Menabung Puluhan Tahun, Tukang Tahu Keliling Berangkat Haji
Usahanya menyisihkan uang sedikit demi sedikit dari hasil jualan tahu kini membuahkan hasil. Pada musim haji tahun 2023 ini, ia masuk ke dalam kloter haji bersama sang Istri, Susiana (53).
Menunaikan ibadah haji merupakan impian bagi seorang muslim. Maka beragam perjuangan pun dilakukan demi bisa menjalankan rukun Islam kelima itu.
Hal itu dialami Kasan (55), warga Desa Kunir Kidul, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang tahu keliling ini merasa lega setelah namanya masuk kloter musim haji tahun ini.
-
Mengapa jumlah jemaah haji yang meninggal tahun 2023 lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya? Jumlah jemaah haji yang meninggal pada tahun 2023 ini jauh lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Solo menyebutkan jumlah jemaah haji asal Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang meninggal dunia dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun 2023 cukup tinggi dibanding tahun sebelumnya.
-
Kapan jemaah haji melempar jumrah? Prosesi ini dilakukan pada hari-hari tertentu dalam perjalanan haji.
-
Kapan jemaah haji tersebut diberangkatkan? Tapi, tadi dia sudah diberangkatkan bersama dengan jemaah haji Kloter 11 asal Maluku Utara,"
-
Siapa yang berangkat haji? Rezky Aditya merasa sangat bersyukur atas kesempatan yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa kepada dirinya dan istrinya, Citra Kirana, untuk dapat menunaikan ibadah haji tahun ini.
-
Apa itu haji? Haji sendiri merupakan salah satu rukun Islam yang bisa ditunaikan. Haji merupakan ibadah yang ditunaikan setelah syahadat, salat, zakat, dan puasa. Namun dalam syariatnya, menunaikan ibadah Haji dapat dilakukan apabila seorang muslim mampu melaksanakannya.
Usahanya menyisihkan uang sedikit demi sedikit dari hasil jualan tahu kini membuahkan hasil. Pada musim haji tahun 2023 ini, ia masuk ke dalam kloter haji bersama sang Istri, Susiana (53).
Kasan mengaku sudah berjualan tahu sejak usia 15 tahun. Semenjak ditinggal ayahnya pada tahun 1983, Kasan mengatakan, mulai berjualan tahu keliling dari kampung ke kampung.
Dia bercerita, keinginan dirinya untuk berangkat haji sudah ada sejak remaja. Semenjak berjualan tahu keliling, ia selalu menyisihkan uangnya untuk tabungan haji.
“Jualan sejak 1983, semenjak bapak meninggal, saya mulai jualan tahu. Uang receh-receh dari jual tahu saya sisihkan buat tabungan haji,” katanya pada Senin (22/5).
Hingga saat ini, keseharian Kasan sebagai penjual tahu keliling itu tetap ditekuninya. Sejak subuh, ia bangun untuk memproduksi tahu sendiri untuk dijual. Kemudian berjualan tahu menggunakan sepeda motor keliling kampung.
©2023 Merdeka.com/Darmadi Sasongko
Pekerjaan itu ia tekuni sejak 40 tahun lalu, dan mulai menyisihkan uang sebagai tabungan haji. Sesekali uang tabungannya itu dibuatnya untuk beli sapi sebagai investasi. Kemudian, sapi yang dirawat hingga dewasa dijual dan uangnya kembali ditabung untuk keperluan pendaftaran haji.
Niat ibadah haji memang sudah dimantapkan Kasan, semangatnya berjualan keliling kampung setiap harinya diiringi mimpinya bisa berangkat ke baitullah.
Hingga akhirnya, pada tahun 2011, tabungannya selama puluhan tahun itu terkumpul dan digunakan untuk biaya pendaftaran haji dirinya bersama istri.
Setelah menunggu selama 12 tahun, akhirnya Kasan bersama Susiana, sang Istri dipanggil untuk berangkat ke tanah suci. Meski sempat tertunda 2 tahun akibat pandemi Covid-19, namun akhirnya mimpi tukang tahu keliling ini bakal segera tercapai.
“Alhamdulillah, meski sempat tertunda karena corona. Akhirnya saya sama istri bisa berangkat tahun ini, saya merasakan betul perjuangan buat haji ini,” jelasnya.
Ia berharap ibadah haji yang ia jalankan nanti bisa khusyu’ sehingga pulang bisa menjadi haji mabrur.
(mdk/fik)