Mendaki Tanpa Pemandu, WNA Ditemukan Tewas di Puncak Gunung Agung
Padahal, di hari ini ada larangan pendakian ke Gunung Agung karena ada upacara keagamaan "Ida Batara Turun Kabeh".
Identitas korban belum diketahui. Jenazah sedang proses evakuasi.
Mendaki Tanpa Pemandu, WNA Ditemukan Tewas di Puncak Gunung Agung
- Kunjungi Pengungsi Korban Kebakaran Kemayoran, Wapres Gibran Bagi-Bagi Susu
- Terungkap, Ini Identitas Mayat Wanita Dalam Karung di Kebun Jagung Lampung
- WN Belanda Tewas Terjatuh Saat Mendaki Gunung Agung, Temannya Terkulai Lemas di Puskesmas
- Pendaki Tewas di Gunung Agung Bukan WNA, Korban Dipastikan Warga Semarang
Seorang Warga Negara Asing (WNA) yang belum diketahui identitasnya ditemukan tewas di puncak Gunung Agung, di Kabupaten Karangasem Bali. Korban diketahui mendaki Gunung Agung tanpa pemandu.
Penemuan jenazah WNA di Puncak Gunung Agung juga viral di media sosial Twitter atau X dan dalam unggahan itu memuat tangkapan layar pesan instagram dari seseorang yang menemukan jasad manusia saat mendaki Gunung Agung. Si pengirim pesan juga mengirim koordinat lokasi jasad itu.
Kepala Basarnas Bali, I Nyoman Sidakarya mengatakan jenazah ditemukan pada koordinat 8°20'31.12"S - 115°29'35.81"E, di ketinggian sekitar 2833 Mdpl, Selasa (12/3) siang. Ciri-ciri korban, mengenakan jaket dan celana panjang warna hitam, rambut putih beruban dan membawa tas berwarna hijau. Saat ini, jasad korban masih proses evakuasi.
Tidak ada yang mengetahui kapan tepatnya korban memulai pendakian di Gunung Agung. Sebab sebenarnya, sudah ada larangan untuk melakukan pendakian dari pemerintah setempat. Larangan tersebut berkenaan adanya upacara keagamaan "Ida Batara Turun Kabeh".
"Info awal kami terima melalui group potensi SAR yang menyatakan bahwa seorang pendaki WNA menemukan jenasah. Selanjutnya berkoordinasi dengan BPBD serta pemandu lokal setempat, akhirnya dipastikan informasi tersebut A1 pada pukul 19.00 WITA," kata Sidakarya, Rabu (13/2).
Kemudian, sore itu kurang lebih pukul 17.00 WITA dua orang pemandu lokal mendaki melalui Pengubengan dan setelah dua jam lebih perjalanan mereka tiba di lokasi penemuan jenazah.
Namun, kondisi cuaca di lokasi berkabut tebal dan angin sangat kencang, maka proses evakuasi tidak memungkinkan untuk dilaksanakan malam kemarin.
"Pagi tadi pada pukul 03.00 WITA tim SAR gabungan sudah bergerak dari Pos Pengubengan, dan normalnya perjalanan pergi dan pulang sekitar enam jam, tentunya akan memerlukan waktu lebih lama karena mengevakuasi jenasah," ujarnya.
Sebanyak 10 personil Pos SAR Karangasem terlibat dalam operasi SAR ini. Operasi tersebut juga melibatkan anggota kepolisian dan BPBD.