Mengenal Dapiel Bayage, Pemecah Rekornas Peparnas
Meski sudah usai, banyak cerita menarik yang masih tersisa dari pergelaran olahraga nasional bagi atlet difabel itu.
Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI Papua ditutup oleh Presiden RI Joko Widodo secara resmi dengan gempita dan kemeriahan. Meski sudah usai, banyak cerita menarik yang masih tersisa dari pergelaran olahraga nasional bagi atlet difabel itu.
Salah satunya, sosok Dapiel Bayage, atlet para-atletik yang ramah dan murah senyum mewakili kontingen tuan rumah, Papua. Berkali-kali, senyum mengembang tampak terlihat di wajah Dapiel kala dipanggil untuk menerima medali emas di Stadion Lukas Enembe, Jayapura.
-
Apa yang menjadi keresahan para atlet PON XXI? Sebelumnya, sejumlah atlet menggunakan media sosial untuk menyuarakan keresahan mereka terhadap kondisi PON 2024. Salah satunya menyangkut venue.
-
Kapan PON XXI Aceh-Sumut diresmikan? Presiden Joko Widodo turut membuka PON XXI Aceh-Sumut yang dipusatkan di Stadion Harapan Bangsa, Kota Banda Aceh. Dalam sambutannya, Jokowi berpesan agar seluruh atlet menunjung tinggi sportivitas.
-
Siapa saja atlet yang terkenal yang akan bertanding di PON XXI Aceh-Sumut? Menariknya, dua nama yang sedang ramai dibicarakan dalam PON XXI Aceh-Sumut adalah Saaih Halilintar, salah satu anggota keluarga influencer terkenal Gen Halilintar, serta Aisha Hakim, putri dari selebritas Irfan Hakim.
-
Kapan penutupan PON XXI Aceh-Sumut? Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak menghadiri penutupan Pekan Olahraga Nasional XXI Aceh-Sumatera Utara di Stadion Utama Sumut, Sport Center, Deli Serdang, Jumat (20/9).
-
Apa saja cabang olahraga yang akan dipertandingkan di PON XXI Aceh-Sumut? Sebanyak 46 cabang olahraga akan diikuti oleh 38 provinsi dalam PON XXI Aceh-Sumut. Masing-masing kota, Banda Aceh dan Medan, akan menjadi tuan rumah untuk 28 cabang olahraga. Esports akan menjadi cabang baru yang akan mempertandingkan lima nomor.
-
Bagaimana Saaih Halilintar lolos menjadi atlet PON XXI Aceh-Sumut? Ibunda Saaih, Leggogeni Faruk, menjelaskan bahwa Saaih telah melewati empat tahap seleksi yang berlangsung dari 15 Januari hingga 12 Februari 2024. Setelah berhasil menyelesaikan proses seleksi dengan baik, Saaih akhirnya dinyatakan lolos untuk ikut serta dalam PON XXI Aceh-Sumut.
Dapiel adalah atlet para-atletik yang telah memenangi nomor lompat tinggi T42 di Peparnas Papua. Sebagai atlet difabel, prestasi Dapiel tak bisa diremehkan. Sudah cukup banyak medali yang dikoleksinya dari sejumlah ajang olahraga.
Bahkan, pemuda kelahiran Kampung Silakma, Distrik Gigma, Kabupaten Yahukimo, Papua, 14 Januari 1993 itu pernah mewakili Indonesia pada ASEAN Para Games 2017 di Malaysia dan berhasil membawa pulang satu medali emas.
Dapiel pun sudah mengikuti ajang Peparnas untuk yang ketiga kalinya. Pertama, pada Peparnas 2012 di Riau dengan terjun di tiga nomor, yakni lompat jauh, lempar lembing, dan tolak peluru.
Hasilnya, lempar lembing berhasil meraih medali perak, sedangkan lompat jauh harus puas dengan medali perunggu.
Pada Peparnas XV di Jawa Barat tahun 2016, Dapiel turun lagi di tiga nomor yang sama dan berhasil menggondol tiga medali.
"Lompat tinggi dapat emas, lempar lembing perak, sedangkan lompat jauh dapat medali perunggu," ujar anak dari pasangan mendiang Gise Sobolim dan Sani Mohe itu.
Perbaiki rekor
Di Peparnas Papua, atlet yang pernah bertanding pada event internasional itu dimasukkan ke dalam kelas elite dan hanya boleh mengikuti satu nomor pertandingan sesuai dengan aturan yang diberlakukan dalam Peparnas kali ini.
Dapiel pun maklum karena tujuan pemisahan kelas tersebut adalah untuk pemerataan prestasi olahraga nasional dan memberi kesempatan kepada para atlet debut di ajang empat tahunan itu.
Alhasil, bungsu dari dua bersaudara itu hanya turun di nomor lompat tinggi Peparnas Papua dan memenanginya, sekaligus memecahkan rekor nasional.
