. Dukungan tersebut berupa jaminan Kesehatan dan Pendidikan melalui fasilitas Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP).
"Kemudian juga ada perhatian-perhatian khusus terkait dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapi, di samping kesulitan ketika di motor, ketika di kursi roda. Alhamdulillah ada juga dari kursi roda ada yang menyumbangkan yang sudah dimodifikasi," ungkapnya.
Baca juga:
Punya Semangat Belajar Tinggi, Begini Nasib Bocah Kembar Siam di Garut
Bayi Kembar Siam di Sukabumi Ini Butuh Bantuan untuk Operasi Pemisahan
RS Moewardi Solo Berhasil Pisahkan Bayi Kembar Siam Asal Karanganyar, Ini Faktanya
Usai Dipisahkan, Kembar Adam Aris Kembali Jalani Operasi
Pulih Usai Operasi, Ini Potret Gubernur Edy Bersama Bayi Kembar Siam Adam Haris
Ingat Kasus 33 Tahun Silam, Ini Cerita Dokter Usai Operasi Bayi Kembar Siam di Medan