Memalukan, 2 petugas Bandara Soetta sekap dan perkosa WN China
Ungkapan tersebut diutarakan dengan menggerakkan tubuhnya karena petugas tidak mengerti bahasa mandarin.
Seorang wanita warga negara China menangis tersedu di Terminal IA, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pada Selasa (23/12) siang. Ketika ditanya petugas kepolisian setempat, perempuan itu menjawabnya dengan bahasa mandarin bahwa dirinya menjadi korban pemerkosaan.
Dengan bahasa tubuh, dia mengungkapkan usai diberikan minum dia lalu tertidur, kemudian dia mengaku diperkosa dua orang di sebuah hotel. Ungkapan tersebut diutarakan dengan menggerakkan tubuhnya karena petugas tidak mengerti bahasa mandarin.
Kedua belah tangannya disimpan dipipinya, seraya memejamkan mata dan memperagakan dirinya seperti sehabis minum.
Bagaimana kasus tersebut bisa terjadi? Berikut fakta-fakta pemerkosaan wanita asal China oleh dua petugas Bandara Soekarno-Hatta yang berhasil dikumpulkan merdeka.com, Jumat (26/12):
-
Bagaimana pelaku melakukan pelecehan seksual? Korban penyandang disabilitas tidak bisa berteriak atau menolak. Dia merasa takut dan ketergantungan," katanya.
-
Bagaimana rangsangan payudara memengaruhi gairah seksual wanita? Sebuah penelitian oleh Roy Levin dari University of Sheffield dan Cindy Meston dari University of Texas menemukan bahwa merangsang payudara atau puting payudara meningkatkan gairah seksual sekitar 82 persen dari wanita yang diikutsertakan dalam penelitian tersebut.
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan seksual? Video itu berisikan pengakuan dan permintaan maaf seorang pria atas pelecehan seksual yang dilakukannya.
-
Mengapa pelaku melakukan kekerasan seksual? Modusnya, memanfaatkan kondisi korban yang rentan.
-
Bagaimana para peneliti meneliti celah-celah misterius di Tembok Besar China? Salah satu bagian penelitian ialah memetakan lengkungan tersebut menggunakan citra satelit dari Google, Bing, sistem informasi geografis (GIS), dan citra, gambar mata-mata Amerika Serikat dari tahun 1960-an, atlas China, dan peta Soviet.
-
Siapa yang mengalami pelecehan seksual saat bekerja sebagai tukang pijat? “Biasanya kalau ngurut kan pasien (pria) masih pakai baju, tapi yang nakal-nakal ini tidak. Terus pas ngurut itu tangannya suka dibelokkin ke arah sensitifnya. Saya kaget dan jadi takut sampai ujung-ujungnya pindah-pindah, ” kata perempuan paruh baya itu.
Korban disekap di hotel selama dua hari
Wanita malang asal China tersebut mengaku disekap di sebuah hotel yang berada di dekat Bandara Internasional Soekarno-Hatta selama dua hari. Tidak hanya itu, wanita yang mengaku bernama Zhi-zhi dan berusia 26 tahun itu menunjuk pakaian seragam petugas Aviation Security (Avsec), seakan dia ingin menceritakan bahwa pelakunya adalah petugas Avsec.
Perempuan cantik dengan tubuh sintal dan kulit putih mulus itu juga dihampiri Duta Bandara, yang bertugas memenuhi segala kebutuhan penumpang di bandara itu.
Namun, Zhi-zhi terus menangis. Karena tak ada yang mengerti, Duta Bandara dan petugas kepolisian Bandara lalu menghubungi Kedutaan Besar Tiongkok untuk Indonesia. Menurut informasi yang didapat, korban yang mengenakan pakain hot pants itu tiba di Terminal 2D pada 20 Desember 2014 sekitar pukul 22.30 WIB, dengan menggunakan China Airlines.
Tak lama kemudian, korban mengaku diberi air mineral oleh dua orang pelaku. Dirinya lalu di bawa ke hotel yang dia sebutkan dekat di bandara.
Selama masa penyekapan tersebut pelaku melampiaskan hasrat bejatnya kepada korban berulang kali. Akibat kejadian tersebut, korban mengalami trauma ketika melihat pria berpakaian security bandara.
Korban berencana liburan Natal dan Tahun baru di Indonesia
Wanita Tiongkok ini berangkat dari Hongkong untuk liburan Natal dan Tahun Baru di Jakarta. Kepala Pospol Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta, AKP Agus Tri mengatakan, pihaknya telah menyerahkan korban ke pihak kedutaan besar.
