Mendikbud: Semakin Cerdas Suatu Bangsa, Semakin Tinggi Minat Baca Rakyatnya
"Kompetensi itu di antaranya literasi dan penguatan karakter," sambungnya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim mengurai hubungan antara budaya minat baca dengan kecerdasan masyarakat di suatu bangsa. Menurut Nadiem, semakin tinggi minat baca masyarakat di suatu bangsa, maka kecerdasan masyarakatnya pun meningkat.
"Terdapat sebuah hubungan timbal balik yang erat antara tingkat kemajuan dan kecerdasan suatu bangsa dengan minat baca masyarakatnya. Semakin cerdas suatu bangsa, semakin tinggi minat baca masyarakatnya," tutur Nadiem dalam acara Pembukaan Pameran Daring Bung Karno dan Buku-Bukunya, Selasa (24/11).
-
Apa yang ditemukan di dalam makam tersebut? Prasasti tersebut diukir dengan sangat ahli dalam huruf-huruf yang sangat teratur. Makam tersebut sudah sangat tua dan terabaikan ketika letusan Guung Vesuvius terjadi pada 79 M sehingga monumen tersebut terkubur hingga ke bangku.
-
Siapakah Hang Nadim? Salah satu figur pahlawan legendaris dari Pulau Bintan yang berjasa melindungi tanah kelahirannya dari jajahan bangsa Portugis.
-
Kapan makam tersebut ditemukan? Kemunculan makam tersebut berawal pada tahun 2022.
-
Siapa yang dikubur di makam tersebut? Makam ini menyimpan kerangka empat anggota keluarga kaya 'tuan tanah' yang dikremasi dan dikubur bersama dengan lima kereta kencana dan lima kuda.
-
Siapa yang ditemukan di dalam makam tersebut? Pada 1934, pekerja di Jerman menemukan kuburan seorang perempuan yang ditempatkan dalam posisi duduk dengan bayi di antara kakinya. Karena banyaknya barang kuburan di sekitar pasangan ini, para arkeolog menyimpulkan bahwa dia mungkin seorang dukun yang meninggal sekitar 9.000 tahun yang lalu, pada periode Mesolitikum.
Menurut Nadiem, korelasi seperti ini dapat terjadi lantaran membaca merupakan aktivitas belajar. Di mana subjek, dalam hal ini masyarakat akan dituntun untuk menemukan pengetahuan serta ide-ide baru lewat buku.
"Hubungan ini dimungkinkan karena masyarakat yang membaca pada dasarnya adalah masyarakat yang belajar dan ingin belajar. Dalam masyarakat yang belajar dan ingin belajar, masyarakat yang literated, buku dan bahan bacaan lainnya memiliki kedudukan yang sangat penting," ujar dia.
Relasi seperti itu, menurut Nadiem juga senapas dengan konsep Merdeka Belajar yang digagasnya. Kata Mantan Bos Gojek Indonesia itu, prinsip dari Merdeka Belajar ialah memerdekakan pikiran.
"Hal ini sejalan dengan Merdeka Belajar yang dijalankan Kemendikbud. Esensi dari Merdeka Belajar adalah kemerdekaan berpikir, keleluasaan yang terarah kami berikan ke satuan pendidikan untuk mengembangkan kompetensi dasar yang sepatutnya dimiliki bangsa ini," jelas Nadiem.
"Kompetensi itu di antaranya literasi dan penguatan karakter," sambungnya.
Kompetensi dan Minat Baca
Menurutnya kedua kompetensi itu tidak terpisahkan dari minat membaca. Pihaknya pun kerap kali mendorong minat baca siswa lewat berbagai program.
"Saya sangat yakin bangsa ini adalah bangsa yang cerdas dan anak-anak kita sesungguhnya memiliki minat membaca yang tinggi asal seluruh pemangku kepentingan bergotong royong menghadirkan bacaan yang mudah diakses dan bermakna serta relevan," tegasnya.
Sering kali, lanjut Nadiem nasib suatu bangsa ditentukan oleh para pembaca buku dengan ide-ide cemerlangnya. Termasuk seperti yang terjadi di Indonesia, di mana Bapak Proklamator Soekarno, seorang pembaca buku memberikan gagasan dalam masa-masa kemerdekaan Indonesia.
"Tak jarang nasib suatu bangsa ditentukan dari pemikiran-pemikiran merdeka yang diperoleh dari membaca buku," pungkasnya.
(mdk/rnd)