Mengenal Tanah Bengkok di Tangerang, Dilirik Pemerintah Jadi Kawasan Eduwisata
Mendes Yandri akan menjadikan kawasan eduwisata pertanian di Desa Sodong, Tangerang sebagai pilot project desa mandiri pertanian dan peternakan.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Yandri Susanto terpukau dengan potensi eduwisata pertanian di wilayah Desa Sodong, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.
Yandri meminta aparatur desa dan Pemerintah Kabupaten Tangerang dapat menata tanah bengkok atau tanah desa untuk kawasan Eduwisata Sodong, guna menunjang ekonomi dan ketahanan pangan setempat.
- Duduk Lesehan Sambil Sarungan, Potret Mendes Yandri Diskusi Membangun Desa Bareng Warga Mojokerto
- Gelapkan Dana Desa, Mantan Kades di Tangerang Bikin Proyek Fiktif untuk Dugem
- Proyek Penataan Taman Balekambang Telan Anggaran Rp170 Miliar, Diharap Bisa Tarik Minat Turis Asing
- 98,6% Tanah Sudah Terdaftar, Dampak Ekonomi di Kota Tangerang Selatan Mencapai Rp20,5 T
"Ini sangat luar biasa, sejak masuk tadi ini saya kira perlu ditata lebih baik karena potensi tanah bengkok ini sangat bagus. Coba ditata dari pintu masuk, dikasih lampu-lampu, ditambah spot-spot buat foto-foto, ditambah saung-saung," ucap Yandri di eduwisata pertanian Desa Sodong, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Rabu (13/11).
Atas ketertarikannya itu, Yandri akan menjadikan kawasan eduwisata pertanian di Desa Sodong, Tangerang sebagai pilot project desa mandiri pertanian dan peternakan.
Kawasan eduwisata Desa Sodong, Kabupaten Tangerang menempati tanah bengkok milik Desa Sodong dengan luar area lahan 6 hektare. Saat ini kawasan tersebut telah ditanami aneka produk pertanian cabai, labu, markisa, jambu biji, singkong, ubi dan lainnya.
Sementara untuk peternakan, kawasan eduwisata Sodong baru melakukan ternak hewan sapi, itik dan kambing.
Yandri berharap program makan bergizi gratis yang digagas Presiden Prabowo Subianto juga dapat dioptimalkan, dengan pemanfaatan usaha pertanian dan peternakan dari lahan eduwisata Sodong.
"Makan bergizi gratis, yang putaranya satu hari, satu dapur 3.000 porsi jangan sampai masyarakat Tangerang jadi penonton saja. Usahakan kita jangan menyuplai bahan baku dari luar, minimal itu. Apakah dia (desa) pusat padi, jagung, ubi, singkong," terang Yandri.
Yandri meminta Pemerintah Kabupaten Tangerang segera mengklasterisasi potensi desa yang ada di wilayah Kabupaten Tangerang, guna mendukung program ketahanan pangan dan kemandirian desa dengan pemberian makan bergizi gratis.
"Misalkan kecamatan ini berapa desa, misalkan kecamatan ini lumbung padi, mungkin berapa desa untuk perikanannya, atau palawijayanya menanam cabai, bisa kacang-kacangana jadi di mapping saja," bebernya.
Dengan klasterisasi atau zonasi potensi desa ini, diharapkan antar desa bisa saling bertukar produk pertanian, peternakan maupun perikanan.
"Jangan sampai nanti ketika makan bergizi gratis (MBG) itu semua menanan tomat, semua orang ngamuk dikasih tomat dan itu bisa terjadi inflasi. Cuma kalau ditata, bisa saling melengkapi dan tidak akan terjadi tumpukan produksi sehingga nanti masing-masing desa mempunyai unggulan untuk MBG," ujarnya.
"Kalau di sini enam hektare, misal 0,5 hektar buat cabai, 0,5 buat ikan, jadi di sini bisa buat eduwisata dan orang bisa kunjungi misal anak anak sekolah mau lihat ikan tuh ikannya, tomat tuh gini pohonya," ujar Yandri.
Sementara itu Pj Bupati Tangerang Andi Ony menyambut baik rencana pemerintah pusat dalam pengembangan potensi ketahanan pangan dan usaha di Sodong. Dia mengaku akan segera membuat zonasi desa sesuai potensi wilayahnya.
"Sekarang bagaimana kita mempersiapkan dalam rangka kesiapan ketahanan pangan yang ada di Kabupaten Tangerang dan ini dalam waktu dekat ini kita akan menzonasi daerah-daerah sesuai potensi daerah karena kita ada daerah laut, perikanan dan kita buat zonasi zonasi dulu. Kita akan persiapkan pola tanam, edukasi dan lainnya untuk masyarakat," terang Andi Ony.