Dalam lomba tersebut Dapiel mencatatkan lompatan setinggi 1,70 meter, memperbaiki rekor sebelumnya dengan lompatan setinggi 1,65 meter yang dibukukan atas namanya sendiri di Peparnas XV di Jabar.
Menjadi atlet sebenarnya tidak pernah terpikirkan oleh Dapiel. Apalagi, sampai bisa berlaga di berbagai ajang olahraga dan menorehkan prestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.
Dapiel berkisah awal mulanya menjadi atlet dimulai pada 2010 ketika tidak sengaja bertemu seorang pelatih NPC yang memintanya berlatih untuk persiapan ajang olahraga difabel pelajar di Riau.
Ternyata, feeling pelatih tak salah memilih. Dapiel sampai sekarang telah mengantongi lima medali emas, dua perak, dan satu medali perunggu.
Selepas Peparnas Papua, Dapiel pun telah dipanggil menjalani pemusatan latihan nasional (pelatnas) untuk persiapan menghadapi ASEAN Para Games 2022 di Vietnam.
"Dipanggil untuk pelatnas (persiapan) ke ASEAN Para Games Vietnam tanggal 20 November nanti," ujar Dapiel.
Dapiel pun bertekad kembali mempersembahkan medali emas untuk Ibu Pertiwi pada pesta olahraga atlet difabel tingkat Asia Tenggara itu.
Meskipun Vietnam sudah menyatakan mengundurkan diri sebagai tuan rumah ASEAN Para Games, namun pesta olahraga dua tahunan itu masih berpeluang tetap digelar karena Indonesia kemungkinan mengajukan diri menjadi tuan rumah pengganti.
Cleaning service
Dapiel terlahir dengan kaki bagian kiri lebih pendek dari kaki kanannya atau dalam istilah kedokteran dikenal proximal focal femoral dislocation (PFFD).
Namun, kondisi tersebut tak mengurangi semangat hidupnya. Malah Dapiel sudah terbiasa hidup mandiri.
Dapiel sudah merantau sejak remaja untuk mencari kerja ke kota. Berbagai pekerjaan pernah dilakoninya, mulai jadi tukang cuci piring hingga berjualan buku teka-teki silang (TTS).
Saat ini, Dapiel bekerja sebagai petugas cleaning service di sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berkantor di Jayapura.
Pekerjaan itu sudah dijalaninya sejak 2013. Dapiel bertugas menyapu halaman, membersihkan ruangan, hingga menjaga kantor.
Dapiel pun tak malu dengan pekerjaannya, apalagi LSM tempatnya bekerja mendukung penuh prestasinya di bidang olahraga.
Sebab, Dapiel acapkali harus meninggalkan pekerjaannya dalam jangka waktu lama karena mengikuti pelatnas maupun persiapan even olahraga.
Saking sibuknya bertanding, Dapiel pun sampai harus beberapa menunda rencananya menikah. Ketika sudah mau persiapan menikah, Dapiel harus menjalani pelatnas.
Namun, Tika, sang kekasih, tetap memberikan dukungan kepada Dapiel. Tikalah yang menguatkan semangat Dapiel selama enam tahun ini.
"Saya katakan difabel itu anugerah. Tuhan sudah memberikan di situ, ya di situ. Saya dorong optimis bersikap, berpikir positif, dan berjuang," Tika selalu menyemangati.
Meski bekerja, Dapiel pun tetap menyempatkan untuk berlatih agar kemampuannya tetap terasah dan bisa mempertahankan prestasi.
Maka tak salah kalau Daniel dipercaya menjadi salah satu dari lima atlet berprestasi asal Papua yang mengarak obor api saat pembukaan Peparnas, 5 November lalu.
Itulah sepenggal kisah atlet difabel yang mampu berprestasi di tengah keterbatasan fisiknya. Dapiel mampu membuka mata bangsa dengan prestasinya dan semoga menginspirasi banyak penyandang difabel lainnya.
Menukil pesan dari dialog budaya tiga atlet pada penutupan Peparnas Papua, "Jangan hitung apa yang hilang dari dirimu, tapi gunakan yang tertinggal dari dirimu untuk meraih prestasi".
Baca juga:
Jokowi Sebut PON dan Peparnas Papua sebagai Perayaan Keberagaman dan Kesetaraan
Semarak Penutupan Peparnas Papua 2021
Jokowi Tutup Peparnas Papua: Torang Hebat!
Jokowi Tonton Pertandingan Judo Sebelum Tutup Peparnas XVI Papua
Mahfud: Penyandang Disabilitas Punya Hak dan Kesempatan Sama untuk Berprestasi
Presiden Jokowi Bertolak ke Papua Tutup Pekan Paralimpik Nasional XVI
Lifter Rani Puji Astuti Pecahkan Rekor Nasional di Peparnas Papua