Dalang Harus Perempuan, Begini Sejarah Kentrung Bate Dulu untuk Dakwah Islam Kini Jadi Hiburan Warga Tuban
Pertunjukan kesenian ini biasanya digelar pada hari-hari besar
Pertunjukan kesenian ini biasanya digelar pada hari-hari besar
Dalang Harus Perempuan, Begini Sejarah Kentrung Bate Dulu untuk Dakwah Islam Kini Jadi Hiburan Warga Tuban
Kentrung Bate adalah seni pertunjukan yang lahir di Desa Bate, Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Kesenian ini lahir dari sejarah panjang. Dulunya bertujuan untuk media penyebaran Islam.
-
Siapa pencipta Tari Batin? Diciptakan oleh Istri Pangeran Dirangkum dari beberapa sumber, Tari Batin diciptakan oleh seorang istri yang menjadi cikal bakal Batu Brak atau nenek dari Bapak Pangeran Suhaimi Gelar Sultan Lela Muda Pangeran Raja Selalau Pemuka Agung Dengian Paksi.
-
Bagaimana Tari Kain digunakan sebagai hiburan? Seiring berjalannya waktu, Tari Kain pun lambat laun berubah menjadi bagian dari tarian hiburan masyarakat.
-
Siapa pencipta Tari Tabut? Melansir dari artikel 'Tari Tabut Sebagai Manifestasi Budaya Masyarakat Kota Bengkulu' karya Syielvi Dwi Febrianti dkk, Tari Tabut ini diciptakan oleh Dindin, seniman tari yang ada di Bengkulu.
-
Tari Batin, apa itu? Salah satu kesenian berasal dari Lampung Barat ini menjadi simbol suatu kehormatan dan kebesaran yang dipertunjukkan pada upacara ritual yang sakral.
-
Siapa yang mengembangkan Tari Topeng Kaliwungu? Mbah Nemo adalah tokoh yang berjasa besar dalam mengembangkan tarian ini.
-
Kenapa Tari Dulang dipertunjukkan? Tarian tersebut lazim dipertunjukkan saat masa selesai masa panen dan sebagai salah satu simbol ungkapan rasa syukur masyarakat setempat kepada Allah SWT atas panen yang melimpah.
Mengenal Kentrung
Kata Kentrung berasal dari kata “ngre’ken” yang berarti “menghitung” dan ngantung yang artinya “berangan-angan”. Secara harfiah, kata Kentrung berarti mengatur atau menghitung jalannya peristiwa dengan berangan-angan.
Sejarah
Mengutip Instagram tuban_bercerita, Kentrung Bate dipopulerkan oleh Kiai Basiman, salah satu tokoh agama di Desa Bate pada masa kolonialisme Belanda sekitar tahun 1930-an.
Mengutip situs eprints.uny.ac.id, pemain Kentrung Bate pertama adalah Basiman yang mengajarkan kepada adiknya, Dasilah. Pemain Kentrung Bate saat itu yakni Basiman, Dasilah, dan Sukilah.
Setelah Basiman meninggal sekitar tahun 1900, kelompok Kentrung Bate vakum. Setahun kemudian, pemain kentrung asal Bojonegoro bernama Somo Wage menikah dengan penduduk Desa Bate bernama Tasmi yang merupakan saudaranya Sukilah. Berkat pernikahan ini, Kentrung Bate kembali eksis. Kelompok Kentrung Bate generasi kedua terdiri dari Somo Wage, Tasmi, dan Sukilah.
Tujuan
Kesenian Kentrung Bate awalnya diciptakan untuk menyebarkan agama Islam. Selain itu, kesenian ini juga digunakan untuk menyindir kolonialisme penjajah yang selalu bertindak sewenang-wenang. Seiring berjalannya waktu, kesenian Kentrung Bate menjadi hiburan bagi masyarakat.
Keunikan
Keunikan Kentrung Bate yakni dalangnya harus perempuan. Kelompok Kentrung Bate biasanya terdiri dari tiga hingga empat orang. Semua pemain berperan menjadi panjak (pemain musik), tetapi ada satu orang yang berperan ganda yakni sebagai panjak dan dalang (pencerita).
Alat musik yang digunakan dalam pertunjukan ini berupa tabuh timplung (kentheng) dan rebana. Pertunjukan kesenian Kentrung Bate ini kental dengan nuansa islami khas Bumi Wali Tuban.
Pertunjukan
Kesenian Kentrung Bate biasanya ditampilkan dalam acara-acara besar. Seperti pernikahan, peringatan hari kemerdekaan, hingga acara adat desa. Adapun tema pementasan Kentrung Bate bervariasi. Mayoritas mengangkat tentang hikayat, sirah nabawiyah, kisah rasul, para wali, sahabat, dan tokoh Islam tersohor. Banyak pelajaran tasawuf yang bisa dipetik seperti kesempurnaan hidup, purwaning dumadi, dan sangkan paraning dumadi.