Mengenal penduduk minoritas penghuni rumah panggung Pulau Sabira
Arus modernisme, memaksa banyak warga beralih bangun rumah datar.
Ada pemandangan berbeda di Pulau Sabira, Kepulauan Seribu, Jakarta. Selain keindahan laut, pasir putih yang hangat dijejakkan kaki dan terumbu karang yang elegan serta indah, juga tempat tinggal penduduk di Pulau yang terletak di utara Kepulauan Seribu tersebut.
Keunikan tersebut yaitu masih terlihatnya rumah panggung. Rumah yang berbentuk dan berlapisan kayu berlantai dua itu masih ada sekitar belasan yang berdiri kokoh serta ditempati minoritas penduduk Pulau Sabira.
Salah Seorang penduduk Pulau Sabira, Tini (60) mengatakan, dirinya masih menghuni rumah panggung karena merasa betah dan mempunyai kelebihan lain dibandingkan rumah datar yang mayoritas dihuni oleh penduduk Pulau Sabira.
"Kalau lagi angin kenceng kan goyang dan takut roboh, apalagi kalau kayunya kropos, dulu masih seng sekarang mending diganti asbes atapnya. Rumah panggung gini kan bawahnya bisa ditempatin kayak bisa dipakai jualan dan tempat naruh hasil tangkapan ikan. Kalau rumah biasa yang datar kan gak bisa," kata Tini.
Dari rumah panggung itulah, Tini kemudian sejak sekitar tahun 1990 mulai membuka usaha sampingan dengan jualan makanan ringan seperti, bakso, mi, kerupuk dan berbagai macam minuman ringan.
"Lumayan buat hasil sampingan. Sehari dapat paling besar Rp 150 ribu, paling kecil Rp 20 ribu," tandas Tini yang juga bekerja sebagai pengasinan ikan bersama 3 anak perempuannya tersebut, sementara 6 orang putranya bekerja sebagai nelayan.
Selain itu, Tini mengaku sudah sekitar 20-an tahun lalu menempati rumah panggung miliknya dengan bahan kayu jenis manteru yang biasa dipakai bikin perahu.
"Saya udah 20 tahunan ini pakai rumah panggung. Bahan-bahannya dibawa dari darat kita beli. Satu bijinya Rp 25 ribu, kalau papannya per kubik Rp 70 ribu, nah kalau baut besar yang gede-gede ini beli Rp 100 ribu beli buat pondasi," ujar Tini ketika ditemui di lokasi, Jumat (19/9).
Melihat sudah banyaknya penduduk Pulau Sabira yang merenovasi rumah panggung menjadi rumah berbentuk datar satu lantai, Tini dengan malu-malu mengaku iri. Namun akibat minimnya dana. Tini mengungkapkan tidak berniat untuk merenovasi rumah panggungnya tersebut.
"Kalau anak-anak sih maunya rombak rumah, tapi saya gak mau habis duitnya susah harus punya uang banyak minimal Rp 80 juta. Coba lihat deh kayak yang rumah di depan itu saja habis puluhan juta buat bongkar rumah panggung, saya mah gak punya uang sebanyak itu, kalau ada bantuan sih mau saja rombak rumah," tuturnya.
Baca juga:
Cerita pendatang ditemui 'penghuni' mercusuar Pulau Sabira
Cerita Mistis Pulau Sabira, mercusuar dihuni 4 bule Belanda
Sejarah penghuni Pulau Sabira, hanya boleh dirikan tenda
Mengintip keindahan Pulau Sabira, 'Penjaga Utara' zaman Belanda
-
Di mana Desa Wisata Cisaat berada? Desa Cisaat di Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, baru-baru ini mendapat gelar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
-
Bagaimana desa wisata ini dikelola? “Konsep pengembangan desa wisata di Kaduela dikelola secara mandiri dan melibatkan pemberdayaan masyarakat setempat sebagai kunci keberhasilan,” terang Iim
-
Di mana Desa Wisata Nusa berada? Mengutip jadesta.kemenparekraf.go.id, Desa Wisata Nusa berada di Kabupaten Aceh Besar, Aceh bergerak dan mengembangkan desa wisata berbasis masyarakat.
-
Kapan Desa Wisata Nusa meraih juara? Desa Wisata Nusa telah menyabet juara di Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 kategori homestay.
-
Kapan Wisata Perahu Kalimas diresmikan? Bertepatan dengan Hari Jadi Kota Surabaya ke-729, pada Selasa (31/5/2022) malam, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan wisata “Perahu Kalimas Reborn”.
-
Apa saja destinasi wisata menarik yang dimiliki oleh Kabupaten Sidoarjo? Walau dikenal karena industrinya, nyatanya Kabupaten Sidoarjo juga menawarkan beragam tempat wisata menarik yang patut dikunjungi. Beberapa di antaranya adalah:Wisata Sungai PorongSungai Porong menawarkan pengalaman unik dengan pulau Sarinah yang terbentuk di tengah kawah lumpur Lapindo. Aktivitas yang dapat dilakukan meliputi memancing, menyusuri sungai, serta menikmati matahari terbit dan terbenam.