Menag Bakal Evaluasi Garuda Indonesia Akibat Delay saat Layani Jemaah Haji
Gus Yaqut ini enggan berspekulasi isu soal terkait keterlambatan penerbangan Garuda.
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas memastikan akan melakukan evaluasi terhadap maskapai Garuda Indonesia atas keterlambatan dalam sejumlah penerbangan melayani jemaah haji.
Evaluasi itu akan dilakukan walaupun pada hari ini Yaqut telah resmi mengumumkan seluruh fase pelaksanaan ibadah haji mulai dari pemberangkatan, puncak, sampai pemulangan sudah selesai dilaksanakan.
"Tentu tentu kita akan melakukan evaluasi terhadap semua proses (termasuk keterlambatan penerbangan Garuda)," kata Yaqut saat ditanya awak media, di Asrama Haji, Jakarta Timur, Kamis (25/7).
- Ketua Komisi VIII DPR Soroti Pelayanan Garuda Indonesia Angkut Jemaah Haji
- Garuda Indonesia Kembali Ditegur Kemenag, Pemulangan Jemaah Haji Delay 5 Jam dan Tak Diberi Kompensasi
- Garuda Indonesia Alami Banyak Masalah Layani Angkutan Haji Hingga Buat Jadwal Berantakan, Menhub Beri Teguran Keras
- Ini Dampak Garuda Indonesia dan Saudi Airlines Terlambat Terbangkan Jemaah Haji ke Arab Saudi
Pria yang disapa Gus Yaqut ini enggan berspekulasi isu soal terkait keterlambatan penerbangan Garuda. Dia menyatakan akan melihat bagaimana hasil evaluasi nanti untuk menentukan keputusan nantinya.
"Tentu prosesnya kita lihat (dari hasil evaluasi)," sebutnya.
Sebelumnya, Kementerian Agama (Kemenag) juga pernah menegur maskapai penerbangan Garuda Indonesia untuk lebih profesional dalam melayani jemaah haji Indonesia.
Menyusul penundaan penerbangan pemulangan jemaah haji kelompok terbang (kloter) KNO-02 yang memakan waktu lebih dari lima jam.
"Delay lama seperti ini sangat mengecewakan jemaah haji Indonesia. Apalagi mereka juga lelah setelah menempuh perjalanan dari Makkah ke Madinah, sesampainya di bandara malah ada delay dalam durasi waktu lama. Saya harap Garuda Indonesia lebih profesional, bertanggung jawab, dan kejadian ini tidak terulang," kata Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Kemenag RI, Saiful Mujab di Jakarta.
Saiful menjelaskan, KNO-02 sedianya terjadwal terbang dari Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah pukul 11.20 WAS (Waktu Arab Saudi).
Untuk itu, sambungnya, jemaah sudah diberangkatkan dari hotel di Madinah pada pukul 05.20 WAS setelah sarapan di hotel.
Kemudian, lanjut Saiful, pada pukul 05.48 WAS, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mendapat informasi tertulis adanya perubahan jadwal terbang KNO-02 menjadi 13.45 WAS.
Tidak hanya sampai di situ, selang beberapa waktu, PPIH kembali mendapat informasi tertulis perubahan jadwal KNO-02 menjadi 15.45 WAS, yang pada akhirnya baru terbang pukul 16.33 WAS.
"Kalau dihitung, keterlambatan keberangkatan terjadi dari 11.20 sampai 16.33 WAS. Ada delay lima jam 13 menit. Garuda Indonesia tidak memberikan kompensasi apa pun kepada jemaah haji," ujarnya.
Saiful menyebutkan, pihak Garuda Indonesia beralasan keterlambatan pertama terjadi karena adanya larangan terbang disebabkan suhu panas pada landasan pacu Bandara Madinah.
Sementara alasan keterlambatan kedua, tambah dia, karena adanya pengecekan bodi pesawat yang penyok saat mendarat di Madinah.
"Informasi adanya perubahan jadwal terlambat disampaikan. Perubahan jadwal disampaikan dalam dua kali pemberitahuan, terkesan Garuda mengulur waktu keterlambatan untuk menghindari kompensasi dan tidak ada permintaan maaf resmi dari Garuda atas keterlambatan panjang ini," tutur Saiful Mujab.