Mendagri Ingatkan Pemda Perbaiki dan Perbarui Input Data Covid-19
Tito mencontohkan, mengenai kasus yang terjadi di Provinsi Bali yaitu ditemukannya data perkembangan Covid-19 yang sudah lama bahkan akumulasi dari data minggu sebelumnya namun masih dimasukkan dalam laporan.
Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian meminta pemerintah daerah untuk memperbaiki input data perkembangan Covid-19 di daerahnya masing-masing. Harapannya upaya ini membuat data Covid-19 lebih akurat.
"Kami harapkan data perkembangan Covid-19 senantiasa diperbaharui jangan data yang sudah lama dimasukkan lagi," katanya di Tanjung Pandan, Belitung, Kamis (2/9).
-
Bagaimana Mendagri Tito Karnavian meminta Pemda untuk mengendalikan inflasi? Di antaranya, Pemda melakukan pemantauan harga, melakukan rapat teknis Tim Pengendali Inflasi Daerah, menjaga pasokan bahan pokok barang penting, melakukan gerakan tanam, melaksanakan pasar murah dan sidak pasar, hingga memberikan bantuan transportasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
-
Bagaimana Tirto Adhi Soerjo menyuarakan kecamannya pada pemerintah kolonial? Melalui surat kabarnya, Tirto melakukan propaganda berisi kecaman-kecaman pada pemerintah kolonial Hindia Belanda.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Siapa Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo? Kartosoewirjo merupakan tokoh populer di balik pemberontakan DI/TII pada tahun 1948.
-
Kapan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir? Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir pada 7 Januari 1905, di Cepu, Jawa Tengah.
-
Apa yang menjadi fokus utama Mendagri Tito Karnavian dalam rapat koordinasi inflasi daerah? Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta pemerintah daerah (Pemda) agar terus memonitor perkembangan inflasi di wilayahnya masing-masing.
Dia meminta, jajaran pemerintah daerah untuk senantiasa memperbarui data perkembangan Covid-19 di wilayahnya.
"Baik data perkembangan kasus harian berapa pasien konfirmasi positif, sembuh dan yang meninggal dunia juga data seperti kapasitas isoter dan ketersediaan tempat tidur rumah sakit bagi penderita Covid-19," ujarnya.
Menurutnya, hal tersebut sangat membantu pemerintah pusat dalam menentukan bagaimana kebijakan level PPKM yang akan diberlakukan di daerah tersebut.
"Sehingga kami pemerintah pusat dapat menentukan level PPKM berdasarkan data yang diambil pada minggu itu bukan akumulasi data dari dua minggu bahkan lima minggu sebelumnya," terangnya.
Tito mencontohkan, mengenai kasus yang terjadi di Provinsi Bali yaitu ditemukannya data perkembangan Covid-19 yang sudah lama bahkan akumulasi dari data minggu sebelumnya namun masih dimasukkan dalam laporan.
"Saya khawatir data yang diinput seperti kasus di Bali adalah data-data yang sudah lama misalnya data yang tiga minggu dan empat minggu sebelumnya dimasukkan di minggu ini padahal data minggu ini harusnya data hari ini juga karena kita menentukan level PPKM itu mingguan," jelasnya seperti dilansir dari Antara.
Ia menjelaskan, Covid-19 merupakan suatu penyakit yang masa inkubasinya hanya sekitar 14 hari sehingga sangat jarang sekali terjadi dalam waktu yang lama.
"Jika kalau sudah sampai 21 hari kemungkinan hanya dua orangnya sudah sembuh dan kembali sehat antibodinya keluar atau kemungkinan lain yaitu wafat. Sehingga jarang sekali terjadinya long Covid-19 terus menerus dalam waktu yang panjang prevalensinya sangat kecil," tutupnya.
Baca juga:
Heboh Pasien Covid-19 Ditagih Ratusan Juta Rupiah, Ini Penjelasan RS Columbia Medan
Update 3 September 2021, 994 Pasien Covid-19 Dirawat di Wisma Atlet Kemayoran
Satgas Covid-19: Pemda Harus Fokus Menurunkan Angka Kematian
Polres Enrekang Dalami Surat Dokter Sebut Tak Ada Diagnosis Covid-19
PPKM Tak Kunjung Selesai, Asosiasi WO Sumut Berharap Ini ke Pemerintah
Satu RT di Jakarta Timur Masih Zona Merah