"Saya tidak tahu kronologisnya, karena langsung dibawa ke Embassy," ujarnya di depan salah satu perwakilan dari kedutaan tersebut.
Sedangkan pihak kedutaan sendiri enggan memberikan informasi apapun. Bahkan korban ditarik cepat oleh pihak kedutaan untuk dibawa ke dalam kendaraan.
Manajer Humas Bandara Internasional Soekarno-Hatta Yudis Tiawan mengatakan, sampai sejauh ini pihaknya belum dihubungi pihak terkait. Bila memang benar, pihaknya mengaku prihatin dan berempati atas peristiwa itu. "Bila diperlukan kami siap membantu dan berkoordinasi dengan pihak kepolisian," ujarnya.
Pelaku pemerkosaan adalah atasan dan bawahan security bandara
Dua petugas Aviation Security (Avsec) yang diduga memerkosa wanita warga negara China bernama Sun Yaurong alias Zhi-Zhi (26), diamankan Kepolisian Internasional Bandara Soekarno-Hatta.
Keduanya diketahui bernama Rivaldi dan Budi. Mereka merupakan atasan dan bawahan di Avsec. Setelah diamankan pada Rabu (24/12) kemarin, keduanya tengah menjalani pemeriksaan di Mapolres Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Kompol Kasat Reskrim Polres Bandara Soekarno Hatta, AKP Azhari Kurniawan membenarkan penangkapan keduanya. Dia juga memastikan jika mereka adalah petugas Avsec.
"Ya kami sudah mengamankan. Saat ini mereka sedang menjalani pemeriksaan," katanya, Kamis (25/12).
Namun pihaknya masih mendalami dugaan pemerkosaan yang dilakukan kedua petugas tersebut, sehingga belum bisa membeberkan secara rinci. Azhari pun tidak menjelaskan apakah akan memeriksa korban atau tidak.
"Nanti saja, kami masih periksa untuk melengkapi keterangan. Kami akan terus berkoordinasi dengan PT Angkasa Pura II untuk kejadian ini," paparnya.
Akhirnya kedua pelaku ditetapkan sebagai tersangka
Setelah diperiksa pihak kepolisian Bandara Soekarno-Hatta, dua petugas Aviation Security (Avsec) Rivaldi dan Budi ditetapkan sebagai tersangka pemerkosaan terhadap wanita Warga Negara China bernama Sun Yaurong (26) alias Zhi-Zhi. Kepada polisi, keduanya mengaku telah memperkosa.
"Setelah kita periksa, keduanya mengakui telah memperkosa. Sehingga statusnya telah ditingkatkan menjadi tersangka," kata Kasat Reskrim Polres Bandara Internasional Soekarno-Hatta AKP Azhari Kurniawan, Kamis (25/12).
Meski demikian, keduanya belum ditahan karena polisi belum memeriksa korban. Polisi pun tidak khawatir tersangka akan melarikan diri karena pihaknya telah mengetahui identitas jelas keduanya.
Namun, Azhari mengaku kesulitan untuk memeriksa korban, karena berdasarkan informasi dari Kedutaan China, yang bersangkutan sudah pulang ke negara asalnya. Untuk itu pihaknya terus berkoordinasi dengan Kedutaan China agar bisa memeriksa korban.
"Kita terus koordinasi. Tak hanya korban, semua saksi-saksi di bandara termasuk penerjemah dari kedutaan yang membantu korban akan kita mintai keterangan," ujarnya.
Kedua tersangka kini masih menjalani pemeriksaan di Mapolres Bandara Internasional Soekarno-Hatta untuk melengkapi berkas perkara. Mereka diancam Pasal 285 KUHP dengan hukuman lebih dari 5 tahun penjara.
Manajer Humas dan Protokoler Bandara Soekarno Hatta Yudis Tiawan mengatakan, setelah mendapat informasi pihaknya tentu akan memberikan tindakan tegas kepada kedua orang petugas Avsec tersebut. Sanksi tersebut tergantung pada duduk persoalan. Tetapi dalam persoalan ini, PT Angkasa Pura II menyakini akan menjatuhkan sanksi paling berat, yakni berupa pemecatan tidak hormat.
Hal itu dikarenakan selain telah mencoreng nama PT Angkasa Pura II dan Bandara Soekarno-Hatta , keduanya juga telah sengaja melanggar hukum pidana.
"Kami haturkan rasa empati kami kepada korban dan keluarga. Kami sangat prihatin atas apa yang dialami korban. Sanksi berupa pemecatan tentu akan dilakukan sambil menunggu putusan dari pengadilan," katanya.